Mengabaikan suara toa yang terdengar keras, Agam tampak sibuk membolak balik lembar demi lembar halaman buku yang saat ini sedang dia baca.
Suara toa itu berasal dari lapangan futsal karena saat ini sedang diadakan lomba futsal sebagai salah satu agenda class meeting.
Komentator tampak heboh mengomentari pertandingan. Sebagian besar dari siswa SMA Tunas Bangsa pun berada di lapangan futsal saat ini untuk menonton jalannya pertandingan dan mendukung kelas mereka.
Agam tidak ikut ke sana karena selain tidak berminat menonton, hari ini juga bukan jadwal kelasnya untuk bertanding. Yang bertanding hari ini hanya kelas 10, baik IPA maupun IPS.
Di saat semua teman-temannya memilih menonton pertandingan futsal, Agam malah ke taman belakang dengan membawa bukunya. Di sini jauh lebih tenang walau suara komentator pertandingan itu masih saja terdengar. Setidaknya tidak sekeras saat Agam berada di kelas.
Jujur saja, dari dulu Agam tidak terlalu suka suasana yang ramai. Dia lebih menyukai tempat tenang seperti taman belakang ini. Di sini memang tempat Agam menyendiri sejak masih menjadi anak baru hingga sekarang.
Sebenarnya, alasan Agam ke taman belakang juga untuk menenangkan pikirannya. Kepalanya akan semakin pusing jika dia tetap berdiam diri di dalam kelas yang berada tidak terlalu jauh dari lapangan futsal. Suara sorak penonton dan komentator pertandingan hanya akan membuat telinga Agam sakit saja.
Agam membuka halaman selanjutnya setelah dia selesai membaca halaman sebelumnya. Dia mencoba memfokuskan pikirannya pada buku yang sedang dia baca. Lebih tepatnya mengalihkan pikirannya dari segala hal tentang Bearly yang akhir-akhir ini menyita hampir seluruh waktunya.
Agam cukup amaze dengan dirinya sendiri. Untuk pertama kalinya dia memikirkan seseorang selama hampir 24 jam. Bahkan karena itu juga dia tidak bisa tidur.
Posisi Bearly di hidupnya memang tidak bisa disepelekan. Hanya cewek itu yang membuat Agam sampai seperti ini. Sepanjang waktu memikirkannya, sepanjang waktu merindukannya, dan sepanjang waktu mencintainya.
Terhitung sejak kemarin lusa Agam seperti ini. Pikirannya kacau memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Hanya karena tahu Bearly ke rumah Nakula, Agam sampai kepikiran dan takut Bearly akan dekat dengan Nakula lebih dari sebelumnya.
Apalagi Bearly juga sudah dekat dengan mama Nakula. Fakta itu membuat Agam tidak tenang selama 3 hari belakangan ini.
Jika ditanya apakah Agam kecewa karena Bearly tidak bisa menemaninya latihan futsal, jawabannya iya. Dia kecewa, tapi rasa kecewanya tidak seberapa dibanding rasa cemburu dan takutnya akan kehilangan Bearly.
Alih-alih mengungkapkan apa yang dia rasakan, Agam memang lebih memilih diam. Dia memendam rasa kesal dan cemburunya sendiri.
Dia tidak ingin menunjukkannya pada Bearly karena takut Bearly menganggapnya berlebihan. Mau bagaimana lagi, rasa cemburu itu otomatis timbul setiap melihat Bearly dengan cowok lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...