Pagi-pagi sekali, Zelvanya terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak. Dia merasa matanya cukup terjaga sepanjang malam. Bahkan, dia hampir tak tidur sampai pagi. Mungkin dihitung-hitung sekitar dua atau tiga jam-an, dia tertidur.Sepertinya, lebih baik Zelvanya mencoba berolahraga pagi di sekitar Vila. Tak ada salahnya, daripada tak bisa lanjut tidur juga. Sembari menikmati udara segar pagi hari di Puncak.
Zelvanya membuka pintu kamarnya, pertama-tama yang dirinya lakukan adalah celingak-celinguk melihat siapa yang ada di luar. Dia menghembuskan nafas lega, saat tidak ada siapapun.
Baguslah, dia lagi ingin menghindari Aldiano. Terdengar aneh saat Aldiano, mengatakan mencoba mengenal dirinya lebih sebanyak dua kali. Aldiano tak pernah seperti itu, dia jadi agak kikuk mendengarnya.
Zelvanya berjalan mengendap-endap keluar dari Vila ini, dia tak mau bertemu Aldiano dulu selama beberapa waktu. Walau, nanti bertemu juga sih pada akhirnya. Tapi jangan sekarang.
Berhasil, Zelvanya telah melewati dapur, ruang keluarga dan tamu. Kini tinggal pintu depan. Dia menurunkan kenop pintu perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara.
Saat pintu terbuka,
Zelvanya membulatkan mata, penuh rasa terkejut. Apa semua perjuangan tadi sia-sia. Dia sudah seperti maling pakai acara mengendap segala lagi. Ternyata, orang yang dihindari berada di luar. Sial sekali nasibnya.
"Ngapain" Kata Aldiano.
Zelvanya menggeleng,
"Cuman...., pengen jogging"
"Mau gue temenin"
"Gak perlu" Tolak Zelvanya spontan,
"Oke, gue temenin"
"Gak usah"
"Yuk, cepetan" Kata Aldiano sembari berjalan lebih dulu meninggalkan Zelvanya.
Di sekitar Vila, masih ada beberapa macam pemandangan layaknya taman kecil, pepohonan dan pegunungan yang nampak dari kejauhan.
Suasana pagi hari disini, menyegarkan udaranya bersih dan sejuk. Apalagi, melihat tumbuhan yang hijau-hijau bisa sekaligus menyegarkan mata. Zelvanya menikmati semua pemandangan ini.
Akhirnya mereka berdua berjalan bersama. Walau, Zelvanya lebih banyak diam saat diajak Aldiano mengobrol.
Zelvanya juga tak menyangka Aldiano bisa banyak berbicara. Padahal, anaknya keliatan pendiam dan kurang dalam
berekspresi. Entah kerasukan jin apa."Hmm, lo pernah suka sama orang enggak"
Zelvanya menatap Aldiano sekilas, dia masih bingung. Lantaran Aldiano jauh berbeda daripada pertama kali mereka bertemu dulu. Cuek dan tak penasaran dengan orang lain.
Tapi, lihat sekarang. Zelvanya merasa bersama dengan orang yang berbeda.
"Woi, kok diem aja"
Zelvanya menghembuskan nafas,
"Enggak" Sahut Zelvanya malas.
Respon Aldiano hanya mengangguk- nganggukkan kepala,
Setelah satu jam berlari singkat di sekitar sana, mereka sampai di salah satu taman terdekat dari Vila. Mereka pun memilih duduk beristirahat dulu di kursi panjang yang disediakan. Sebelum melanjutkan pulang kembali ke Vila.
"Lo mau gue beliin apa?"
"Enggak usah" Jawab Zelvanya.
"Bentar" Aldiano berjalan meninggalkan Zelvanya seorang diri.
Lihatkan, betapa menyebalkannya tingkah Aldiano.
Sejak tadi, seakan omongannya tak didengarkan. Zelvanya menggeleng, sudah pasrah dan terbiasa sedari awal memang begitu tak pernah berubah tingkah seenaknya Aldiano.
Tak berapa lama, Aldiano datang kembali ke tempat mereka semula. Dia membawa beberapa makanan, cemilan, bahkan sampai topi.
"Ini" Aldiano langsung memasangkan asal topi ke kepala Zelvanya. Lalu, baru setelah itu kepala dirinya sendiri.
"Untuk apa beli topi?" Tanya Zelvanya agak bingung, lantaran kondisi disini masih dingin dan belum muncul terik matahari.
"Kasian tadi ada anak kecil nawarin, gue beli aja dua"
Zelvanya mengangguk, mengerti.
"Ini bubur ayam favorit gue, ini juga susu kedelai favorit gue cobain"
Mereka mulai menyantap makanan dan minuman yang Aldiano bawa. Dengan menikmati pemandangan pegunungan walau dari kejauhan.
"Gimana enak gak?" Tanya Aldiano,
"Enggak" Jawab Zelvanya ngasal.
"Beneran gak suka, yaudah gue beliin yang lain. Lo mau apa?" Kata Aldiano berhenti makan lalu ingin beranjak, untuk membelikan makanan lain.
"Enak kok"
Zelvanya tersenyum kecil, dia hanya ingin menge-test pendengaran Aldiano. Habisnya dari kemarin omongannya seperti angin lalu. Seringkali terabaikan gitu aja.
Kini giliran Aldiano menggelengkan kepala berulang kali, tertawa kecil. Ternyata, Zelvanya bisa bercanda juga.
"Ini minum susunya masih hangat"
Zelvanya menurut, dia spontan meneguk susu beberapa kali. Memang, dirinya juga menyukai sesuatu makanan atau minuman yang pas lagi hangat. Terasa lebih enak.
Setelah selesai, mereka mulai membuang sampah bekas makanan dan minuman ke tong sampah terdekat.
"Yuk, balik nanti lama-kelamaan lo nyaman lagi berduaan sama gue"
Zelvanya hanya menatap Aldiano tajam, tak mau menjawab apa-apa.
Oke sekian cukup lah yaa
Berikan vote dan komentar
See you next part
Gimana part kali ini, suka apa enggak
Kalau enggak suka, nanti biar suruh Aldiano nyariin apa yang kalian suka dehhhh 😂😂Khusus part mereka berdua
💙😂💙😂💙

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...