LV - 2. Awas Jatuh!

25K 3.5K 247
                                    

Ruang ujian sudah lumayan ramai saat kaki Bearly melangkah memasukinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang ujian sudah lumayan ramai saat kaki Bearly melangkah memasukinya. Hari ini dia berangkat lebih siang dari biasanya. Itu karena kakaknya bangun kesiangan.

Terlihat teman-teman sekelasnya banyak yang sudah datang. Mereka duduk di bangkunya masing-masing untuk belajar ataupun rumpi.

Di ruangan ini mereka tidak berani berulah karena ada anak kelas 11 juga yang ujian di sini selain mereka. Melakukan sesuatu yang menarik perhatian saja bisa-bisa mendapat tatapan sinis dari kakak kelas.

Meletakkan tasnya di atas kursi, Bearly duduk sambil membaca buku catatan yang baru saja dia ambil dari dalam tas. Terlihat bangku sebelahnya masih kosong menandakan jika kakak kelas yang sempat dia panggil ayam itu belum berangkat.

Konsentrasi Bearly dalam menghafal nama-nama ilmiah yang ada di catatannya seketika buyar saat tangan seseorang tiba-tiba saja merampas kotak pensinya dengan sangat cepat.

Kepala Bearly sontak mendongak. Matanya menatap tajam pada sang pelaku yang sekarang cengengesan setelah berhasil mengambil kotak pensilnya dengan tujuan menjahilinya.

“Naku, kembaliin!” teriak Bearly dengan mata melotot. Reaksi refleknya itu membuatnya ditatap sinis oleh anak kelas 11 karena suara Bearly sangat mengganggu mereka yang sedang belajar.

Menyadari semua orang menatapnya sinis, Bearly pun mengontrol emosinya agar tidak kelepasan berteriak lagi. Dia mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia harus lebih kalem selama berada satu wilayah dengan para seniornya ini.

“Nakuuu...” panggilnya lebih kalem pada sang pelaku pencopetan kotak pensil, sayangnya tatapannya tidak sekalem suaranya. Tatapannya menghunus penuh peringatan agar sang pelaku cepat mengembalikan kotak pensilnya.

Bukannya menurut, cowok yang dipanggil Naku oleh Bearly itu malah meletakkan kotak pensil Bearly di bingkai jendela yang berada atas pintu. Selain terkenal playboy, Nakula juga terkenal jahil.

Melihat itu membuat Bearly semakin bersungut-sungut. Mentang-mentang tinggi, cowok itu bisa berbuat seperti itu.

“Naku, turunin nggak!”

“Nggak mau. Ambil aja sendiri,” balas Nakula dengan terkekeh menggoda.

Andai Bearly bisa menyukai cowok, pasti saat ini dia sudah terpesona dengan senyuman Nakula yang semakin membuat wajah cowok berengsek itu terlihat tampan.

Mungkin alasan itu juga yang membuat Nakula playboy. Karena dia ingin memanfaatkan wajah gantengnya dengan sebaik mungkin. Sayangnya, Bearly sama sekali tidak tertarik dengan siapapun. Apalagi pada cowok playboy seperti Nakula.

“Naku, please jangan rese. Bentar lagi masuk,” rengek Bearly frustasi.

Mengabaikan rengekan Bearly yang terdengar menggemaskan, Nakula malah duduk di bangku dekat pintu. Tangannya menopang dagu dengan menampilkan senyum buaya kebanggaannya. Dia ingin melihat usaha Bearly untuk mengambil kotak pensilnya.

Let's Date Tomorrow!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang