Flashback beberapa puluh menit...Zelvanya hampir saja ketinggalan jejak dari beberapa orang yang menculik Mama Riska dan Aline. Beruntungnya, dia mulai mengenali jalanan ini. Dia ingat betul, lokasi ini tempat dimana mereka pernah mengorek berbagai macam informasi sewaktu Aldiano terkena masalah. Tapi, memang belum tahu kebenarannya. Hanya dengan perasaan.
Masih setengah perjalanan, Zelvanya menyuruh Reina menghubungi polisi dan ambulance bergantian. Walau, tak terjadi apa-apa sekalipun atau malah tak ada orang disana. Tetapi, akan lebih aman bagi semua pihak maupun mereka berdua.
"Halo, kami dari pihak kepolisian. Ada yang bisa dibantu?"
"Saya minta beberapa polisi dengan kelengkapan senjata untuk ke gudang ini di jalan..."
Zelvanya tergesa-gesa menjelaskan detail alamat gudang yang dituju.
"Maaf, kami tak bisa mempercayainya. Karena, beberapa kali ada kasus yang tak sesuai dengan keadaan sebenarnya"
Zelvanya menghembuskan nafas gusar, dia memutar otak supaya meyakinkan pihak kepolisian tersebut. Apapun yang terjadi, mereka harus bersedia.
"Pak, saya siap ganti rugi berapapun nominalnya kalau ini laporan palsu. Simpan nomor telepon saya, saya jamin gak akan kabur. Laporkan saya kalau sampai ucapan saya salah. Saya siap masuk penjara"
Reina menyenggol Zelvanya, menaikkan alis. Tak sampai harus mempertanggung jawabkan masuk penjara segala, bukan.
Tetapi, tak ada pilihan lain. Ini Zelvanya lakukan demi keselamatan mereka juga.
"Baik, kami segera kesana. Tapi, saya minta data lengkap pelapor.."
Zelvanya tak sungkan memberikan data identitasnya secara lengkap. Dia yakin bahwa dirinya tak mungkin memberikan informasi yang salah. Dia melihat adegan penculikan jelas di depan mata.
"Terakhir, saya benar-benar minta tolong semua polisi datang dengan kelengkapan senjata supaya lebih aman dan tak terjadi hal yang tak diinginkan"
"Oke, kami segera ke lokasi yang telah Ibu sampaikan"
"Baik terimakasih"
"Sekarang, telepon ambulance" Kata Zelvanya sembari fokus memegang setiran, meminta Reina menghubungi pihak lain. Biar dia yang bicara nanti.
"Tapi, Bu.." Kata Reina, dia menganggap ini terlalu berlebihan.
"Rei, kita gak tahu apa yang terjadi disana. Kita harus lebih berhati-hati"
Zelvanya siap bertanggungjawab sendiri atas segala risiko yang yang diputuskan. Dia juga akan mempertaruhkan nama baik dirinya sekaligus nama perusahaan.
Tak sesusah dengan pihak kepolisian, pihak ambulance dengan mudahnya menerima informasi dan pergi ke tempat lokasi yang diberikan. Walau, memang ada beberapa pembiayaan yang harus dikeluarkan karena lokasi cukup jauh dari jangkauan.
Akhirnya, mereka berdua sampai di lokasi tujuan. Dugaan Zelvanya ternyata benar adanya mengenai lokasi disini. Itu terbukti dari beberapa kejauhan sudah banyak orang berjaga di depan gudang. Bahkan, mereka memiliki senjata. Entah darimana mendapatkan itu semua??
Pasti, ilegal..
Zelvanya yakin bahwa penculikan ini bukan sekedar penculikan biasa. Ini akan berakhir pembunuhan. Seperti rencana yang pernah Reno beberkan pada Reina. Pasti, hari ini sudah nampak jelas dari kesiapan Reno memperketat penjagaan di luar.
"Kita tunggu sebentar, sampai polisi datang"
Reina mengangguk,
"Rei, pakai handphone saya buat ngelive di instagram saya. Sekalian rekam semua dari depan sampai dalam, biar pihak kepolisian enggak bisa mengelak bukti dipertontonkan jelas ke depan publik"
Sekali lagi, Zelvanya hanya berjaga-jaga. Sebagaimana, katanya orang memiliki kekuasaan lebih tinggi dengan mudah bebas atau mendapat keringanan atas hukuman yang telah dilakukan.
Mereka berdua menunggu momen yang tepat keluar dari tempat persembunyian. Lebih tepatnya, menunggu kedatangan pihak kepolisian.
Dorr....
Terdengar jelas dari luar gudang suara tembakan tersebut.
"Bu, gimana nih Bu" Kata Reina, dirinya mulai ketakutan seandainya benar-benar terjadi hal buruk di dalam sana. Sedikit banyak, dia menyalahkan diri karena pernah ikut andil dengan Reno.
"Kita tunggu" Percuma pikir Zelvanya jika turun sekarang. Mereka berdua juga ikut dalam bahaya. Sehingga, lebih baik mereka menunggu di luar. Lagipula, tak bisa menyelamatkan, malah berakhir sia-sia.
Tak lama dari itu...,
Dorrr.....
"Bu.." Kedua kalinya terdengar suara tembakan. Perasaan Reina dibuat tak tenang sama sekali. Dia bingung harus berbuat apa.
Zelvanya menghubungi pihak kepolisian, agar meminta secepatnya datang kemari. Zelvanya menjelaskan ini masalah hidup dan mati seseorang. Sehingga, kalau bisa lebih cepat lebih baik.
Syukurlah, akhirnya pihak kepolisian datang. Zelvanya mengatur strategi bersama agar mereka segera masuk tanpa ketahuan.
Dari luar, Zelvanya sengaja memancing anak buah Reno dengan rekaman suara aneh di semak-semak supaya sebagian dari mereka penasaran datang kesana.
Zelvanya juga meminta polisi sebisa mungkin tak melakukan penembakan disaat berada di luar. Karena itu akan menimbulkan suara yang membuat orang di dalam curiga. Dan, bisa-bisa malah membahayakan sanderaan di dalam.
Yes, sekejab polisi berhasil bertarung sengit dan mengambil alih posisi. Walau, harus mengendap-endap dari belakang gudang untuk melakukan penyerangan.
Setelah berhasil, Zelvanya dan Reina berbarengan masuk tepat di belakang polisi. Reina sudah memulai livenya di instagram Zelvanya.
Pertama kali, memasuki gudang. Beberapa polisi berhasil menahan serangan dari anak buah Reno.
Saat melihat Aldiano terkapar di lantai dari kejauhan, cukup mengenaskan.
Dalam benak Zelvanya,...
Maaf, Al saya terlambat
Ada rasa bersalah karena terlambat membantu Aldiano. Seandainya, lebih cepat ini tak mungkin terjadi. Pasti, keluarga ini semuanya selamat.
"Rei, jangan merekam Al" Peringat Zelvanya, agak ekstrim soalnya.
Reina mengangguk,
Lalu, Zelvanya lebih cepat mendekati Aldiano. Harapannya hanya satu semoga ambulance segera datang dan Aldiano bisa bertahan. Dia juga harus menahan darah yang keluar.
Reno pun tak bisa berkutik, dia menahan rasa sakit pada tangan yang terluka. Dan, tangan satunya tetap berusaha kembali mengambil senjata yang terjatuh.
Namun, sayangnya polisi tahu niat buruk Reno sehingga mereka menembak sekali lagi pada lengan Reno. Sampai akhirnya, polisi menangkap dirinya.
Mata elang Reno menatap tajam melihat Reina. Dia cukup membenci saat rencana ini tak berhasil, karena ulah seseorang.
Semoga Al benar-benar mati
Oke sekian ini ending atau bukan sihh menurut kalian hehe🤣🤣
...tamat..
Kalau mau dilanjut komen dan vote ya
Sekian dan terimakasih sudah mengikuti cerita ini sampai akhir
Arigatou
Kamshamnida
Xiexie
💙💙💙

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Storie d'amore(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...