Agam duduk di sebuah kursi kayu yang terletak di sudut ruangan sambil menyesap secangkir teh. Sekarang dia sedang berada di sebuah toko kue kecil, di Bandung. Ini adalah toko kue milik keluarga Kamia.
Tidak seperti toko kue kebanyakan yang memiliki dapur dan beberapa koki, toko ini didesain minimalis. Hanya sebagai tempat menjual kue saja dengan dua etalase berukuran besar dan dua rak kecil.
Tempatnya yang tidak jauh dengan rumah membuat Kamia dan ibunya memutuskan untuk menyiapkan semuanya di rumah. Jadi, kue sudah dalam keadaan siap jual saat dibawa ke toko.
Berbagai macam kue khas Bandung ada di toko ini mulai dari Serabi sampai Bandros. Tidak heran toko ini menjadi jujukan para wisatawan dalam mencari oleh-oleh sebelum kembali ke kampung halamannya.
Toko ini tidak pernah surut oleh pembeli. Bahkan beberapa kali Kamia kembali ke rumah untuk mengambil kue lagi saat kue yang berada di etalase sudah habis sebelum tokonya tutup.
Untuk pembagian tugas, Kamia yang bertugas menjaga toko, sedangkan ibunya membuat kue di rumah. Terkadang mereka sampai mempekerjakan tetangga saat kualahan menerima pesanan.
Tidak hanya menjualnya di toko, mereka juga menerima pesanan dari acara hajatan dan menitipkan beberapa jenis kue ke swalayan-swalayan kecil.
Agam ikut bahagia melihat perkembangan toko kue Kamia karena dia tahu betul bagaimana perjuangan Kamia dan ibunya untuk berada di titik ini karena dia menjadi bagian dari proses itu.
Dulu Kamia hanya menjual kue-kuenya di pasar dan acara-acara seperti Car Free Day saja, tapi sekarang dia sudah bisa menyewa ruko walau tidak begitu besar. Agam merasa bangga dengan pencapaian cewek itu.
Kamia termasuk cewek pekerja keras. Di saat teman-temannya bersenang-senang menikmati masa remaja, dia lebih memilih membantu ibunya mengembangkan brand kuenya.
Mungkin itu salah satu hal yang membuat Agam dulu sampai tergila-gila padanya, tapi siapa yang menyangka jika cewek berwajah imut dan berperawakan mungil bernama Bearly berhasil menguasai seluruh rongga hatinya.
Kekecewaan Agam setelah tahu ternyata Bearly dekat dengan Kresna membuatnya memutuskan untuk menemani Kamia pulang ke Bandung. Sebenarnya itu juga bukan keinginannya sendiri, tapi karena Kamia.
Kamia memohon agar Agam ikut dirinya ke Bandung. Di sisi lain, bibi dan pamannya yang berada di Bandung juga memintanya mengunjungi mereka. Alhasil, Agam tidak punya pilihan lain karena tidak enak menolak permintaan paman dan bibinya.
“Gam, ikut aku ke Bandung ya besok? Aku bakal ngajak kamu ke tempat-tempat menarik daripada di sini kamu galau terus.”
“Udah nggak usah mikirin cewek itu lagi. Dia udah bahagia sama cowok lain, Gam, dan kamu juga harus bahagia.”
“Lupain dia. Nggak usah peduliin dia lagi. Dia bakal bersikap semena-mena kalau kamu tetap peduliin dia setelah dia nyakitin kamu.”
Kata-kata itu terus berdengung di telinga Agam setelah dia menolak permintaan Kamia untuk ikut ke Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...