LV - 31. Agam Jealous

12.7K 2.2K 183
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa detik yang lalu. Bearly mematikan laptopnya lalu menutupnya. Pandangannya beralih pada Agam yang tampak belum mematikan laptopnya.

Cowok itu masih membuka Google untuk memastikan jawaban yang sebelumnya membuatnya ragu. Kebiasaan itu Bearly ketahui akhir-akhir ini karena di awal ujian dulu memang dia tidak begitu memperhatikan Agam.

Jika dilihat-lihat, Agam memang sangat teliti jika menyangkut jawaban ujiannya. Berbeda dengan Bearly yang lebih percaya diri. Entah jawaban yang membuatnya ragu itu benar atau tidak, Bearly tidak pernah mengecek kebenarannya lagi di Google. Di sangat percaya diri dengan jawabannya.

Sambil menunggu Agam mematikan laptopnya, Bearly memilih tetap duduk di bangkunya. Dia meraih ponsel dari dalam tasnya lalu memainkannya. Tampak sebuah pesan muncul dari kakaknya. Bearly reflek memutar bola matanya membaca pesan itu.

Seperti biasa, Julian memberitahu Bearly jika nanti tidak bisa langsung pulang karena ada urusan. Walau tanpa menjelaskan urusannya, Bearly tahu jika urusan yang dimaksud Julian itu berbucin ria bersama Steffi.

Mengabaikannya, Bearly memilih langsung keluar dari WA tanpa membalasnya. Lagi pula, kakaknya itu juga tidak membutuhkan balasannya. Andai Bearly melarangnya juga dia tetap akan jalan karena Steffi di atas segalanya.

Bearly ingat Julian pernah meledek Garrel karena sangat bucin pada pacarnya, tapi lihat sendiri sekarang. Dia lebih parah dari Garrel.

Jika Garrel masih ada waktu bersama teman-temannya, berbeda dengan Julian yang hampir seharian penuh bersama Steffi. Mungkin hanya saat lapar dan tidak membawa uang cukup saja dia pulang.

Diam-diam Bearly melirik Agam yang tampak masih memainkan laptopnya. Cowok itu sejak tadi tidak banyak bicara, sama seperti saat mereka pertama kali kenal, membuat Bearly beberapa kali menghela nafas.

Tadi, tidak lama setelah Bearly sampai di kelas, Agam juga kembali ke kelas disusul dua temannya di belakangnya. Entah apa yang sudah terjadi, yang pasti terjadi perbedaan pada ekspresi mereka.

Ekspresi Agam datar-datar saja seperti biasa, tapi ada yang aneh. Mario yang biasanya terlihat ceria dan suka menebar senyum itu tadi tampak kesal. Ekspresinya sama dengan temannya, yang Bearly ketahui bernama Kresna.

Setelah duduk di bangkunya tadi Agam sama sekali tidak bicara hingga ujian dimulai. Bahkan dia tidak menatap Bearly, membuatnya tidak sadar jika wajah cewek kesayangannya itu tampak sedih setelah mendengar kesimpulannya yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Agam hanya bicara dua kali di tengah ujian berlangsung. Itu pun untuk meminjam pulpen dan mengembalikan pulpen.

“Bea, pinjam pulpen buat tanda-tangan. Aku tadi lupa nggak ambil pulpen,” bisik Agam.

Bearly mengangguk dan langsung memberikannya pada Agam karena ini bukan pertama kalinya Agam meminjam pulpen padanya.

Bisa dibilang cowok itu hanya membawa alat tulis saat ujian yang mengharuskannya menghitung saja, seperti matematika, fisika, dan kimia. Sedangkan, Bearly selalu membawa alat tulis lengkap dalam tempat pensilnya.

Let's Date Tomorrow!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang