Semua masalah penguntit juga satpam sudah terselesaikan. Sampai, akhirnya mereka setuju ikut bekerja sama berada di pihak mereka. Kini kembali ke awal, masalah Aldiano tentang Mamanya. Mereka berdua duduk di ruang tamu."Kamu ngapain suruh saya kemari"
Tanya Zelvanya langsung pada intinya,Aldiano menghembuskan nafas panjang, dia takut salah berbicara. Dia tahu siapa Zelvanya, perempuan ini pasti tak suka membuang waktunya dengan begini.
"Gue bisa minta tolong gak"
"Minta tolong apa?"
"Supaya lo datang kemari beberapa minggu ini, biar Mama gue lupa tentang Papa sementara waktu"
"Lupa emang Tante Riska kenapa?"
"Dia masih stress, dan keingetan terus sama Papa yang belum pulang"
"Bukannya gak ada hubungan sama.."
"Gue tahu, tapi dengan adanya lo. Gue yakin kesembuhan Mama lebih cepat"
Potong Aldiano, dia sudah menduga bahwa Zelvanya akan menolaknya. Namun, dia akan terus berusaha sampai titik darah penghabisan."Tapi,.."
"Gue mohon" Kata Aldiano sendu, matanya pun sedikit berkaca-kaca.
"Cukup seminggu sekali, pas weekend juga papa"
Zelvanya menarik nafas lalu menghembuskannya. Apa dengan cara dia bersikeras menolak akan terlihat jahat. Dia juga tak tega sebenarnya, ini membuatnya bingung.
Hati nurani Zelvanya, seolah berkata harus membantu orang lain disaat kesusahan. Tapi, otaknya berpikir bahwa hal ini sedikit banyak akan menghambat dirinya bekerja.
"Plis gue mohon, Mama keliatan sayang banget sama lo"
Zelvanya menatap Aldiano lekat, dia sadar Aldiano memang menyayangi keluarganya. Hingga, menurunkan ego sampai memohon padanya. Aldiano mudah tersentuh saat ada yang menyakiti keluarganya.
"Oke, tapi cuman setiap malam minggu" Kata Zelvanya memperjelas,
Aldiano tersenyum kecil, ternyata Zelvanya mudah luluh juga. Dia pikir Zelvanya pasti menolak keras, dan bisa susah membuka pintu hatinya.
Setelah mencapai titik kesepakatan bersama di antara dua belah pihak, Aldiano pun beranjak dari sofa.
Setelah berdiri, tanpa banyak kata dia menjulurkan tangan ke depan muka Zelvanya. Layaknya, sang pangeran menjulurkan tangan ke tuan putri.
Zelvanya hanya mengeryitkan dahi, terheran-heran dengan tingkah aneh Aldiano.
"Ngapain"
"Ayo kita ketemu Mama" Akhir kata, Aldiano tersenyum tipis.
"Gak perlu begitu"
Zelvanya menggeleng, dia ikut berdiri. Tapi, jelas tak menerima uluran tersebut.
Lalu mereka berjalan beriringan, menuju kamar Mama Riska yang tak terlalu jauh. Di lantai atas, diam-diam Aline melihat pemandangan itu semua. Jujur, ini sangat membuat dirinya senang akan kedekatan di antara mereka.
💙💙💙
Tokk...tokkk...tokk..
Aldiano mengetuk pintu kamar Mama Riska. Sementara, Zelvanya hanya diam berdiri di samping Aldiano.
"Mah, ini aku Al ayo makan malam"
Krikk...
Dalam hitungan menit, tak ada suara apapun dari dalam sana. Aldiano kembali terabaikan, ini sudah kesekian kali. Jadi, Aldiano tak terkejut lagi.
Aldiano melirik Zelvanya sekilas, lalu beralih ke pintu.
"Coba lo"
Zelvanya meneguk ludah. Setelah itu, menghembuskan nafas panjang. Dia tak terbiasa dengan hal yang aneh begini. Jantungnya pun berdebar kencang entah kenapa. Dia juga tak mengerti.
Giliran Zelvanya yang mengetuk pintu,
"Tante, ini Zelvanya"
Tak disangka dari dalam sana, terdengar bunyi grasak-grusuk seperti orang yang tengah bersiap. Aldiano tersenyum kecil, sudah dia duga Sang Mama kesenangan.
Aldiano kembali melirik Zelvanya, bahkan mendekatkan diri dan membisikkan kata-kata.
"Lihat kan lo"
Zelvanya acuh tak peduli. Dia hanya berharap Mama Riska keluar dari tempat persembunyian dan segera pulih.
Tak berapa lama, benar saja Mama Riska memunculkan diri di ambang pintu dengan seutas senyuman. Itupula, bertepatan dengan Aldiano yang secepat kilat menggenggam tangan Zelvanya.
Sementara Zelvanya menatap Aldiano tajam, dengan bermaksud untuk segera dilepaskan sembari dia meronta-ronta. Tetapi, dirinya tak enak juga jikalau terus begitu.
Apalagi sampai Mama Riska melihat, sehingga dia memilih membiarkan saja. Dia akan memberitahu Aldiano nanti agar tak di luar batas.
"Mah, kita udah resmi pacaran"
Zelvanya membulatkan mata, ini benar-benar di luar dugaan. Aldiano juga tak bilang masalah kita berpura-pura pacaran. Hanya bilang kalau dia perlu datang kemari setiap seminggu sekali.
Tapi, apa ini.
Aldiano sudah keterlaluan, seandainya dari awal jadinya begini. Dia pasti menolak ikut campur, dirinya paling anti punya hubungan dekat. Apalagi, harus berpura-pura dengan orang yang lebih tua.
Okee sekian cukup lahh yaa
Berikan vote dan komentar
Sudah terlihat tambah kacau hingga part ini, atau masih pada suka
Gimana menurut kalian??
💙💙💙
Baper tak hehe...
See you next part
💙😂💙😂

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)
Romance(LENGKAP) CERITA KETIGA... HARAP FOLLOW DULU... PLISS VOTE AND KOMEN YAA.. PLUS JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN MAKASIHHH DON'T COPY PASTE Baca dulu siapa tahu ketagihan🤣 Usahakan sampai puluhan part bacanya biar tahu gimana serunya hehe�...