LV - 41. Galau

9.8K 1.9K 187
                                    

Kaki Bearly melangkah gontai menuruni tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki Bearly melangkah gontai menuruni tangga. Penampilannya sekarang acak-acakan. Rambutnya berantakan khas orang bangun tidur, matanya sembab, dan wajahnya murung. Sekali lihat saja orang bisa tahu jika dia sedang tidak baik-baik saja.

Mata sembab itu hasil dari menangisnya kemarin malam yang akhirnya membuatnya sampai ketiduran.

Kemarin menjadi salah satu hari terburuk dalam hidup Bearly. Untuk pertama kalinya dia patah hati setelah melambung tinggi merasakan manisnya cinta.

Setelah mengatakan putus kemarin Agam langsung mengantarkan Bearly pulang. Dia cukup panik saat melihat Bearly menangis, tapi dia tetap tidak mengubah keputusannya.

Agam hanya memeluk Bearly sebentar yang membuat tangis Bearly semakin kencang hingga dia harus meredamnya di dada Agam agar tidak menarik perhatian orang-orang.

Mungkin karena baru pertama kalinya untuk Agam pacaran jadi Bearly merasa dia kurang peka. Seharusnya Agam sadar jika Bearly menangis itu karena tidak setuju dengan keputusannya yang berniat mengakhiri hubungan mereka.

Walau Bearly juga pertama kali pacaran, tapi pengetahuannya cukup banyak tentang percintaan karena dia sering mengamati kakaknya pacaran.

Andai kemarin Julian yang berada di posisi Agam pasti dia akan peka dengan apa yang Bearly rasakan terhadap keputusannya setelah melihat Bearly menangis.

Gitu-gitu Julian termasuk cowok yang cukup peka terhadap pasangannya. Sayangnya, Agam tetap Agam, manusia ansos berwajah datar. Bukan Julian si petualang cinta.

“Kenapa lo?” tanya Julian heran saat melihat penampilan Bearly.

Bearly menoleh. Terlihat Julian berdiri di balik kitchen island sambil mengolesi roti dengan margarin. Sepertinya dia ingin membuat roti panggang.

Hanya gelengan kepala yang Bearly berikan atas pertanyaan kakaknya. Dia kembali melangkah menuju ruang tengah lalu merebahkan diri di sofa panjang depan televisi.

Meraih remot, dia menyalakan televisinya dan memilih channel yang menayangkan acara menghibur. Dia membutuhkan sesuatu yang bisa menghibur dirinya sendiri di saat seperti ini.

Dahi Julian berkerut menatap kepergian Bearly. Entah apa yang terjadi dengan adiknya itu. Seingatnya kemarin pagi dia tidak apa-apa.

Namun, sejak pulang sekolah dia memang tidak bertemu Bearly sama sekali karena Bearly terus di kamar. Itu berlangsung sampai malam hari sebelum Julian memutuskan untuk nongkrong bersama geng TC daripada gabut di rumah.

Merasa tidak puas dengan jawaban Bearly, Julian langsung meninggalkan rotinya yang belum selesai diolesi lalu menghampiri Bearly yang sedang rebahan sambil nonton televisi.

Tidak biasanya Bearly seperti itu. Biasanya dia akan meminta dibuatkan sarapan juga saat melihat Julian membuat sarapan, bukan malah berlalu begitu saja.

Let's Date Tomorrow!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang