28.

47 6 0
                                        


Zelvanya menganggukkan kepala, dia menjadi mengerti mengapa mendadak Aldiano mau menceritakan segalanya tanpa ditutup-tutupi. Jelas, semua ini ada hubungannya dengan hati Aldiano yang terluka dan itu ulah Jian.

Padahal, dari awal pun Zelvanya sudah bilang kalau dia curiga akan Jian yang bersekongkol. Hanya saja, Aldiano masih mempercayai Jian. Mungkin, Aldiano perlu bukti yang kuat.

"Nanti, apa kamu bisa cari cctv apartemen Jian"

"Oke" Jawab Aldiano singkat,

"Nanti biar yang cctv hotel sama gudang, saya yang ngurus"

Tak mungkin, bukan kalau Zelvanya yang melakukan semua tugas itu. Dia juga, banyak urusan bisnis miliknya sendiri. Bukan hanya, mengurusi masalah Aldiano. Inilah pentingnya kerjasama bisa saling membantu dan berbagi tugas satu sama lain.

"Iya" Sahut Aldiano lagi,

Zelvanya menggelengkan kepala, baru saja Aldiano banyak bicara daritadi. Kini, kembali seperti semula dingin dan cuek.  Entah sosok tadi benar-benar adalah Aldiano.

"Yaudah, saya keluar" Kata Zelvanya sembari tangannya mendorong kenop pintu mobilnya.

Namun saat pintu baru setengah terbuka malah bertepatan dengan suara perut Zelvanya berbunyi. Jujur, itu membuat Zelvanya terdiam sejenak, dia merasa malu melakukan hal tak sepantasnya di depan orang lain. Memang, dia sudah terbilang sering mengalami perut yang keroncongan.

Beberapa kali, Zelvanya pernah melewatkan makan siang atau makan malam. Apalagi, saat terlalu fokus akan pekerjaan. Dia benar-benar menikmati waktu bekerja.

"Laper" Tanya Aldiano,

"Saya keluar" Sahut Zelvanya, tak sesuai konteks pembicaraan.

Baru satu kaki Zelvanya yang keluar,

"Bentar, nih tadi gue beli burger" Aldiano mengambil bungkusan di kursi belakang.

"Gak usah" Tolak Zelvanya, lalu ingin beranjak pergi.

Beruntung, Aldiano cukup tanggap sehingga berhasil menarik paksa tangan kanan Zelvanya, kemudian meletakkan salah satu burger yang memang tidak sengaja dia beli karena ada promo hemat di salah satu fast food. Kebetulan, dia membeli karena itu kesukaan Aline.

"Makan"

Zelvanya menghembuskan nafas gusar, terpaksa dia mengurungkan niatnya untuk menolak daripada mereka berdua saling keras kepala dan berujung adu mulut. Hanya membuang-buang waktu.

💙💙💙

Dalam suatu ruangan yang minimalis didominasi warna hitam dan cukup tertutup ada seseorang laki-laki yang misterius duduk di kursi tempat kerja dengan senyuman sinis tergambar di wajahnya.

"Al, sudah sepantasnya keluarga lo hancur" Kata laki-laki itu, berapi-api.

Sembari melihat beberapa berita buruk Aldiano serta komentarnya di laptop.

Benar, ini semua rencana dan ulahnya bersama Jian. Dia melakukan semua ini juga bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang membuat dirinya sangat membenci keluarga Aldiano.

Laki-laki itu melirik sekilas saat handphone miliknya berdering,

Tak berapa lama, tangannya bergerak mengangkat.

"Bos, ada seseorang yang membantu Aldiano"

Dia menaikkan alis, bingung. Lantaran, tak menyangka seorang Aldiano yang dari dulu dia pantau tak memiliki banyak teman ataupun kerabat, mendapat bantuan.

"Siapa?"

"Saya kirim beberapa fotonya, namanya Zelvanya dari perusahaan.."

Laki-laki itu menganggukkan kepala, penasaran dengan sosok Zelvanya yang dimaksud. Dan, sedikit terlintas dalam benaknya.

Apa mungkin Zelvanya yang tengah dia pikirkan sekarang?

"Oke, nanti saya cek" Potongnya,

Kemudian, sambungan telepon terputus begitu saja.

Dengan rasa penasaran yang cukup besar, kini laki-laki tersebut beralih ke aplikasi whatsapp. Dan, memilih kontak teratas yang baru mengirim beberapa foto.

Anya, pikirnya

(Foto Zelvanya disaat di dekat rumah Aldiano, dan parkiran basement perusahaan)

Laki-laki itu tersenyum miring, dia cukup familiar dengan perempuan itu. Karena, mereka pernah sekelas waktu SMA. Namun, dirinya terpaksa harus pindah gara-gara berita buruk keluarga besarnya.

"Anya,.." Laki-laki itu tersenyum sinis kedua kalinya,

"Sayang sekali, padahal dulu gue pernah suka sama lo"

"Sayang sekali, padahal perusahaan lo cukup hype di kalangan remaja"

"Anya, lihat aja nanti"

Ucapanya, dengan tatapan penuh makna melihat beberapa foto yang jelas tampak dari depan Zelvanya di sekitar rumah Aldiano.

Bisa dibilang, kini dirinya kemungkinan akan memantau mereka berdua dalam waktu bersamaan. Intinya, siapapun yang membantu Aldiano pasti sedikit banyak akan ikut kena imbasnya.

Tinggal tunggu waktu mainnya. Dia mulai memikirkan rencana-rencana matang ke depannya. Terutama, untuk keluarga Aldiano.

Sekian, cukup lah yaa

Berikan vote dan komen harusss pake bangetttt

Tunggu lanjutannya

See youu next part

Makin kacau gak, bingung aku tuhh entahlah biarin🤣

💙💙💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang