“Kalian... Nggak mau pulang?” tanya Bearly dengan menatap dua cowok di depannya bergantian.
Kedua cowok itu adalah Agam dan Nakula. Mereka datang ke rumah papa Bearly untuk bertakziah.
Bearly terpaksa bersikap sedikit tidak sopan dengan bertanya seperti itu karena kedua cowok itu memang tidak kunjung pulang.
Mereka sudah cukup lama hanya duduk di ruang tamu bersama Bearly. Pembahasan pun sudah lama habis. Bahkan beberapa kali mereka menanyakan pertanyaan yang sama hanya agar tidak hening, membuat Bearly bingung harus menjawabnya bagaimana lagi.
Sebenarnya mereka tadi datang rombongan. Nakula datang bersama teman-teman sekelas Bearly, sedangkan Agam tidak sengaja datang bersama geng TC.
Rombongan-rombongan itu sudah pulang dari beberapa saat yang lalu, meninggalkan dua orang yang sepertinya belum ingin pulang.
Nakula tadi sebenarnya ingin pulang dengan teman-teman sekelasnya, tapi urung saat melihat Agam tidak ikut pulang saat geng TC pulang. Bahkan Agam ikut membantu om Bearly mengangkat kardus-kardus berisi air mineral.
Benar-benar mencari muka!
Melihat itu, Nakula tidak bisa hanya diam saja. Dia juga membantu memasukkan sampah-sampah bekas makanan dan air mineral ke tempat sampah.
Di saat seperti ini Nakula tidak bisa membiarkan Agam mencuri start. Karena dari yang dia pelajari dari kitab buaya miliknya, cewek akan mudah baper hanya karena perhatian kecil yang diberikan cowok saat dia sedang sedih.
Alasan itu yang membuat Nakula memilih tetap tinggal untuk menemani Bearly dan mengawasi pergerakan rivalnya.
Sejujurnya Bearly heran melihat cowok di depannya ini. Sebenarnya mereka kenapa? Kenapa mereka sedari tadi bertingkah seolah mereka tuan rumah hingga ikut menyalami tamu yang datang? Atau yang lebih membuat heran lagi mereka mengobrol dengan Om Yanto dan bercerita seolah-olah mereka sangat dekat dengan Bearly.
Oke, mungkin Agam wajar bersikap seperti itu karena dia sedikit banyak tahu tentang Bearly, tapi Nakula?
Akhir-akhir ini hubungan Nakula dengan Bearly memang semakin dekat, tapi dia tidak begitu banyak tahu tentang Bearly.
Sebaliknya, Bearly yang tahu banyak tentangnya. Karena saat bersama Nakula, Bearly hanyalah pendengar. Dia tidak menceritakan sesuatu yang pribadi tentang hidupnya seperti yang dia lakukan pada Agam dulu.
“Kayaknya Kak Agam yang mau pulang. Jam segini kan biasanya latihan paskib dimulai,” sahut Nakula dengan melirik Agam, mengingatkannya pada latihan paskibra padahal dia sendiri tidak tahu kapan jadwal latihan paskibra.
“Nggak, hari ini bukan jadwal latihan paskib. Mungkin kamu yang seharusnya pergi latihan futsal,” balas Agam tidak mau kalah.
Bearly hanya bisa menatap keduanya bergantian dengan tatapan bingung. Dia tidak mengerti kenapa dua cowok itu seolah ingin saling menyingkirkan, padahal niat Bearly kan menyingkirkan dua-duanya. Namun, sepertinya mereka tidak sadar dengan kode Bearly yang menginginkan mereka untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Ficção Adolescente"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...