Tangan Julian terangkat guna mengetuk pintu kamar di depannya. Ada yang ingin dia sampaikan pada seseorang di dalam sana tentang informasi yang Julian yakini akan membuatnya kesal karena Julian juga kesal sendiri setelah mengetahuinya.
“Masuk, Kak!” teriak sang pemilik kamar. Dia sangat yakin jika yang mengetuk pintu adalah kakaknya karena yang ada di rumah sekarang hanya dirinya dan kakaknya saja.
Mendapat izin dari sang pemilik kamar, Julian pun membuka pintu kamar adiknya. Pandangannya mengedar, mencari adiknya yang tidak ada di ranjang.
Ternyata Bearly sedang duduk sambil membaca novel di sofa pojok ruangan. Cewek itu masih berusaha mencari referensi konflik dari beberapa novel yang berbeda.
Konflik itu akan dia gunakan untuk membuat hubungannya dan Agam berakhir walaupun Bearly tidak yakin reaksi Agam sama seperti reaksi tokoh laki-laki dalam novel jika Bearly membuat masalah sama seperti yang dilakukan tokoh perempuan.
Bearly tidak jadi membuat Agam ilfeel karena jawaban Agam tadi sukses membuatnya pesimis jika caranya itu akan berhasil. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan mencari cara lain agar bisa secepatnya putus dengan Agam.
Itu sudah menjadi tekadnya. Dia tidak ingin semakin terlambat menghentikan perasaan yang mulai tumbuh di hatinya.
Walaupun Bearly tidak begitu paham dengan apa yang dia rasakan, tapi sepertinya perasaan bahagia yang timbul setiap bersama Agam itu akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika dibiarkan tumbuh semakin lama.
Bearly benar-benar takut jatuh cinta dengan Agam. Kenapa juga cowok itu harus baik dan peduli? Kenapa juga dia harus punya wajah memesona? Kalau Agam tidak memiliki itu semua mungkin Bearly bisa lebih tenang berpacaran dengannya.
“Kenapa, Kak?” tanya Bearly. Novel yang baru saja dia baca sekarang dia tutup lalu dia letakkan di atas nakas. Pandangannya sekarang hanya fokus pada Julian.
“Gue mau cerita sesuatu sama lo,” ucap Julian. Dia sekarang sudah duduk di sebelah Bearly membuat Bearly harus sedikit memutar tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Julian.
“Cerita apa?” Bearly menatap Julian bertanya. Dia penasaran dengan apa yang akan disampaikan kakaknya karena sepertinya penting hingga membuat Julian menghampirinya ke kamarnya.
Bearly bisa berpikir seperti itu karena Julian biasanya baru menyampaikan sesuatu pada Bearly jika tidak sengaja bertemu saja. Entah itu bertemu di dapur, di ruang tengah, atau di ruangan lain yang berada di rumah ini.
Karena hanya mereka berdua yang berada di rumah ini jadi mereka bebas ingin membicarakan apa saja termasuk hal-hal pribadi tanpa takut didengar orang lain.
“Ini tentang Steffi sama Agam,” ucap Julian menggantung.
Ucapan kakaknya berhasil membuat Bearly semakin penasaran. Dia tampak antusias menunggu kakaknya mulai bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...