Hari ini mulai dari pagi hingga siang sungguh melelahkan bagi Zelvanya, terlalu banyak pekerjaan yang harus diurus. Contoh seperti pemantapan pemasaran frozen food produk terbaru, pembukaan franchise restoran. Belum lagi, mengeluarkan produk ramah lingkungan.Dan, baru-baru ini Zelvanya sudah meyakinkan hati menginvestasikan sebagian penghasilannya ke dalam bentuk saham.
"Bu, maaf menganggu"
Tanpa permisi dan mengetuk pintu, Reina terburu-buru masuk ke dalam ruangan Zelvanya. Bahkan, sampai berlari-lari segala sampai ke meja kerja Zelvanya.
Zelvanya hanya mengerutkan kening,
"Ada apa?" Tanya Zelvanya bingung.
"Bu, kemaren jadi colab sama Pak Aldiano gak Bu" Tanya Reina hati-hati, takut salah bicara.
Zelvanya mengangguk, dia membenarkan hal itu.
Reina menghembuskan nafas gusar, dia memberanikan diri menunjukkan sebuah video mengenai berita Aldiano yang sudah tersebar luas. Berita yang cukup menghebohkan dunia youtube.
"Maaf Bu, apa tidak sebaiknya, Pak Aldiano membatalkan mengupload konten youtube bersama dengan Ibu" Reina menggigit bibirnya, dia merasa sudah terlalu lancang ikut campur. Padahal, ini bukan urusannya sama sekali.
Zelvanya menganggguk, dia mengerti apa yang sedang Reina khawatirkan. Seandainya, ada gosip yang timbul antara dirinya dan Aldiano. Secara tidak langsung, ini tentu akan memberikan dampak buruk terhadap reputasi perusahaan.
Bahkan, mungkin adanya pihak pesaing yang sengaja menjatuhkan perusahaan dengan cara tersebut.
"Baik, biar saya yang urus semuanya. Terimakasih sudah memberitahukan ke saya"
Reina mengangguk, lalu mengambil handphone yang diletakkan di meja.
"Kalau begitu saya permisi, Bu"
Setelah menyampaikan hal menurutnya penting, Reina pun keluar dari ruangan.
Terbesit rasa penasaran akan Aldiano, tangan Zelvanya bergerak lincah di atas laptop untuk mencari tahu mengenai berita terbaru Aldiano lebih lanjut. Sebenarnya, dia tak semudah itu mempercayai berita beredar.
Lagipula dalam dunia entertaiment, hal serupa sudah banyak terjadi untuk menjatuhkan karier seseorang. Jadi, sebagai netizen harus pintar-pintar dalam memilah berita benar atau tidak.
Walaupun hanya dalam hitungan jam bertemu Aldiano. Zelvanya bisa melihat sosok Aldiano merupakan sosok yang dingin, kaku dan pendiam. Rasa-rasanya, tidak akan mungkin melakukan hal senekat dan sebodoh ini.
💙💙💙
Hampir seharian Aline menghabiskan waktunya hanya menangis cecegukan meratapi laptopnya. Ini memang bisa dianggap bodoh, Aline hampir membaca satu per satu komentar yang menyakiti Kakak serta dirinya sendiri.
Terkadang Aline membalas komentar yang dianggapnya terlalu kejam tersebut, dengan akun anonim.
Spesies kaya Al, gak pantas hidup
Salah satu komentar semacam ini, jujur sungguh membuat hati Aline meradang. Siapapun yang di posisi Aldiano pasti merasa jatuh terpuruk.
Aline membalas pun, masih tahu tutur kata dan sopan santun.
(Jaga ketikan mu, emang kamu sudah sesempurna itu)
Aline tak pernah menyangka, dunia entertaiment di Indonesia sekejam ini. Komentar orang-orang bisa seenaknya dan tanpa memikirkan perasaan dan mental orang lain.
Bunuh diri aja lo gak guna
Aline meneteskan air mata, lalu menggelengkan kepala bagaimana bisa dalam sekejab semua komentar positif berubah menjadi negatif.
Gue lihat adeknya juga kecentilan, jangan-jangan cewek gak bener lagi
"Lo ngapain, ayo makan" Ajak Aldiano yang baru menutup pintu kamar Aline.
Aline segera menghapus jejak air mata, dan merubah mimik wajah seperti biasa. Walau, masih terlihat jelas sembab.
Aldiano masuk, dan langsung melangkah menghampiri Aline yang duduk di kasur sambil menggunakan laptop. Aldiano penasaran, mencoba melirik sekilas laptop dan otomatis melihat apa yang sedang Aline lakukan sekarang.
"Ngapain, lo baca-baca komentar"
Aline terdiam, tak bisa melontarkan sepatah katapun. Dia mengigit bibir, menahan tangisan takutnya pecah di depan Aldiano.
Tangan Aldiano menutup laptop Aline,
"Gue sita laptop lo, sana makan"
Tanpa persetujuan dari pemilik, Aldiano langsung merampas laptop tersebut. Lalu, keluar dari kamar Aline begitu saja.
Ini terpaksa Aldiano lakukan, dia tahu betul bagaimana karakter adiknya, Aline. Memang sih Aline terlihat seperti anak yang ceria, ramah dan mudah tersenyum seakan tak memiliki masalah apapun.
Namun, dibalik itu semua Aline gampang terpengaruh dan terlalu emosional sehingga kadang bisa stress sendiri karena pendapat orang lain.
Aldiano sendiri juga bingung karena masih tak mengetahui handphone itu berada dimana. Padahal, seingatnya dia tak pernah memindahkan ke tempat yang jauh. Selalu berada di kamar atau paling tidak di ruangan kerja.
Tungguin lagi yaa, menurut kalian rada lama ya alur ceritanyaa
Terimakasih telah membaca hingga part ini
Suka enggak sihhh, berikan vote dan komentar
See you next part💙

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...