Sesuai janji untuk bertemu malam ini, Zelvanya datang menemui Reno disana. Begitulah, seorang Zelvanya hanya dengan kata sesimpel bisnis berhasil memancing dia penasaran.Tringg
Lonceng berbunyi selayaknya di cafe-cafe pada umumnya, sesaat Zelvanya memasuki cafe.
"Anya" Kata Reno, cukup heboh di sudut cafe yang membuat sedikit kegaduhan hingga sebagian orang malah melihat Zelvanya.
Reno tersenyum malu, menggaruk kepala yang tak gatal. Merasa bodoh dengan tingkah laku dirinya di depan umum.
Zelvanya spontan menengok samping kanan dimana sumber suara berada. Ternyata, Reno sudah lebih dahulu sampai. Baguslah, Reno tipe orang yang menghargai waktu. Sama seperti dirinya, tak suka buang-buang waktu percuma.
Zelvanya berjalan mendekat ke arah Reno duduk disana.
"Sorry, dah lama ya" Ujar Zelvanya, sembari duduk berhadapan dengan Reno.
"Gak kok" Jawab Reno santai, dengan seutas senyuman.
"Lo suka kopi"
Zelvanya menggeleng,
"Yah.., sorry nih gue malah ngajak ke cafe begini"
"Gak papa kok, kan ada minuman lain"
Reno mengangguk, mengerti.
Sudah cukup berbasa-basi singkat, Reno melanjutkan topik pembicaraan serius mengenai suatu bisnis dan perencanaan yang dia pikirkan selama beberapa tahun terakhir. Sementara, Zelvanya mendengarkan saksama sembari memberikan saran.
"Kalau di era digital sekarang sih. Menurut saya maaf ya, kurang cocok. Lebih berbasis yang modern seperti pelayanan jasa online atau jual beli online.."
"Kecuali, memang kamu mau mencoba gak masalah" Kata Zelvanya.
Reno menganggukkan kepala berulang kali, sembari memikirkan ulang strategi dan bagaimana resiko membangun suatu usaha.
Memang untuk memulai bisnis bukan hal semudah itu. Setidaknya, butuh yang namanya suatu keberanian dalam hal mencoba.
Tak terasa, mereka mengobrolkan banyak hal dari cara awal berbisnis yang tepat hingga meyakinkan para pembeli.
Komunikasi mereka berjalan lancar dan bisa dianggap nyambung satu sama lain. Sehingga, mereka hampir lupa waktu saking keasyikan mengobrolkan hal yang berbobot.
"Astaga, udah jam 9 aja" Kata Reno melirik jam tangannya.
"Lo gak makan malam, makan disini aja gimana gue traktir sebagai tanda terimakasih gue atas saran lo" Akhir kata Reno tertawa kecil,
"Gak usah, mau langsung pulang aja"
"Oke deh, sekali lagi makasih banyak ilmunya. Dan, gue harap lo jadi orang pertama yang hadir di peresmian bisnis gue"
"Diusahakan, yaudah duluan ya"
Lalu, Zelvanya beranjak dan pergi meninggalkan Reno seorang diri.
Baru pertama kali bagi Zelvanya, bisa senyambung ini berbicara dengan pria. Entah kenapa, mereka seakan memiliki pola pikir yang sejalan.
💙💙💙
Aldiano mengurung diri hampir seharian di dalam kamar. Dia tak tahu mau ngapain, pikirannya pun masih terbayang akan Sang Papa yang entah dimana keadaanya sekarang. Sehingga, terlalu malas melakukan sesuatu. Hanya tidur-tiduran di atas kasur berkutak dengan game.
Tokk...tokkk...tokk...
Terdengar ketukan di luar pintu kamar Aldiano.
Namun, Aldiano tak peduli dan tetap melanjutkan game yang masih belum mencapai titik selesai.
"Woi, lo tuh yaa. Main mulu gak mikirin keluarga"
Teriak Aline sok dramatis, ke segala penjuru ruangan. Tak menunggu dipersilahkan, Aline masuk begitu saja.
Aldiano melirik tajam Aline sesaat, lalu kembali fokusnya ke awal sembari berkata.. "Idih.., lo sendiri tadi nonton drakor dasar gaje"
"Itu kan sebagai bentuk refreshing gue, setelah melawati berbagai masalah di hidup ini" Sahut Aline dramatis, tak luput mimik wajah yang sengaja didramatisir.
Aldiano menghembuskan nafas gusar, lama-lama capek juga rasanya punya adik begini.
"Oh iya, lo jadi nyuruh Om Ronald kemari gue takut Mama kenapa-napa"
"Iyaa, udah kok katanya dalam perjalanan" Jawab Aldiano seadanya,
"Lo gak ngasih tahu masalah foto Papah ke Kak Zelvanya?"
"Mungkin enggak" Aldiano masih berpikir bahwa seharusnya dia menyimpan masalah keluarga. Dan, menyelesaikannya sendiri.
"Kalau lo gini terus, lo malah akan mempersulit kita"
"Lagipula hanya foto, info apa yang bisa kita cari tahu"
"Dasar keras kepala" Aline berdecak sebal,
Lalu, Aline keluar dari kamar Aldiano, dengan membanting pintu kencang melampiaskan rasa kesalnya. Aldiano memang terkadang terlalu keras kepala, hingga butuh tenaga ekstra supaya lebih melunak.
Okee sekian cukup lah yaa
Berikan vote dan komentar
See you next part
Gimana part kali ini???
Kalau kalian tim Al atau Reno?
🤣🤣🤣

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...