82.

10 3 0
                                        


Zelvanya meregangkan otot-otot yang agak kaku, setelah berkutak di depan laptop selama tiga jam lamanya. Dia tinggal pulang dan mengistirahatkan tubuhnya.

Zelvanya sendiri juga turun tangan menyiapkan map dan menjelaskan materi dalam pertemuan besok siang dengan calon investor luar negeri. Dia sungguh tak sabar, menanti hari besok.

Satu hal lagi, dia sebenarnya sembari mengorek-ngorek informasi mengenai Reno dan keluarga Aldiano. Apa mereka memiliki hubungan penting?

Baru saja, Zelvanya menyadari Mamanya Aldiano pernah bercerita tentang betapa sulitnya mereka dulu dalam menikah. Ini memunculkan spekulasi bahwa salah satu dari orangtua Aldiano kemungkinan merupakan bagian dari keluarga besar Ardisyah. Masih dugaan sementara.

Apalagi, Aldiano memberitahu adanya foto keluarga Ardisyah di rumahnya gudang yang dulu. Ini menjadi salah satu bukti kecil, walau tak berdasar sama sekali.

Tokk..tok..tokk

Tak berapa lama, ada seseorang masuk ke dalam ruangan Zelvanya.

"Permisi, Bu. Ada yang ingin saya sampaikan"

Reina mengatur nafas, jantungnya pun berdegup kencang tak beraturan. Hari ini juga, Reina memutuskan bahwa dia akan berkata sejujur-jujurnya dengan Zelvanya. Keputusan ini diambil setelah berpikir selama beberapa hari terakhir.

Ternyata, Reina tak sampai hati jikalau harus membunuh orang lain. Hatinya tak tegaan, walau sakit hati karena adiknya koma karena Aldiano. Tetapi, ini bukan cara yang benar membalas dendam.

Zelvanya menatap Reina dalam, seperti ada yang aneh dari gelagat Reina. Apa ini menyangkut Reno?

"Kamu kenapa??"

Reina menunduk, saking bersalah dan tak sanggup menatap Zelvanya. Kedua tangannya saling menggenggam satu sama lain untuk menguatkan.

"Bu, maafin saya"

Reina menarik nafas kemudian menghembuskannya.

"Saya sudah bohongin Bu Zelva, saya diam-diam kerjasama dengan Reno karena saya punya dendam sama Pak Al"

Reina menggigit bibirnya, dia takut salah menyampaikan. Lalu, Reina melihat sekilas ekspresi Zelvanya yang datar dan tak memberikan jawaban apapun.

Ini membuat Reina semakin takut, apa kini dirinya akan dipecat.

"Kenapa tiba-tiba ngaku?"

Zelvanya tak terlalu terkejut, dia sudah menduga bahwa Reina memang ikut andil. Melihat betapa tak sukanya Reina dengan Aldiano sejak awal, lalu sekejab berubah drastis. Itu terlalu nampak bagi Zelvanya.

"Bu, saya hanya takut Reno melakukan hal yang lebih buruk"

"Maksud kamu?"

"Apa Bu Zelva gak marah setelah ini?"

Terlalu banyak ketakutan dalam benak Reina. Dia juga sudah nyaman bekerja di perusahaan Zelvanya.

"Enggak, saya gak marah. Setidaknya, kamu sudah ngaku lebih dulu"

"Apa yang mau Reno lakukan?" Tanya Zelvanya lagi, penasaran.

"Membunuh.." Reina tak sanggup menyelesaikan kata-katanya.

Zelvanya mengangkat alisnya, tak percaya. Dia tak salah dengar bukan. Ini sungguh di luar nalar manusia.

"Maksud kamu, membunuh mereka"

Reina mengangguk,

"Akhir-akhir ini Reno sudah membiarkan keluarga Al bersenang-senang. Saya juga tahu Bu Zelva ikut liburan di Puncak dengan mereka. Jadi kemungkinan besar beberapa hari ini keluarga Al dalam bahaya"

"Reno tahu" Tanya Zelvanya bingung,

Bukankah beberapa orang suruhan Reno sudah berpindah keberpihakan pada dia dan Aldiano. Apakah mereka hanya berpura-pura tandatangan di atas kertas?

"Reno tahu kalau pesuruhnya sudah tak bisa diharapkan. Sehingga, menyuruh orang lain mengikuti kalian diam-diam"

"Maaf, Bu Zelva. Jujur saya yang beritahu Reno. Sekali lagi saya minta maaf"

Zelvanya menganggukkan kepala berkali-kali, mau marah dan emosi pun sekarang sudah percuma. Tak mengubah hasil apapun pada akhirnya, sekarang lebih baik dirinya membantu keluarga Aldiano.

"Saya akan ke rumah Al sekarang"

"Biar saya temani, Bu"

Ini sebagai bentuk tanggung jawab Reina sudah menghancurkan keluarga orang lain hanya untuk dendam sesaat. Dia telah disadarkan oleh rasa kemanusiaan.

Mereka bergegas keluar ruangan dan berjalan beriringan menuju lift. Hati Zelvanya benar-benar tak tenang, dia juga berharap semoga dugaan Reina tak terjadi.

"Oh ya, Bu. Sebenarnya, Lisa di bagian keuangan juga ikut andil membantu Reno. Hanya saja, bagi Reno dia kurang memberikan dampak apapun. Tapi, Bu laporan keuangan perusahaan bisa di manipulasi jika Reno menyuruh Lisa untuk mengubah isinya dan yang lebih berbahaya lagi menyebarkannya ke media"

Astaga..

Zelvanya terdiam sesaat, sembari berpikir.

Walau Reina sudah meminta Reno agar tak melakukan hal gila itu. Tapi, seorang Reno bisa saja sekejab berubah pikiran. Entah, apa ucapannya bisa dipercaya. Lebih baik berjaga-jaga dahulu demi citra perusahaan.

"Oke, kita urus itu semua nanti"

Semisal, sampai merugikan perusahaan sekalipun. Zelvanya merasa lebih baik menyelamatkan hidup orang daripada keuntungan. Lagipula, uang itu masih bisa dicari nanti.

Oke sekian cukuppp lah yaa

Berikan vote dan komen

See you next part

Gimana part kali inii

Entahlah udah terlalu kacau

💙😂💙😂💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang