YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)

44.

Zelvanya mempersiapkan diri untuk melakukan konferensi persnya besok. Dia harus menyiapkan bahan apa saja yang harus dibawa saat konferensi di mulai. Dia tak mau asal-asalan, semua harus sesuai dengan rencana.

Apalagi, ada suatu insiden buruk yang terjadi kemaren tepatnya saat bersama Aldiano. Mereka dibuntuti mobil yang sama sekali tak dikenali. Beruntung, waktu itu Zelvanya cepat tersadar dengan melihat spion. Jadi, mereka berhasil kabur.

Ini jelas membuat mereka berdua jauh lebih berhati-hati lagi berkomunikasi. Karena, memang ada seseorang yang mengintai dan ingin tahu rencana mereka selanjutnya.

"Permisi, Bu"

Tak berapa lama, Reina memasuki ruangan Zelvanya.

"Bu, saya sudah kontak awak media masalah konferensi besok"

"Iya, Rei. Makasih yaa"

"Oh iya, saya minta tolong rahasiakan ini dari siapapun" Begitulah kira-kira pesan tambahan Zelvanya, dia merasa tetap harus berjaga-jaga walaupun di kantor sendiri.

Entah kenapa Zelvanya, tak mudah mempercayai orang lain. Kecuali, Reina seseorang yang sudah menjadi kaki tangan kepercayaannya sejak awal terbentuk perusahaan.

"Baik, Bu. Oh iya, maaf sebelumnya apa Bu Zelva dengan Pak Al ada rencana lagi setelah ini"

Zelvanya menatap dalam Reina beberapa detik,

"Hmm.., sepertinya tidak ada. Tumben sekali kamu bertanya"

Zelvanya merasa aneh saja, biasanya Reina paling tak suka dirinya bekerja sama dengan Aldiano. Kini, mengapa Reina malah bertanya-tanya.

"Enggak... papa, hmm.. cuman apa dengan begini investasi Pak Al masih terus berlanjut" Kata Reina, setelah melihat adanya pemberitaan mengenai Aldiano membuktikan diri tak bersalah.

"Tentu, karena dalam kontrak tertulis jelas bahwa jangka waktu investasi selama lima tahun"

Reina menganggukkan kepala,

"Bu, kalau butuh bantuan mengenai apapun entah masalah perusahaan, bahkan Pak Al bisa minta tolong saya"

Zelvanya kembali menatap Reina untuk kedua kalinya, dia merasa ada sesuatu yang berbeda dari seorang Reina. Reina yang selalu menyuarakan untuk segera membatalkan kontrak. Tapi, secara tiba-tiba Reina berubah mendukung.

"Tumben kamu terlihat mendukung, biasanya kan kamu pengen kita mengakhiri kontrak"

"Anu.. Bu hm, kan gak baik juga kalau lama-lama saya terus-terusan minta Bu Zelva membatalkan kontrak yang pasti gak mungkin bisa dibatalkan. Bukankah lebih baik saya mendukung keputusan Bu Zelva sekarang"

Zelvanya mengangguk, mengerti.

"Yaudah, Bu kalau gitu saya permisi"

Reina melangkah lebih cepat keluar dari ruangan Zelvanya. Dia juga tak nyaman membohongi Zelvanya.

💙💙💙

Di luar ruangan, Reina menyenderkan tubuhnya ke belakang pintu. Jantung Reina cukup berdebar kencang, dia menarik nafas lalu menghembuskan.

Sejujurnya, Reina tahu ini tindakan yang salah. Tak seharusnya, dia mau secara sukarela bekerjasama dengan pria gila itu. Tapi, dia hanya ingin membalaskan dendam pada Aldiano.

Seandainya, Reina tak tahu hal ini lebih cepat. Perusahaan Zelvanya pasti pada akhirnya di ujung kebangkrutan. Bukan tanpa alasan, sosok pria tersebut punya banyak cara menghancurkan orang lain.

Bahkan, Reina pernah melihat berita yang sudah lama dihilangkan bahwa tersiar kabar ada seseorang bunuh diri gara-gara berurusan dengannya. Maka dari itu, Reina tak terima Aldiano hanya membawa kesialan untuk Zelvanya.

Dan, satu lagi. Ada rahasia Reina yang dia simpan rapat-rapat. Sebenarnya memang bisa dibilang sejak awal ada perasaan benci tersendiri pada Aldiano karena beberapa hal lainnya yang tak ingin Reina ungkit-ungkit.

Mereka kontrak investasi berjangka sampai lima tahun ke depan

Sebelum lo bales dendam sama Al, kita harus hentikan kontrak mereka dulu

Begitulah pesan singkat Reina, kepada seseorang. Reina mengenalnya pun, karena sebelumnya pernah bertemu di masa lampau. Mereka pernah dekat dulu.

Bagaimanapun caranya, Reina harus menghancurkan rencana dan kontrak mereka dahulu. Kemudian, membiarkan orang gila itu melancarkan aksinya.

Sekian cukup lah yaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Gimana part kali ini