72.

13 3 0
                                    


Setelah mengetahui beberapa informasi penting dari Jian, Zelvanya memulai menyusun sedikit rencana.

Jian dan semua penguntit harus berpura-pura mendukung Reno layak biasanya sehingga tidak timbul rasa curiga. Mereka harus seakan-akan memberikan banyak informasi pada Reno tentang Zelvanya dan Aldiano.

Menggabungkan antara kebenaran dan dibumbui kebohongan. Pasti, Reno lebih memberi kepercayaan terkhusus pada Jian. Ini kesempatan emas bagi mereka masuk.

Anggap ini masih rencana kecil, Zelvanya belum tahu ke depannya bagaimana. Tapi, yang jelas tujuan mereka harus mendapatkan bukti supaya mempenjarakan Reno.

Setelah selesai makan, dan sesekali mengobrol. Semua penguntit pamit lebih dulu. Dan, tinggal menyisahkan mereka bertiga di ruangan tersebut.

"Yaudah, saya pulang dulu ya Al, Jian" Kata Zelvanya, kemudian berdiri.

"Gue juga mau pulang, oh iya semua makanan udah gue bayar"

Kata Aldiano ikut-ikutan berdiri.  Dia tak ingin dalam suatu ruangan tinggal berduan dengan Jian. Lagipula, ini memang sudah waktunya pulang. Sudah selesai semua pembahasan tadi.

"Oke, saya pamit" Zelvanya tersenyum lalu keluar dari ruangan.

Sementara Jian hanya duduk terdiam sejenak memperhatikan langkah kaki Aldiano dari belakang hingga keluar tak terlihat. Dia terlalu terpesona dengan Aldiano, walau hanya dari belakang.

Lantas, Jian menyusul berdiri sewaktu semua orang sudah keluar dari ruangan. Selama pembicaraan dari awal sampai akhir tadi tidak sekalipun Aldiano menatap dirinya, dia seperti tak dianggap disini.

Sungguh menyakitkan,

Jian mengangguk, ini waktu yang tepat menjelaskan semuanya pada Aldiano. Jika, tidak Aldiano selalu salah paham tentang dirinya. Jian bergegas keluar dia harus bertemu Aldiano.

Langkah kaki Jian bergerak cepat dari biasanya, matanya bagaikan elang mencari mangsa. Untung, masih di dekat pintu keluar restoran. Berarti, Tuhan masih memihak mereka.

"Al" Kata Jian, sembari menahan lengannya.

Aldiano berbalik badan, menatap Jian datar. Kemudian, menarik paksa lengannya yang dipegang Jian.

"Bisa gue jelasin semuanya, Al" Kata Jian dengan tatapan penuh harapan.

Aldiano menghembuskan nafas berat,

"Gak perlu" Tolaknya.

"Gue masih sayang sama lo, Al" Jujur Jian, dia akan meluapkan perasaan sayangnya yang tak pernah pudar walau mereka sudah saling menjauh.

"Gue suka orang lain"

"Lo serius?" Tanya Jian tak percaya, mereka cukup lama berpacaran. Apa secepat itu kenangan mereka hilang?

Apa hanya Jian sendiri yang masih setia pada Aldiano hingga menunggu momen yang tepat untuk memulai kembali semuanya dari awal. Semua harapan, hanyalah ekspektasi dirinya sendiri untuk membuat dia tenang dan bahagia.

"Padahal, gue ingin memperbaiki semuanya Al. Gue gak bermaksud jahat. Maafin gue" Kata Jian sendu, menahan air mata ingin jatuh.

"Al, intinya gue terpaksa lakuin itu untuk mempertahankan karier model gue. Gue diancam Al" Tambah Jian.

Aldiano mengangguk, mengerti.

Semua itu sekarang percuma, dia sudah menganggap semua urusan mengenai hubungannya dengan Jian telah usai. Sehingga mau perjelaskan seperti apapun, Aldiano tetap tak peduli.

Ternyata rasa takut berlebihan yang dipikirannya kemaren tak muncul, bahkan Aldiano sudah tak ada rasa iba lagi dengan Jian. Artinya, sudah jelas Aldiano tak memiliki perasaan terhadap Jian.

"Al boleh gue nebeng lo kan plis yang terakhir" Jian masih berusaha, selagi hubungan Aldiano tak lebih dari rasa suka seharusnya tak masalah.

Aldiano terdiam,

"Al yaa gue mohon" Jian merapatkan kedua tangannya, dia tak merasa malu dilihat orang di depan umum. Dia akan memperjuangkan Aldiano sebagaimana mestinya.

Ini hukuman bagi dirinya, yang sudah menyakiti perasaan Aldiano di masa lampau. Sehingga, tak masalah untuk berjuang lebih. Dia yakin Aldiano pasti akan luluh suatu hari nanti.

"Al, plis apa gak kesempatan apapun untuk gue. Padahal, gue sengaja membongkar ini semua demi lo"

Perkataan itu membuat Aldiano, sedikit tersentuh. Ingat, tak ada maksud lain hanya ingin membalas budi.

"Oke, tapi lo harus diem" Kata Aldiano, lalu keluar dari restoran.

Jian tersenyum bersorak-sorai penuh kemenangan, ini awal yang baik. Dia akan mencoba sedikit mengungkit masa-masa indah mereka saat bersama. Siapa tahu Aldiano masih ingat dan akhirnya...

Kembali padanya.

Sekian cukup lahh yaa

Berikan vote dan komentar

See you next part

Kalian tim siapa sih?
Tim Zelva atau Jian😂

Suka enggak atau kacau. Jujur aku ngerasa aneh aja gitu hehe

😂💙😂💙😂💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang