Semenjak ucapan Zelvanya beberapa waktu lalu, Mama Riska mengalami sedikit banyak perubahan. Dia lebih menata hidupnya mengisi waktu dengan banyak hal positif seperti bermeditasi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.Selain itu, Mama Riska juga fokus memperhatikan kedua anaknya. Banyak waktu luang yang diisi bersama. Entah menonton film, memasak makanan tertentu.
Ini cara terbaik mengalihkan pikiran buruknya dengan mencari kesibukan lain. Sehingga, pikiran itu perlahan hilang dengan sendirinya.
Kali ini, Mama Riska juga jauh lebih bertekad dari sebelumnya. Dia harus membuktikan ke orang pengirim itu bahwa dia tidak selemah dipikirkan.
Prioritas Mama Riska sekarang adalah dirinya dan kedua anaknya. Tentu, Sang suami masih memiliki tempat tersendiri di hatinya.
"Al, Aline mau dibuatin apa?" Tanya Mama Riska ceria.
"Makanan yang Mama masak pasti Al makan" Aldiano tersenyum lebar,
Aldiano berharap Sang Mama benar-benar sudah pulih seperti sedia kala. Bukan sementara, seperti waktu itu. Walau, nanti ada video ataupun foto lagi semoga Mama Riska tetap kuat dan tak menyakiti dirinya sendiri.
"Ma, buatin nastar buat Aline ya" Pesan Aline lagi,
"Asiapp"
Aldiano tersenyum, permasalahan ini sudah mencapai titik terang. Kini, dia bisa fokus mencari dalang di balik semua yang terjadi di antara mereka berempat.
"Ma, mau jalan-jalan gak" Tanya Aldiano, ini salah satu membantu Sang Mama merefreshingkan otak dan beban pikiran dengan mengajak liburan bersama.
"Hmm.., gimana ya boleh lah malam minggu ke puncak kita barbeque-an. Tapi, Al ajak Zelvanya ya" Akhir kata Mama Riska menaikkan alis, dengan seutas senyuman penuh makna.
Aldiano berpikir sejenak, nama seseorang tersebut membuat dia bingung. Lantaran, Zelvanya akan susah sekali untuk diajak. Apalagi, untuk acara begini. Pasti bagi seorang Zelvanya, tak ada untungnya juga ikut.
"Iya, Al usahain"
Tak ada salahnya Aldiano membujuk Zelvanya beberapa hari ke depan hingga setuju. Lagipula, ajakannya disaat malam minggu seharusnya tak ada masalah karena besok hari libur.
Aldiano pergi dari ruang keluarga, menuju lantai atas di kamarnya. Dia harus mulai dari sekarang untuk bujuk-membujuk Zelvanya. Karena, tak mungkin semudah itu.
Di dalam kamar, Aldiano langsung menghubungi Zelvanya. Tapi, ya begitulah belum ada jawaban dari sana.
Hingga, percobaan ke-10. Aldiano tak menyerah menghubungi Zelvanya.
"Halo, kenapa?" Tanya Zelvanya lebih dulu.
"Gue bisa minta tolong gak?"
"Enggak" Tolak Zelvanya langsung,
"Besok kebetulan Mama gue ultah, lo datang kemari beri kejutan bisa"
"Enggak"
Aldiano mendengus kesal, tapi tetap dirinya harus bersabar. Ini demi Sang Mama, dia harus berkorban.
"Kalau gak mau gue jemput besok di kantor"
Tak ada suara apapun. Hanya hening hitungan detik. Aldiano juga sengaja tak bergeming, menunggu jawaban dari Zelvanya.
"Gitu terus ngancemnya gak ada cara lain"
Aldiano tertawa kecil,
"Sama, malam minggu lo bisa ikut kita ke puncak gak"
"Kalo bilang enggak, kamu tetap maksa kan"
"Tuh tahu"
Lalu, Zelvanya malah mengakhiri sambungan dahulu. Padahal, mereka belum mencapai kesepakatan. Tapi, Aldiano memilih membiarkan saja selagi masih ada ancaman tersebut. Zelvanya tak mungkin menghindar.
💙💙💙
Keesokan harinya, Zelvanya sudah bersiap menuju rumah Aldiano. Namun, sebelumnya dia harus pergi membelikan kue ulang tahun beserta kado.
Zelvanya melihat-lihat beberapa kue yang terpajang di rak pendingin. Ada berbagai macam kue mulai rasa dan bentuk yang unik.
Pilihan Zelvanya jatuh pada kue lucu berbentuk hati berwarna merah. Dari luar sangat menarik dengan hiasan cream diatasnya. Lalu, tangannya bergerak membuka rak tersebut.
"Hei, Anya"
Sapaan itu menghentikan gerakan tangan Zelvanya mengambil kue dan malah menengok ke samping kanan, penasaran melihat seseorang yang memanggil dia.
"Andre"
"Lo, ngapain beli kue siapa yang ulang tahun?" Tanya Andre berbasa-basi.
"Cuman kepingin aja"
Andre mengangguk,
"Oh, iya ini Jordan. Lo masih ingetkan" Kata Andre penuh semangat saat memperkenalkannya, sembari menepuk pundak Jordan yang di sampingnya.
Jordan sendiri tersenyum agak malu, menatap lekat Zelvanya.
Sementara, Zelvanya membalasnya tersenyum tipis serta mengangguk sebagai formalitas bertemu teman. Dia sebenarnya tak nyaman di situasi ini, tapi dirinya beranggapan sudah seharusnya sopan dengan orang lain, siapapun itu.
"Sayang banget kalian gak ketemu pas reuni di resto kemaren"
Zelvanya diam, mendengarkan saja omongan Andre. Dia bingung juga harus merespons apa.
"Habisnya lo pulang duluan sih"
"Oh gitu" Jawab Zelvanya seadanya.
Zelvanya masih tetap tersenyum dan menganggukkan kepala berulang kali, dia jadi kikuk sendiri. Tapi, biarlah semoga mereka tak berbicara panjang lebar. Dia ingin segera pergi darisini.
Oke sekian cukup lah yaa
Berikan vote dan komentar
See you next part
Gimana part kali ini, sudah teramat kacau kahh
Sampai sini udah tahukan siapa dalangnya, kayanya part selanjutnya bakal kebongkar atau enggak yaa😂
💙😂💙😂💙

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...