15.

45 7 0
                                        


Aline tersenyum penuh makna, karena berhasil menemukan nomor perusahaan milik Zelvanya. Nama perusahaannya adalah Perusahaan Kreatif Bersatu.

Tanpa pikir panjang, tangan Aline bergerak lincah menekan nomor call center perusahaan itu. Sebisanya, dia akan meyakinkan Zelvanya dalam hal membantu Aldiano dengan berbagai cara.

"Halo, selamat sore dari Perusahaan Kreatif Bersatu, ada yang bisa dibantu"

"Iya, apa bisa saya berbicara langsung dengan Zelvanya" Kata Aline pada intinya,

"Maaf, sebelumnya ada perlu apa ya"

Aline mengerutkan kening, lantaran bingung harus menjawab apa. Dia takut salah berbicara.

Seandainya saja, dia menjawab jujur meminta pertolongan pada Zelvanya. Apakah memungkinkan terhubung langsung pada Zelvanya.

Aline menggeleng, tak bisa. Pokoknya dia harus menemukan suatu alasan yang kuat dan terlihat meyakinkan supaya tak tertolak mentah-mentah.

Tiba-tiba, tak sengaja dia melirik ke sebuah buku yang terpajang rapi di rak dekat meja belajarnya dengan judul Investasi itu Penting.

Aline tersenyum, seakan mendapat ide.

"Saya mungkin akan berinvestasi di Perusahaan ini. Tapi saya ingin berkomunikasi langsung dengan pemiliknya, Bu Zelvanya"

"Oh, kalau begitu saya sambungkan"

Tak henti-hentinya, Aline tersenyum seakan dia bangga pada dirinya sendiri karena bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. Terdengar cukup keren, tak seperti biasanya yang asal bunyi.

Aline menunggu cukup lama hingga akhirnya tersambung juga.

"Halo selamat sore, ini saya Reina dari sekretaris Bu Zelvanya. Katanya Ibu mau berinvestasi ya, kalau mau kita bisa atur pertemuan langsung Bu biar konsep perusahaan dan bisa dijelaskan secara detail. Dan, maaf sebelumnya ini atas nama siapa ya Bu"

Aline meneguk ludah, dia tak berpikir alasannya ini malah dikira beneran. Padahal, niatnya biar tersambung langsung. Biar gak banyak pertanyaan aneh-aneh. Tapi, akhirnya malah begini. Tak sesuai ekspetasi Aline.

"Emm..."

Aline membasahi bibirnya, yang mendadak tak bisa berkata apa-apa.

Namun, setelah beberapa detik.

Aline kembali tersenyum kecil, sekian kalinya dia mendapatkan ide secara acak dan mendadak. Begitulah, kebiasaan nonton drama jadi bisa ngeles.

"Begini,.. saya Diandra, ingin langsung terhubung dengan Bu Zelvanya. Biar saya lebih yakin gitu seratus persen dalam menanamkan modal saya" Kata Aline menggunakan penyamaran nama,

Sungguh, gila. Aline tak menyangka bahwa mulutnya bisa melontarkan ucapan layaknya seorang investor sukses. Padahal, dia sama sekali tak paham sama dunia investasi dan perusahaan.

Cuman, kebetulan sang Kakak dan kedua orangtuanya menyuruh dia lebih belajar banyak hal baru terutama mengenai investasi. Tapi, ya begitu baru selembar membaca dia sudah tertidur nyenyak di kasur.

"Baik, Bu akan saya hubungkan langsung sebentar ya"

Akhirnya penantian Aline yang lama, berbuah hasil setelah proses panjang yang dia lewati dengan banyak alasan yang sengaja dibuat-buat.

"Halo, selamat sore saya Zelvanya. Ini dengan Bu Diandra yaa. Dalam investasi biasanya akan diurus Reina untuk masalah..."

"Kak, ini aku Aline Kak" Potong Aline,

"Eh, Aline ada apa?"

"Kak, bisa gak bantuin Kakak aku yang masalah yang tersebar di infotaiment itu"

"Tapi, Aline ini..."

"Kak, plis aku mohon Kak. Kasian Kak Al, dia kena marah sama Mama bahkan komentar negatif keterlaluan terus bermunculan"

"Maaf, Aline. Saya tidak bisa membantu"

Aline sudah tahu sejak awal, tak akan mungkin semudah itu, dalam membujuk Zelvanya membantu mereka. Tapi, hanya inilah harapan Aline satu-satunya. Dia yakin Zelvanya akan bermurah hati dan tak tega hingga akhirnya mau menolong mereka.

Tak hanya itu, Aline punya pemikiran bahwa dia harus memutarbalikkan keadaan sekarang. Dia juga punya niatan membalas semua komentar buruk itu dengan fakta. Biar tak seenaknya lagi.

Jelas dengan bantuan Zelvanya sebagai seseorang lebih berpengalaman disaat mendapat cibiran dari orang lain. Pasti, mereka jauh lebih mudah menemukan bukti itu.

"Kak, plis aku mohon. Tadi aja aku juga kena imbasnya Kak waktu aku baca kolom komentar"

Setelah keheningan dan keterdiaman mereka cukup memakan waktu.

"Kak, plis yaaa" Mohon Aline dengan nada memelas,

"Hmm, oke tapi ada syaratnya"

Dalam hati Aline bersorak senang, ternyata tak sia-sia perjuangannya. Walau harus melewati berbagai rintangan dalam menelepon.

"Syarat apa Kak" Tanya Aline penasaran,

"Itu biar urusan saya dengan Kakak kamu"

"Oh gitu Kak, bisa minta nomor teleponnya gak biar lebih gampang komunikasi"

"Oke, 08987771234123"

"Baik, Kak terimakasih banyak"

"Iya, sama-sama"

Saat terputus sambungan, Aline tak bisa memungkiri bahwa dia teramat senang. Dia bersorak hingga melompat-lompat kegirangan.

Semoga ini langkah awal yang baik, untuk Kakaknya dan Zelvanya. Setiap masalah pasti ada solusinya, bukan.

Oke sekian guyss

Tungguin lagi yaa

Dengan vote dan komen kalian memberikan dukungan pada Aline😂

Thankyouuu💙

YOUTUBER, MY PARTNER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang