Merasa perbincangan dengan Aldiano telah mencapai titik akhir, Zelvanya memilih permisi meninggalkan Aldiano lebih dahulu. Lagipula, Aldiano tak mau bersuara lagi setelah dia terus-menerus mengusik tentang nama perempuan itu. Entah apa yang disembunyikan, cukup mencurigakan.Baru berjalan beberapa langkah,
"Bisa gue minta nomor hp lo" Kata Aldiano,
Bodohnya, tadi Aldiano tak sempat mencatat nomor telepon Zelvanya saat handphone si Aline masih berada dalam genggamannya. Dia tak berpikir sejauh itu.
"Minta sama adik kamu" Sahut Zelvanya tanpa mau berbalik. Dan, berniat ingin melanjutkan langkah kakinya.
"Gak mau" Tolak Aldiano cepat,
Sudah bisa menduga bukan, mengapa Aldiano langsung menolak keras. Jelas, Aldiano tidak ingin malah semakin di ceng-cengin dengan adiknya lagi.
Dipikir, punya hubungan lah atau apalah. Padahal dirinya hanya ingin berkomunikasi dengan Zelvanya agar memudahkan menyelesaikan masalah ini. Tak bermaksud lebih.
Zelvanya menggeleng, menghembuskan nafas panjang. Lalu, berbalik badan kembali ke tempat semula, sembari menuliskan beberapa angka di kertas yang merupakan nomor pribadinya.
"Yaudah, saya permisi dulu" Ujar Zelvanya,
Lalu Zelvanya menutup pintu keluar dari ruangan Aldiano.
Tak berapa lama setelah berbincang singkat, Zelvanya berpamitan dengan Aline dan Mama Riska.
Akhirnya, keluar juga dari rumah Aldiano setelah kurang lebih satu jam. Jujur, dia cukup senang disambut penuh kehangatan berada di tengah keluarga ini, hanya saja terkadang mengesalkan saat dijodoh-jodohkan tidak jelas.
💙💙💙
Aldiano merenung dan terdiam cukup lama di dalam ruangan pembuatan konten, dia tengah bingung dan bimbang harus berbuat apa. Tetap menjaga rahasia Jian atau menceritakannya.
Tetapi, bukankah Jian sudah meminta tolong untuk mengrahasiakannya. Dia tak tega, membuat Jian terluka.
Namun, beberapa perkataan Zelvanya terakhir merubah segala pandangan Aldiano sekarang.
"Kamu gak lihat, cewek ini di blur artinya dia dilindungi oleh pihak yang ingin menjatuhkan kamu"
Satu lagi,
"Lindungi dirimu sendiri, baru orang lain"
Perkataan itu bagai sebuah sindiran, bahwa dirinya masih melindungi Jian hingga detik ini. Atau, mungkin masih memiliki rasa pada Jian.
"Woi, bicarain apa lo sama Kak Zelvanya tadi" Teriak Aline nyaring, memasuki ruangan Aldiano. Bahkan, sedikit menggoyangkan kursi Aldiano duduk.
Dan, itu kembali membuat Aldiano meringis kesakitan di area punggung akibat gerakan mendadak yang dibuat Aline.
"Woi, lo kenapa? Punggung lo sakit?"
"Hmm..."
"Kenapa?" Tanya Aline khawatir,
"Udah, diem. Gue mau ketemu Om Ronald dulu"
Dengan perlahan Aldiano melangkah pergi keluar ruangan meninggalkan Aline. Dia bersiap ingin keluar rumah.
Sementara Aline berdecak sebal, melihat kepergian Aldiano. Rencana yang dibuat sepertinya, bisa berakhir gagal total. Tak ada kemajuan apapun dalam hubungan Aldiano dan Zelvanya.
Akan tetapi hanya dalam waktu singkat, ekspresi Aline berubah seketika menjadi tersenyum senang.
Tepat saat sedang duduk di meja kerja Aldiano, Aline menemukan selembar kertas bertuliskan angka-angka. Aline tahu betul, itu bukan sekedar nomor biasa. Tentu, dia masih ingat jelas siapa pemilik nomor tersebut, Zelvanya.
Lumayan lah sedikit ada kemajuan.
💙💙💙
Kini, Aldiano berada di depan rumah megah milik Om Ronald, merupakan dokter kepercayaan keluarga mereka dari dirinya dan Aline masih kecil.
Dulu, memang Om Ronald pernah membuka praktik kerja langsung di rumah sakit. Tetapi untuk sekarang Om Ronald memilih membuka praktik di rumah sendiri. Lebih mudah, dan efesien waktu katanya.
Sehingga, Om Ronald beralih menjadi dokter kepercayaan beberapa keluarga di luar sana. Termasuk, keluarga Aldiano.
"Permisi, Dokter Ronald nya ada"
"Silahkan, masuk"
Aldiano mengangguk,
Lalu berjalan memasuki rumah Om Ronald, yang termasuk dalam jajaran kawasan rumah elit. Bahkan, lebih besar dua kali lipat dari rumah Aldiano. Ada pancuran, lapangan golf dan kolam renang. Benar-benar seperti istana.
Aldiano langsung memasuki rumah Om Ronald, dan ditunjukkan ke salah satu perawat menuju kamar yang biasa digunakan para pasiennya Om Ronald.
"Om,.." Sahut Aldiano, waktu melihat Om Ronald masuk ke ruangan.
"Eh, kamu ngapain" Om Ronald sedikit terkejut sesaat masuk malah melihat Aldiano sudah berada di atas ranjang pasien. Bahkan, tanpa disuruh langsung nyelonong begitu saja.
"Mau periksa punggung, dari kemaren rasanya tambah sakit sekarang"
Om Ronald tersenyum ramah, mulai memeriksa punggung Aldiano dengan menyingsing baju Aldiano ke atas untuk melihat secara keseluruhan dari tampak luar. Cukup memar dan agak biru keunguan.
Sewaktu, Om Ronald menyentuh pelan. Cukup membuat Aldino meringis kesakitan.
"Baru, ya ini"
Aldiano mengangguk,
"Oh iya kamu ada masalah apa tuh di infotaiment"
"Gosip Om"
"Al, kamu pernah punya hubungan dengan Jian kan ya"
Aldiano menatap dalam Om Ronald, dia tak pernah menceritakan hubungannya dengan Jian dari awal bertemu sampai putus sekarang ke orang sekitar. Lantas, bagaimana bisa Om Ronald mengetahui itu semua.
Apa Om Ronald mengenal Jian, dan mungkinkah mereka...???
...See you soon...
Berikan vote dan komen
Harus pake banget
Biar semangat nulisnya gitu
Suka gak
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...