22.

40 6 0
                                    


Om Ronald tertawa kecil, melihat tatapan Aldiano yang bisa dibilang kurang ramah dan sama sekali tak berkedip. Seakan ingin menerkam dirinya hidup-hidup saja.

"Tenang Al, kenapa natapnya gitu banget dah" Ledek Om Ronald,

"Om, tahu darimana"

"Mama kamu" Jawab Om Ronald santai.

Aldiano mengangguk, mengerti. Dia sudah salah sangka dan berpikiran negatif terlalu jauh. Padahal, Om Ronald mengetahui dari Mamanya sendiri. Betapa memalukan dan bodohnya dia sekarang.

"Kenapa bisa jadi begini? Kamu berantem"

"Gak, Om. Nolongin orang" Sahut Aldiano,

Akhirnya, Om Ronald sudah selesai memeriksa secara keseluruhan. Namun, hanya secara tampak luar. Dikarenakan, di rumahnya tak ada alat canggih seperti CT Scan dan Rontgen.

"Mending di ct scan dah, takutnya patah atau apa di dalam kan gak tahu kita"

"Ini saya beri resep salep dan obat penahan rasa nyeri dulu"

Aldiano kembali mengangguk,

"Menurut Om Ronald, ini baru atau lama memarnya?"

"Hmm, baru beberapa hari sih keliatan warnanya biru keunguan"

"Om, bisa minta tolong gak beri keterangan sebagai bukti"

Om Ronald seketika melotot tak santai, cukup terkejut tak paham jalan pikiran yang Aldiano maksud. Bukti apa dan untuk apa coba?

Jelas sih, Aldiano tak menjelaskan secara rinci, dan mendadak malah mengajukan permintaan tolong begitu.

"Untuk apa?"

"Masalah infotaiment Om"

Aldiano mulai menjelaskan semuanya dari awal, bahwa dia punya keinginan membuktikan bahwa dia tidak bersalah menggunakan keterangan dari Om Ronald sebagai bukti.

"Kurang kuat sih"

Memang benar, Aldiano sendiri sudah tahu dari awal tapi ini satu-satunya cara untuk sekarang. Tak ada cara lain, dia juga masih berkelit dengan diri sendiri menutupi Jian di depan publik. Mungkin ada jika Zelvanya memberikan dirinya saran lain nanti.

Tanpa pikir panjang Om Ronald mengangguk, menyetujui permintaan Aldiano. Dia juga tak akan tega membiarkan Aldiano yang sudah dianggap anaknya sendiri jadi hancur image dan dihina banyak orang.

"Cewek yang dikabarkan itu Jian ya" Kata Om Ronald asal tebak,

Aldiano memilih tak menjawab, dan hanya diam menundukkan kepala. Sesekali, dia mencoba mengalihkannya dengan memainkan jemari. Seakan, tak mendengar pembicaraan tersebut.

Namun, dari gerak-gerik Aldiano sudah menjawab semuanya bukan. Bahwa, memang Jian lah yang berada di video.

"Al, jauhin Jian ya"

"Kenapa?"

Om Ronald menghela nafas panjang, jujur seharusnya sebagai seorang dokter. Dia memiliki sebuah janji yaitu, tak boleh menceritakan semua masalah pasien lain ke Aldiano. Tapi, ini ada hubungannya secara tidak langsung dengan Aldiano.

"Al, Jian merupakan salah satu pasien temen Om dulu"

"Hah, maksudnya?"

"Al, mental Jian dari dulu sedikit terganggu. Mungkin karena kelakukan orangtuanya"

"Emang orangtuanya kenapa?" Tanya Aldiano, penasaran.

"Maaf, Al. Om gak bisa kasih tau seluruhnya"

Ini adalah rahasia pasien tersebut. Dia hanya bisa memberikan garis besar masalah pasien. Karena, yang berhak menceritakan semuanya adalah pasien itu sendiri.

Mau tak mau, Aldiano harus menahan rasa penasaran di benaknya. Apalagi mengenai, mengapa Jian tak pernah menceritakan sama sekali tentang orangtuanya sewaktu mereka pacaran?

Bahkan, dengan sengaja menutup-nutupi keberadaan orangtuanya. Sebenarnya, ada masalah apa Jian selama ini.

"Om, kenal Zelvanya gak"

Bukan tanpa alasan, Aldiano bertanya karena ingin tahu dari prespektif orang lain mengenai Zelvanya. Yah, kalau dari Mamah dan Aline jelas tahu kan gimana nasib Aldiano. Bakal diledek-ledekin.

Om Ronald tersenyum penuh makna, jarang sekali Aldiano menanyakan seorang perempuan padanya.

"Gak sih, cuman keliatan dari konten youtube anaknya pinter, cerdik, pemikirannya maju sama kayanya otaknya isinya bisnis uang bisnis uang.."

Aldiano setuju, dengan ucapan Om Ronald. Apalagi, bagian terakhir yang mengenai isi kepala Zelvanya hanya berkutak tentang bisnis dan uang. Berbeda, dengan perempuan pada umumnya yang suka belanja dan menghabiskan uang.

"Kenapa, kamu pacaran sama Zelvanya?"

"Enggak lah" Tolak Aldino langsung,

"Tapi, kalau Om boleh jujur mending sama Zelvanya dibanding Jian, Al. Jian bukan orang bisa dipercaya. Terlalu banyak kebohongan yang dia buat"

Deg! Kebohongan!

Rasanya terkejut bagaikan tersambar petir, saat dirinya mempercayai Jian sepenuhnya. Tapi, perkataan Om Ronald malah membalikkan keadaan.

Perkataan Om Ronald mengenai Jian dari awal hingga akhir, menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan dalam benak Aldiano sekarang.

Seperti inilah, kira-kira pemikiran Aldiano.

Apa yang sudah Jian tutupi selama ini padanya?

Apa yang membuat mental Jian terganggu?

Apa Aldiano sudah salah mempercayai seluruh cerita Jian waktu di hotel itu?

Apa benar Jian sudah menjebaknya di hotel dan gudang?

Cukup membingungkan,

Kepala Aldiano serasa mau pecah hanya dengan jalan pikiran yang kemana-mana, entah dia memang terlalu bodoh karena tak mengerti kemana arah masalah ini. Lagipula, Aldiano tipe orang yang hanya mengikuti alur dan tak suka kerumitan begini.

Oke sekian

Cukup lah ya, bikin pusing

Aku punnn, bingung kemana arah masalah ini😂

Makasihh, berikan vote dan komen harus loh yaa

💙💙💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang