Beberapa hari ini, Zelvanya dan Aldiano terbilang cukup sering dalam hal berkomunikasi. Namun, pelantara yang mereka gunakan hanya lewat telepon. Tentu, hanya sebatas saling memberi informasi satu sama lain. Sehingga, urusan Aldiano juga terselesaikan.Walaupun, Zelvanya sendiri cukup lelah dan kewalahan mengatur waktu dan segalanya dimana produk baru miliknya tak terasa akan diluncurkan pada besok hari. Sungguh, penantian panjang. Dan seperti yang kita tahu, Zelvanya pasti ingin benar-benar perfect pada hari tersebut. Tanpa kekurangan apapun.
"Jadi, kamu gak diizinin buat lihat cctv nya"
Zelvanya mengakui, permintaan untuk melihat cctv. Kadang kala, tak terpenuhi karena beberapa kendala pada SOP masing-masing apartement, hotel atau tempat umum tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi tamu lainnya. Sepertinya, memang harus ada pihak kepolisian yang turut serta. Sehingga, pihak disana mau tak mau mengikuti permintaan mereka.
Namun, yang jadi pertanyaan di benak Zelvanya, mengapa bisa rekaman cctv di hotel bocor ke hadapan publik? Padahal, penjagaan mereka cukup ketat. Apa kemungkinan ini pihak darisana yang telah sengaja menyebarkan?
"Iya, gak bisa. Lo ada cara lain"
"Ada,.." Ucap Zelvanya sedikit ragu untuk memberitahukannya.
Namun, inilah satu-satunya cara yang terlintas di otak Zelvanya. Terdengar cukup ekstrim. Tetapi, cara ini cara agar masalah Aldiano lebih cepat selesai.
Bukankah, Aldiano ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. Yah, walau pasti akan memancing banyak pihak nanti pada awalnya. Namun, mereka lebih mudah mendapatkan bukti.
"Apa?" Tanya Aldiano langsung, tanpa pikir.
Zelvanya mulai menerangkan ide-idenya secara detail pada Aldiano. Jika, Aldiano tak berkenan pun dengan pemikirannya maka tak masalah, tak perlu dilanjutkan.
Tapi begitulah, pasti prosesnya lebih memakan waktu. Karena, jujur cukup susah mendapatkan bukti secara nyata tanpa adanya pihak darisana yang mau diajak bekerja sama.
💙💙💙
Dari perbincangan dengan Zelvanya selama beberapa menit tadi. Apalagi, mengenai rencana tersebut. Tanpa banyak pikir, Aldiano menyetujui. Sungguh, otak Zelvanya memang cerdik dan pintar dalam menangani suatu masalah secara mendetail dan punya banyak rencana ke depan. Berbeda dengan pemikiran sempit dirinya.
Sebenarnya, sejak awal pun seorang Aldiano bisa saja kalau bersikap bodoh amat dengan berita hoaks yang tengah beredar. Lagipula, seiring berjalannya waktu akan terlupakan juga berita bodoh tersebut.
Namun begitulah, ada sesuatu yang mengganjal sehingga membuat hati Aldiano bergejolak dan tak terima. Terutama, jika semua ini ada sangkut pautnya dengan keluarga. Aldiano benar-benar benci dengan siapapun yang berani menyenggol keluarganya.
Mengingat, banyaknya komentar dan hujatan negatif teruntuk Aldiano sekeluarga. Sehingga, Aldiano tak ada pilihan lain, melakukan pembelaan bahwa dirinya tak bersalah.
"Woi,.." Kata Aline mengagetkan, muncul mendadak di hadapan Aldiano.
"Ngapain lo" Ketus Aldiano,
"Ini, kita diberi hampers sama Kak Zelvanya namanya nuggetsa" Jawab Aline, tersenyum penuh makna.
"Oh" Sahut Aldiano tak tertarik,
Berbanding terbalik dengan Aline yang semangat empat lima, sampai-sampai baru datang hampersnya di lantai bawah yang dia datangi pertama kali malah Aldiano.
"Nih ada ucapannya,.." Aline menunjukkan kertas ucapan.
Aldiano menghembuskan nafas, lalu beranjak pergi dari ruangan kerjanya. Dia sama sekali tak tertarik, perlu dikatakan berapa kali.
"Untuk Aline dan Aldiano sekeluarga. Ini ada hampers nuggetsa semoga pada suka yaa. Terimakasih. Salam hangat dari Zelvanya" Aline membacakannya.
Akhir kata Aline tersenyum lebar, dia merasa semua rencana berjalan dengan lancar dan sebagaimana semestinya. Aldiano dan Zelvanya menjadi semakin dekat.
Jujur kini, Aline sudah tak peduli dengan komentar jahat orang-orang lagi. Yang terpenting, Kakaknya dapat bucinan baru dan membuat Kakaknya bahagia seperti dahulu.
Tak berselang lama, Aldiano keluar dan menutup pintu ruangan kerjanya.
Saat, Aldiano ingin bergegas ke lantai tiga menuju kamar pribadi untuk beristiharat sejenak. Tak sengaja, perhatian dia teralihkan pada sebuah jendela besar yang menampakkan sekumpulan orang yang berada di depan rumahnya. Entah siapa lagi mereka.
Aldiano menghembuskan nafas panjang, apalagi yang akan dia hadapi.
Sekian, cukup lah guysss
Berikan vote dan komentar yaa
See you soon
Sorry kalau agak gak nyambung hehe🤣
![](https://img.wattpad.com/cover/280372819-288-k377301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Roman d'amour(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...