“Bea, kamu mau ikut aku ke rumah nggak?” tanya Agam sambil melangkah santai di koridor.
Dia dan Bearly sekarang sedang berjalan berdua menuju parkiran setelah beberapa saat lalu bel pulang berbunyi.
Pertanyaan Agam sontak saja membuat Bearly terkejut. Dia menoleh dengan cepat. Matanya membulat menatap Agam.
“Ketemu orang tua Kak Agam?!” tanyanya dengan intonasi sedikit tinggi.
Agam terkekeh melihat wajah panik Bearly. Sepertinya cewek itu memang belum siap jika Agam mengajaknya bertemu dengan orang tuanya dalam waktu dekat ini. Padahal maksud 'bertemu orang tua' di sini hanya untuk sekedar kenalan, tapi Bearly sudah sepanik itu.
Bagaimana jika nanti Agam mengajaknya bertemu dengan orang tuanya dengan tujuan mendeklarasikan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius?
“Kenapa kamu sepanik itu, sih?” Raut geli masih tampak di wajah Agam.
“A-aku... aku belum siap.”
Melihat respons Bearly yang lucu membuat tangan Agam tanpa bisa ditahan mengacak rambutnya gemas. Bearly semakin cemberut melihat kelakuan tangan Agam.
Cowok kaku itu sekarang memang sudah bisa jahil. Bisa dikatakan dia sekarang lebih elastis dari sebelumnya, tapi belum seelastis pensil Inul.
“Kak Agam, rambutku jadi berantakan!” rengek Bearly kesal.
Tawa Agam semakin keras. Hal itu membuat semua orang yang berada di koridor melongo melihatnya.
Agam tertawa itu sama dengan gerhana matahari, sangat jarang terjadi. Bearly benar-benar sudah mencairkan manusia es itu.
“Lagian, kamu lucu. Masa ketemu orang tuaku aja panik. Tenang aja, mereka nggak galak kok.”
Bearly menggeleng. “Nggak mau. Aku belum siap.”
“Kalau aku ngajak ke rumah, tapi di rumah nggak ada orang tuaku. Kamu mau?”
Bearly tampak berpikir lalu mengangguk. “Mau.”
“Ya udah, kita habis ini ke rumah aku kalau gitu.”
“Orang tua Kak Agam benar-benar nggak ada?” Bearly memicing, menatap Agam tidak yakin.
“Nggak ada kalau jam segini. Mereka baru ada 24 jam cuma pas weekend aja,” jelas Agam agar Bearly tidak khawatir.
“Emang mau ngapain Kakak ngajak aku ke rumah Kakak?”
“Main aja. Aku kenalin ke adikku sama kucingku.”
Mendengar Agam menyebutkan kucingnya membuat Bearly tertarik untuk ikut. Sudah lama dia tidak bermain kucing.
Dulu dia sempat punya kucing untuk pertama kalinya, tapi sekarang sudah meninggal karena keracunan.
Sebenarnya Bearly ingin memelihara kucing lagi, tapi tidak diperbolehkan oleh Julian. Katanya, itu berarti Bearly tidak jodoh memelihara kucing sampai membuat kucing yang dia pelihara meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Genç Kurgu"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...