69.

12 3 0
                                    


Setelah, menyiapkan kue beserta kado spesial Zelvanya sedang di perjalanan menuju rumah Aldiano. Pembicaraan tadi bersama Andre juga memakan waktu, sampai-sampai Aldiano menghubungi dirinya lagi.

Jika bukan demi Mama Riska, jujur Zelvanya males melakukan semua ini. Hanya saja, dia memegang prinsip bahwa harus sopan dan menghargai orang yang lebih tua.

Sesampainya di depan rumah Aldiano, Zelvanya menghubungi Aldiano lebih dulu untuk mengabari.

"Halo, lo lama banget sih" Kata Aldiano lebih dulu,

Zelvanya menaikkan alis, rasanya ingin sekali dia meluapkan emosi. Tapi, sudahlah tak ada gunanya.

"Ini saya di depan rumah kamu"

"Bagus, lo langsung masuk kebetulan Mama di kamar. Jadi kita semua langsung kesana buat surprise-in"

"Iya"

Jawab Zelvanya malas, entah mengapa dia harus ikutan segala memberikan surprise. Memang, dirinya sudah masuk bagian dari keluarga ini. Ah iya, dia lupa dirinya sudah dianggap pacar Aldiano.

Zelvanya mematikan sambungan telepon, lalu mengambil kue dan kado tersebut di kursi samping pengemudi. Dia mengikuti arahan dari Aldiano.

Kemudian, Zelvanya keluar mobil dengan membawa barang bawaan hingga kesusahan. Kedua tangannya penuh membawa kue dan kado yang berukurkan cukup besar.

Sebelum masuk ke dalam rumah, Zelvanya memberikan pesan dulu pada satpam rumah Aldiano.

"Inget ya kabarin saya sama Aldiano apapun tentang orang itu"

Zelvanya sendiri juga sudah mencoba puluhan kali menghubungi orang tersebut dengan nomor teleponnya. Namun, tidak pernah diangkat-angkat.

Sang satpam hanya mengangguk pasrah,

Tak lama, Zelvanya masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Lagipula, sudah diizinkan oleh pihak pemilik rumah.

💙💙💙

Sementara itu, sebenarnya Reina diam-diam semenjak tadi membututi Zelvanya kemanapun tepatnya setelah pulang kerja. Intinya, Reina mengikuti Zelvanya seharian.

Awalnya, tak ada masalah apa-apa Zelvanya hanya singgah ke Mall. Namun, setelah itu dirinya sadar bahwa jalan rumah Zelvanya bukan disini.

Reina sungguh tak percaya, Zelvanya setega itu membohongi dia. Padahal, mereka terbilang cukup dekat.

Reina langsung menancapkan gas, pergi disaat Zelvanya keluar dari mobil. Dia sudah berhasil mendapat informasi bagus untuk seseorang.

Selain itu, ternyata semua penguntit sudah menghianati mereka. Waktu agak jauh dari perumahan, Reina sengaja berhenti di pinggir jalan untuk menghubungi orang tersebut.

"Halo, lo tahu ternyata Zelva curiga sama gue"

"Maksud lo?" Tanyanya.

"Iya, ternyata Zelva sama Al masih kerjasama. Gue ngikutin Zelva yang malah sampai di rumah Al"

"Pantesan Anya neleponin gue pakai nomor itu. Dasar sialan, oke gak perlu basa-basi lagi kita langsung ke intinya saja. Biarin mereka bersenang-senang dulu"

"Lo yakin, apa itu gak terlalu kejam"

"Bukannya lo juga menginginkan yang sama. Lo benci Al kan"

Reina membenarkan ucapannya, dia memang punya dendam tersendiri dengan sosok Aldiano yang sudah menyakiti perasaan adiknya. Tak hanya itu, adiknya bahkan berkorban demi menolong Aldiano sampai rela koma bertahun-tahun.

Tapi, karena dia tak punya kekuasaan untuk berbuat sesuatu menghukum Aldiano, selama bertahun-tahun dia hanya diam tanpa membalas.

Hingga, akhirnya Reina menemukan seseorang yang memiliki rasa dendam dengan masalah masing-masing. Namun, Reina masih punya perasaan tak sampai hati kalau membahayakan orang lain.

"Tapi, Zelva gak masuk hitungan kan" Kata Reina khawatir,

"Lo takut" Akhir kata, dia tertawa kencang,

"Tenang aja, gue hanya menghancurkan keluarga Al karena udah berani nyakitin orang-orang yang gue sayang"

"Oh okee"

Reina bernafas lega, sebenarnya dia tahu sejak awal tak seharusnya bersekutu dengan seseorang yang tak memiliki perasaan. Siapapun akan dilawannya jika tak satu pemikiran.

Banyak juga kasus yang katanya bunuh diri padahal pembunuhan gara-gara orang ini. Hanya saja, semua orang disuap sehingga tak ada yang berani bicara.

Reina sedikit mengetahuinya, karena banyak gosip juga sekilas berita yang beredar.

"Rei, gue yang harus ngebunuh mereka satu persatu dengan tangan gue sendiri" Sahutnya lagi berapi-api.

Reina meneguk ludah, apa orang ini masih kategori manusia. Mana bisa sampai setega itu, membunuh orang lain di depan mata kepala sendiri.

Dasar benar-benar orang gila.

Oke sekian cukup lah yaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Sorry guys belum hehe tetap tungguin yaa🤣

💙😂💙😂💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang