73.

11 3 0
                                    


Akhirnya ke puncak..

Zelvanya disuruh singgah dulu ke rumah Aldiano. Katanya, biar mereka pergi dalam satu mobil saja. Semua urusan kantor sudah, dia selesaikan lebih cepat gara-gara ini. Sehingga, pagi ini dia sudah dalam perjalanan.

Sebenarnya, Zelvanya malas ikutan. Tapi, tak ada salahnya juga melepas penat bekerja. Dia jarang berlibur, bahkan bertemu keluarganya hanya seminggu dalam setahun. Saking, kerasnya bekerja.

Dalam perjalanan ke puncak bogor, yang cukup memakan waktu. Mereka asyik mengobrol dan mendengarkan lagu-lagu yang diputar oleh Aline.

Lagu-lagu K-Pop yang tak pernah Zelvanya dengar sebelumnya, namun ternyata cukup enak didengar. Tak hanya itu, ada suara merdu Aline mengiringi lagu tersebut.

"Al, kita singgah dulu ke minimarket beli beberapa daging buat bbq" Kata Mama Riska.

"Oke" Kata Aldiano, sembari mencari minimarket terdekat.

Setelah sepuluh menit berlalu, Aldiano akhirnya menemukan minimarket yang cukup besar dan lengkap. Aldiano langsung masuk ke area parkir dan memarkirkannya.

"Zelvanya, temenin Tante buat beli-beli yuk"

Zelvanya mengangguk, menurut saja.

Akhirnya mereka berdua turun dari mobil. Di dalam minimarket Mama Riska dan Zelvanya berjalan bersama. Tak ada yang memulai percakapan lebih dulu, terasa canggung.

Sebenarnya ada perasaan tak enak hinggap dalam diri Zelvanya, dia belum pernah meminta maaf pasal kemaren. Seperti, tak ada waktu saat mereka berduaan saja.

"Tan, maafin aku kemaren yang pas marah-marah"

Mama Riska mengangguk, dengan seutas senyuman.

"Harusnya Tante malah berterimakasih. Karena kamu, Tante bisa lebih baik seperti sekarang"

Mereka mulai memasukan beberapa daging, bumbu ataupun selada dalam keranjang troli, sesuai selembar list yang sudah Mama Riska persiapkan.

"Hai, Tante Riska" Sapa seseorang.

Lantas Mama Riska berbalik badan, melihat siapa orang yang memanggil dirinya. Dia terlihat tersenyum riang menatap Mama Riska.

Mama Riska hanya diam, tak membalas sapaannya. Dia tak nyaman ada orang ini berada disini. Sehingga, dirinya kembali fokus mencari buah-buahan. Sementara, Zelvanya tetap membalas dengan senyuman.

Itu adalah Jian. Tak disangka mereka bertemu disini.

Jian menghembuskan nafas, dia sadar diri. Mama Riska membeci dia karena ulah dirinya sendiri. Tapi, kenapa ada Zelvanya. Apa mereka sudah sedekat itu?

Dia jadi teringat kata-kata Aldiano di dalam mobil kemaren, bahwa orang yang dia sukai adalah Zelvanya.

Awalnya, tak percaya tapi melihat kejadian ini membuat Jian semakin yakin adanya hubungan spesial antara Zelvanya dan Aldiano.

"Zelvanya, yuk kita lihat kelain lagi disini gerah"

Kata Mama Riska penuh penekanan, mulai tidak nyaman melihat Jian berada di sekitarnya. Sudah diacuhkan, tapi tetap saja berpura-pura ikut mencari buah.

Zelvanya mengangguk,

Jika dilihat, Zelvanya bisa merasakan bahwa hubungan Jian dan keluarga Aldiano tak begitu baik. Mungkin, gara-gara itu semua. Apa dia harus membantu memperbaiki hubungan tersebut?

"Zelvanya, maafin Tante mungkin kamu gak nyaman Tante kayatadi. Cuman Tante kesel aja, kalau inget-inget kejadin dulu. Al sampe gak mau makan, gak mau ngapa-ngapain, hingga butuh waktu tahunan buat lupain Jian" Kata Mama Riska, setelah agak jauh.

Sembari mengantre, Mama Riska  menjelaskan hubungan mereka dulu, apalagi Jian meninggalkan Aldiano saat ingin pertunangan. Betapa hancur hati anak laki-lakinya. Dan, saat itu dia semakin membenci Jian.

Sedari awalpun, Mama Riska juga punya feeling tidak enak terhadap Jian. Melihat background model, juga seperti memiliki image buruk bagi pandangan Mama Riska sendiri. Entah kenapa terpikir begitu?

Mama Riska juga merasa Jian itu memiliki masalah terpendam dari tatapan mata. Makanya, dia kurang menyetujui hubungan mereka pada awalnya. Dan, terbukti bukan Jian tak sebaik itu.

Tapi Mama Riska bersyukur, ternyata Tuhan mempunyai rencana sendiri. Sehingga, menjauhkan orang jahat di keluarga kecilnya.

"Sebenarnya, Tante juga mengalami banyak masalah. Dulu, pernikahan Tante gak pernah disetujui. Tapi, karena kami saling mencintai. Kami melakukan berbagai upaya"

Zelvanya menganggukkan kepala, dan mendengar seksama. Tanpa ingin memotong pembicaraan Mama Riska.

"Dulu, suami Tante memperjuangkan penuh pernikahan kami sampai harus dikeluarkan dari keluarga besarnya bahkan tak dapat hak waris"

"Bahkan marga keluarga dicopot paksa" Kata Mama Riska sendu, dia juga serba salah dalam posisi ini. Dia juga tak rela suaminya hingga berkorban sebegitu besarnya.

Baru kali ini, Mama Riska secara leluasa menceritakan sedikit gambaran di masa lalu tersebut. Bahkan, kedua anaknya tak tahu apapun sampai sekarang. Zelvanya menjadi orang pertama yang dia ceritakan masalah ini.

Okee sekian cukup lah yaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Gimana suka apa enggak, aku paksa haruss sukaaa😁

😂💙😂💙😂

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang