8.

71 8 0
                                    


Akhirnya setelah Aline berhasil membujuk Aldiano dengan susah payah, mereka berkumpul makan bersama. Selagi makan, Mama Riska tak jarang menambahkan beberapa jenis lauk ke piring Zelvanya, saat terlihat mulai habis.

Sebenarnya, Zelvanya sudah mencapai titik tertinggi dalam hal kekenyangan. Tapi, dia tak bisa berkata untuk menolak sesuatu. Dia tak mau menyakiti perasaan orang lain.

"Mah, udah kali" Tegur Aline, yang kasian dengan Zelvanya. Padahal, tadi bilangnya cuman nyicip. Tapi, malah seperti makan jumbo.

Mama Riska tersenyum menyengir, dia melakukannya secara spontan bukan bermaksud apa-apa.

Sementara Aldiano diam dan tak peduli, dia menyuapkan makanan seorang diri seakan tak ada siapapun di sekitarnya.

"Al, menurut kamu Zelvanya gimana?" Akhir kata Mama Riska tersenyum berbinar-binar,

Zelvanya meneguk ludah, terlihat agak kebingungan dengan maksud dari pertanyaan yang dilontarkan untuk apa menyangkut mengenai dirinya segala. Sebenarnya, kemana arah pembicaraan ini.

Zelvanya mencoba berpura-pura tak mendengar, dia menyuapkan makanan ke mulutnya.

Aldiano mengerutkan alis, sembari melihat Zelvanya sekilas. Lalu kembali menatap Mamanya.

"Kenapa?" Tanya Aldiano bingung,

"Kok kenapa sih, Mama tuh nanya memurut lo gimana Kakak Zelvanya"
Ucap Aline, menjelaskan ulang. Tentu, dengan rasa gondok dengan sikap sok bingung Kakaknya. Padahal, Aline yakin Aldiano mengerti maksud perkataan Mamanya.

"Gue dah selesai makan, nanti nyusul ke ruangan buat konten" Ucap Aldiano, terkhusus pada sang adik terlihat dari tatapan matanya.

Merasa tak nyaman dengan arah topik pembicaraan ini. Aldiano memilih lebih baik pergi dari sana. Dia beranjak meninggalkan mereka bertiga.

"Maaf, ya Kak. Begitulah, Kak Al jadi rada ngeselin semenjak putus"

Dalam hati, Aline terlampau kesal dengan sifat songong Aldiano untuk kedua kalinya. Dia tak terima Aldiano melengos pergi. Apalagi, Zelvanya tamu yang sangat-sangat spesial bagi Aline.

Sungguh mengesalkan.

"Iya, gak papa"

Sebenarnya, bukan masalah bagi seorang Zelvanya. Jika Aldiano bersikap seenaknya begitu pada dirinya, dia sama sekali tak peduli. Selama tidak ada sangkut pautnya dengan kemajuan karier bisnisnya.

Sepenglihatan Zelvanya, sifat Aldiano jauh berbeda saat di dalam dan di luar konten youtube. Dimana, sewaktu di dalam konten Aldiano penuh keceriaan dan terlihat murah senyum. Namun, saat bertemu secara langsung Aldiano sosok yang dingin dan terlihat pendiam.

Seperti yang Aline jelaskan tadi, semua ini ada pengaruh dari putus hubungan Aldiano dengan mantannya.

Zelvanya semakin yakin, berpacaran adalah hal yang buruk bukan hanya menghabiskan waktu percuma. Tetapi, menghancurkan karakter seseorang.

💙💙💙

Setelah selesai menyantap makanan, Aline mengajak Zelvanya menuju ruangan kerja Sang Kakak. Dimana, disitulah Aline dan Aldiano membuat berbagai macam konten.

Dan, dari karakter Aline yang Zelvanya lihat tak jauh berbeda dengan saat berada di konten. Sebagaimana, Aline mudah bergaul, memulai pembicaraan dan mudah mencairkan suasana dengan pembawaan yang ceria.

Seperti sekarang, ada saja percakapan yang dimulai Aline.

"Kak Zelvanya pernah pacaran, gak sih" Tanya Aline penasaran,

"Gak pernah"

"Hah.., beneran. Padahal, Kak Zelvanya tuh cantik pake bingit tahu"

"Kamu juga cantik"

"Ih, bisa aja Kak Zelvanya"

Keduanya tersenyum satu sama lain. Tak ada kecanggungan yang terjadi.

Tak terasa setelah beberapa menit, mereka sampai di depan ruangan kerja Aldiano. Memang terbilang jauh, lantaran berada di lantai tiga.

Sewaktu membuka pintu, Aline mempersilahkan Zelvanya masuk terlebih dahulu. Namun, setelah itu..

"Kak, masuk dulu ya. Aku mau ke toilet dulu"

"Eh,.."

Kemudian, Aline beranjak pergi menuju toilet.

Zelvanya terdiam, dan kikuk sendiri setelah menutup pintu.

Suasana di dalam ruangan terasa tegang dan mencekam beberapa menit. Dimana, disini hanya ada Aldiano dan Zelvanya yang hening dan tak bersuara sama sekali.

Zelvanya sambil berdiri, menunggu kehadiran Aline yang datang kemari dengan beberapa kali melirik pintu.

"Duduk" Ucap Aldiano datar,

Zelvanya mengangguk, lalu duduk di sofa.

Aldiano berdiri dari posisi duduk sebelumnya di kursi gaming. Dia mendekat ke arah Zelvanya. Ada beberapa hal yang ingin ditanyakan sekaligus disampaikan.

Zelvanya sedikit mendongakkan kepala saat Aldiano tepat berada di depan dirinya.

"Ini, lo lihat pertanyaan yang akan ditanya"

Zelvanya menerimanya saja, lalu mulai membaca lembaran kertas yang berisi beberapa pembahasan dalam konten.

"Kalau ada, yang gak mau gue ganti pertanyaan nya"

"Oke, gak ada masalah"

Sahut Zelvanya, sembari membaca satu per satu pertanyaan yang ada. Selagi tak menyerempet ke masalah pribadi.

"Dan, masalah chat dm itu bukan gue. Tapi Aline" Tegas Aldiano, dia tak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan perempuan ini. Apalagi, Sang Mama dan adiknya terlihat kompak sekali untuk menjodohkan mereka.

Zelvanya mengangguk, malah dia merasa senang ternyata Aline yang memulai percakapan dengannya.

"Satu lagi, selama di konten gue akan bersikap profesional. Seperti yang lo lihat di konten gue"

Zelvanya kembali mengangguk,

Zelvanya semakin mengerti, bagaimana sosok Aldiano. Dia tipe orang yang tak ingin urusan pribadi tercampur dengan yang namanya pekerjaan. Sehingga, Aldiano bersikap seolah-olah dia senang, ceria dan tak terjadi apapun dalam konten. Tapi, di luar itu semua Aldiano bersikap sebaliknya. Dia kembali menjadi dirinya sebenarnya.

...Oke sekian guys..

Tungguin lanjutan

Dah, cukup panjang

Vote dan komen harus

💙💙💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang