“Makasih, Kak Agam,” ucap Bearly setelah turun dari motor Agam. Karena tidak berniat mampir jadi Agam menurunkan Bearly di depan gerbang.
Agam mengangguk. “Sama-sama.”
“Kakak hati-hati di jalan. Jangan melamun. Kalau bisa kabari aku kalau udah sampai rumah biar aku tahu kalau Kakak selamat sampai tujuan.”
Bukan tanpa alasan Bearly tiba-tiba bersikap seperti ini karena sejak tadi di sekolah beberapa kali dia mendapati Agam melamun. Entah apa yang dia pikirkan, yang pasti ini terjadi setelah Nakula memberikannya cheese cake.
Bearly tidak mau kejadian kemarin terulang lagi, saat Agam hampir menabrak kucing karena tidak fokus pada jalanan.
Agam mengangkat sebelah alisnya lalu terkekeh geli, sedikit heran dengan sikap Bearly yang tiba-tiba seperti itu.
“Kamu kenapa tiba-tiba kayak gini?” tanyanya.
Senyumnya belum luntur. Wajahnya tampak bahagia mendengar kata-kata penuh perhatian yang Bearly ucapkan.
“Aku cuma takut Kakak nabrak kucing kayak kemarin. Kan kasihan kucingnya.”
“Jadi, cuma khawatir sama kucingnya? Nggak khawatir sama aku?” Tersirat nada menggoda dalam pertanyaan Agam.
“Ya, khawatir. Makanya, Kakak hati-hati.”
Agam mengangguk. Senyumnya masih melebar. “Aku pulang, ya?”
Menjawab pamitan Agam, Bearly mengangguk. “Hati-hati di jalan, Kak!”
Setelah motor Agam menjauh, Bearly masuk ke dalam gerbang. Dia cukup terkejut melihat mobil mamanya ada di halaman. Pasalnya mamanya tidak bilang sebelumnya jika akan datang.
Kalau tahu mamanya akan datang pasti Bearly tidak akan membiarkan kakaknya jalan sama Steffi dan menyuruhnya langsung pulang.
Mempercepat langkah, Bearly akhirnya sampai di depan pintu dan mendapati mamanya dan adik tirinya sedang duduk di sofa ruang tamu seolah sedang menunggu.
Bearly langsung mencium tangan mamanya lalu duduk di sofa seberang.
“Mama udah lama?”
Mama Bearly menggeleng. “Nggak. Baru aja sampai.”
Pandangan Bearly beralih pada Miko yang tumben sekali mau ikut mengunjunginya. Biasanya dia tidak pernah mau ikut jika orang tuanya mengunjungi rumah Bearly.
“Miko tumben mau ikut?” Bearly menyuarakan keheranannya.
Mendengar namanya disebut, Miko melirik Bearly sekilas lalu kembali fokus pada mainan mobil-mobilan yang dia bawa.
“Jadi gini, Bear, nenek lagi ada acara sama teman-temannya sesama kolektor perhiasan, terus Mama sama Papi juga harus ke kantor. Di rumah, Miko nggak ada temannya. Sebenarnya ada mbak-mbak cuma dia nggak mau katanya nggak asik main sama mereka, jadi kalau kamu nggak keberatan Miko mau Mama titipin di sini. Nanti sore baru mama jemput,” ucap mama Bearly menjelaskan maksudnya membawa serta Miko ke rumah Bearly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...