Sekarang, Zelvanya berdiri tepat berada di depan rumah Aldiano. Dia sudah mempersiapkan semua berkas untuk penandatanganan mereka. Tak hanya itu, ada hal penting yang ingin Zelvanya diskusikan bersama Aldiano secara langsung."Misi, Pak saya mau ada perlu dengan Al"
Si satpam langsung membukakan pintu gerbang pagar, tak seperti sebelumnya.
Zelvanya melangkah masuk ke dalam pekarangan rumah. Namun, dia tak berani masuk. Dia merasa asing sehingga harus dipersilahkan pemilik rumah terlebih dahulu, baru boleh masuk.
"Silahkan, Mbak"
Zelvanya menggeleng,
"Saya tunggu disini, apa bisa bapak panggilkan orang di dalam"
Zelvanya tak mau sembarangan, masuk ke dalam rumah orang begitu saja. Dia menganggap itu tindakan tak pantas dan sopan, menyelonong masuk ke rumah orang tanpa izin.
Pak satpam mengangguk, dia melangkah masuk.
Dalam hitungan menit, Zelvanya melihat kedatangan Aline mengembangkan senyuman.
Aline mendekati Zelvanya,
"Kak, kok gak langsung masuk"
Zelvanya tersenyum,
"Hmmm, gak enak"
Aline mengeryit heran,
"Emang Kak Zelvanya lagi makan"
"Bukan itu maksudnya Aline, Kakak ngerasa aneh aja masuk ke dalam tanpa izin"
Aline mengangguk, sebenarnya dia niatnya ingin mengajak bercanda. Eh, malah jadinya begono. Nampaknya, Zelvanya memang sebelas duabelas dengan Aldiano yang dingin kuadarat. Jadi, yah gitu susah diajak bercanda.
Cocok lah mereka berdua,
"Mulai sekarang, Kakak boleh masuk ke rumah ini kapan aja" Ucap Aline, dengan senyuman manisnya.
Zelvanya pun hanya bisa membalas dengan senyuman, tak bisa berkata-kata.
"Yaudah, masuk Kak"
Zelvanya pun melangkah masuk, berjalan membelakangi Aline.
Saat baru masuk di depan pintu, Zelvanya langsung disambut ramah dengan Mama Riska.
"Yuk, masuk. Sekalian makan malam aja ya"
"Maaf sekali, Tan. Saya ada kesibukan lagi nanti malam"
Untuk pertama kalinya, dengan terpaksa Zelvanya harus menolak karena memang dirinya harus pergi lagi, dalam rangka pengecekan cabang baru. Dia memang suka turun langsung mengawasinya.
"Yah,.." Mama Riska kecewa,
Aldiano yang baru turun ke lantai bawah untuk mengambil air minum, tak sengaja melihat Zelvanya dari kejauhan.
"Langsung ke atas" Ujar Aldiano nyaring, menatap Zelvanya dalam.
Spontan mereka bertiga berbalik menatap Aldiano. Aldiano yang acuh, dia langsung naik ke lantai atas menuju ruang kerja.
"Permisi Tan, Aline" Zelvanya melangkah masuk melewati mereka dan menuju tangga menuruti perkataan Aldiano tadi.
Saat Zelvanya mulai menjauh, Mama Riska melambaikan tangan pada Aline agar lebih mendekat padanya.
"Mereka ngapain, pedekate" Bisik Mama Riska.
Aline tersenyum penuh makna,
"Doain aja Mah, semoga lancar"
"Amin" Sahut Mama Riska, dengan penuh harapan.
Sebenarnya, dalam hati Mama Riska masih ada rasa emosi bercampur kecewa melihat batang hidung Aldiano. Namun, hari ini Aldiano beruntung emosi itu mulai mereda, disaat melihat kedekatan antara Aldiano dan Zelvanya.
Yah, walaupun sedikit banyak masih kecewa dengan ulah sang anak. Tapi, bagaimanapun juga Aldiano tetap anaknya. Semarah apapun nantinya, paling tak akan bertahan lama.
💙💙💙
Aldiano dan Zelvanya duduk bersama di sofa, sembari berdiskusi beberapa hal mengenai konteks yang ada di kontrak perjanjian.
"Ini terlalu lama menyelesaikan masalah gue, tiga bulan" Aldiano membaca lembaran berkas yang diberikan Zelvanya.
"Selambat-lambatnya tiga bulan, ini juga masalah yang cukup ribet dan memakan banyak waktu"
"Gak bisa sebulan aja"
Zelvanya menggeleng, dia tak ingin tergesa-gesa dan keputusan cepatnya malah merugikan Aldiano ke depannya.
"Apa gak terlalu besar, gue investasi 5 Milyar"
"Tidak, itu masih wajar"
Aldiano mengeryit heran, bagaimana bisa nominal sebesar itu dibilang wajar. Bisa diibarakan, hampir separuh kurang tabungannya terkuras.
"Tenang, kamu tidak usah takut saya jaminan jika uang kamu tidak kembali"
Zelvanya jelas, melihat wajah Aldiano penuh rasa kekhawatiran. Padahal, ini bukan sejenis investasi bodong ataupun penipuan. Perusahaan miliknya nyata, ada tempat dan lengkap informasi keseluruhannya bahkan laporan keuangan tahunan.
Tak lama, Aldiano pun menandatangani kontrak tersebut. Begitupula selanjutnya Zelvanya. Tentu, dengan sebuah meterai menandai kontrak mereka sah secara hukum.
"Saya mau nanya-nanya dulu boleh kan"
"Tentang apa?"
"Kejadian yang sebenarnya"
Inilah waktu yang tepat, bagi Zelvanya membahas saat Aldiano di hotel dan gudang berdasarkan bukti foto serta cctv. Apa yang sebenarnya terjadi. Dan, darisitu dia bisa mengambil kesimpulan bahwa Aldiano dijebak atau bagaimana.
Oke sekian guysss
See you soon
Berikan vote dan komen harus
Suka gak, Aline sama Mama Riska gimana menurut kalian hehe😀
💙💙💙

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romans(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...