Julian menarik Bearly meninggalkan parkiran. Rasanya sama seperti menarik kambing yang hendak disembelih, sama-sama susah.
Tukang parkir sampai memperhatikan mereka sejak mereka turun dari mobil, tapi dia tidak melakukan tindakan apapun. Dia menduga jika Bearly dan Julian adalah sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
“Kakak, kenapa aku harus ikut, sih?” tanya Bearly kesal sambil mencoba melepaskan tangannya dari genggaman kakaknya.
Julian menggenggamnya sangat erat dan juga menariknya, membuat Bearly harus menyusul langkahnya agar tangannya tidak sakit karena tertarik.
Julian menoleh pada Bearly yang berjalan di belakangnya. “Biar lo nggak di rumah terus. Berhenti galau-in si Permen Karet. Dia aja udah senang-senang sama cewek lain,” balasnya tegas, penuh peringatan.
Walau terkesan tidak peduli, tapi dia sangat menyayangi Bearly. Melihat Bearly galau terus-terusan membuatnya tidak suka. Dia ikut stress melihatnya.
Julian mengakui jika ini salahnya yang sudah membuat Bearly berpacaran dengan Agam, tapi niatnya sebenarnya baik. Dia ingin adiknya tidak takut menjalin hubungan dengan cowok.
Dia berharap Agam bisa mengubah pandangan adiknya terhadap cinta, dan sekarang Agam berhasil. Bearly benar-benar sudah merasakan cinta, sayangnya rasa itu dibarengi dengan rasa sakit.
Hal itu membuat Julian takut. Dia takut Bearly tidak mau menjalin hubungan lagi setelah ini apalagi jika itu membuatnya tidak berniat menikah.
“Aku nggak galau kok. Aku mau tidur,” balas Bearly beralasan karena sejujurnya dia masih galau. Bahkan lebih galau dari sebelumnya setelah tadi siang melihat Agam bersama cewek lain.
Mendengar alasan Bearly, Julian mendengus tidak percaya. “Nggak galau apanya? Mata sampai sembab kayak gitu.”
“Lo tuh cantik. Ngapain masih mikirin mantan? Banyak cowok di luaran sana yang mau sama lo. Jadi, stop galau-in si Permen Karet. Lo bisa dapat pacar baru yang lebih dari dia,” nasihat Julian.
Bearly menggeleng. “Aku nggak mau nyari pacar lagi.”
Capek berdebat dengan kakaknya, akhirnya Bearly memilih pasrah. Dia membiarkan Julian menggandengnya memasuki sebuah kafe.
Malam ini, malam minggu. Malam yang seharusnya Bearly habiskan untuk rebahan sambil meratapi nasib percintaannya, sayangnya kini dia harus keluar sangkar.
Dia dipaksa kakaknya untuk menemaninya ke acara perayaan kemenangan tim futsal kelasnya saat class meeting kemarin. Katanya, agar menghemat pengeluaran jadi Bearly diajak juga agar ikut makan malam gratis padahal alasan sebenarnya karena Steffi tidak bisa menemani Julian.
Acara ini diadakan oleh Garrel dengan dana pribadi, sedangkan untuk uang hasil kemenangan tim futsal dimasukkan ke dalam kas kelas.
Garrel sampai memboking kafe hanya untuk acara ini. Makanya, Julian akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...