“Bea, kamu nggak keberatan kan kalau kita nanti mampir di taman sebentar?”
Agam menoleh pada Bearly yang sedang berjalan di sampingnya. Saat ini mereka sedang menuju ke parkiran.
Bearly mengangguk. “Nggak, Kak. Emang Kakak mau ngapain di sana?” tanyanya penasaran karena Agam sebelumnya tidak pernah mengajak Bearly ke taman.
“Cuma mau jalan-jalan aja,” jawab Agam dengan tersenyum tipis.
Senyumnya terkesan dipaksakan, tapi Bearly tidak terlalu mempermasalahkannya karena dia sadar yang menjadi pacarnya sekarang adalah manusia berwajah datar.
Bearly mangut-mangut. Tanpa sepengetahuan Agam, dia tersenyum mengetahui Agam akan mengajaknya jalan-jalan. Walau hanya ke taman, tapi itu sangat berarti bagi Bearly.
Agam yang akhir-akhir ini kembali bersikap manis padanya membuat Bearly sangat bersyukur. Sejak pertandingan futsal tempo hari semuanya sudah kembali seperti semula. Mulai saat itu Bearly sangat berhati-hati agar tidak membuat masalah lagi yang kemungkinan akan menyakiti Agam.
Agam juga kembali mengantar jemput Bearly. Dan, seperti pertandingan sebelumnya, pertandingan-pertandingan selanjutnya yang Agam mainkan juga tidak lepas dari dukungan Bearly.
Bearly tidak pernah absen menyemangatinya dan meneriakkan namanya selama pertandingan berlangsung. Dia selalu berdiri di barisan paling depan agar Agam tahu jika Bearly mendukungnya. Sayangnya, tim futsal 11 IPA 1 harus terhenti di babak semi final.
Pagi tadi babak final dilaksanakan karena hari ini hari terakhir sekolah sebelum besok pengambilan rapot dan dilanjut libur panjang selama 2 minggu.
Walau tim Agam tidak ikut bertanding, tapi Bearly tetap menonton pertandingan final itu karena yang bertanding kini giliran tim futsal kakaknya. Ya, tim futsal kelas 11 IPS 1 berhasil sampai di babak final. Mereka tadi melawan kelas 12 IPA 3.
Dengan skor 2:0, Julian dan timnya akhirnya berhasil memenangkan pertandingan futsal class meeting semester ini.
Mengingat hampir seluruh pemain yang masuk ke dalam tim futsal kelas 11 IPS 1 adalah pemain futsal andalan SMA Tunas Bangsa, tidak heran jika mereka berhasil menghabisi kakak kelas dengan skor telak tanpa balas.
Agam mulai menjalankan motornya meninggalkan area parkiran setelah Bearly naik. Dia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.
Sepanjang jalan pikirannya berkelana. Ada keraguan yang cukup besar, yang sedang dia rasakan saat ini. Dia ragu bisa menjalankan apa yang sudah dia rencanakan. Hatinya seolah berat untuk melakukannya, tapi dia memaksakan diri demi kebahagiaan bersama.
Tanpa terasa mereka sudah sampai di taman. Ini taman tempat Agam tidak sengaja bertemu Kamia dulu saat dia sedang mendatangi bazar bersama Seline.
Ada satu hal yang Agam syukuri saat ini. Dia bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat tanpa menabrak kucing seperti waktu itu karena sejujurnya sedari tadi dia tidak fokus pada jalanan. Banyak hal yang dia pikirkan di dalam otaknya hingga membuat kerutan di dahinya tampak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...