“Mama bulan ini ngasih uang bulanan lebih. Katanya, kali aja lo sama gue mau liburan. Tapi, yang dekat-dekat sini. Kalau lo mau liburan ke Bali ya nggak cukup,” ucap Julian sambil menoleh sekilas karena dia sedang menyetir.
Seperti yang sudah direncanakan, mereka akan belanja bulanan ke sebuah supermarket sekaligus menjadi cara Julian untuk mengalihkan pikiran Bearly dari si Permen Karet.
Rasanya lebih pusing melihat Bearly diam dan melamun seperti ini daripada melihatnya cerewet seperti biasanya.
Bearly mengalihkan pandangan dari jendela. “Aku nggak mau ke mana-mana,” balasnya lalu kembali menatap ke jendela dengan tatapan sendu.
Ternyata patah hati itu sangat menyiksa. Pikiran Bearly terus dipenuhi Agam, sedangkan sakit di hatinya belum juga reda setiap mengingat jika hubungannya dan Agam sudah berakhir.
Melakukan apapun rasanya enggan. Andai tidak dipaksa Julian, mungkin Bearly tadi tidak mau meminum susunya sebagai menu sarapan satu-satunya.
“Ya elah! Masa kita liburan di rumah terus?” kesal Julian
Walau rencana awalnya dia memang hanya ingin pergi bersama Steffi jika Bearly tidak mau, tapi melihat kondisi Bearly yang seperti ini membuatnya tidak tega meninggalkan adiknya itu sendirian di rumah.
Keegoisan Julian seketika pupus, karena mau bagaimanapun hanya Bearly yang dia punya setelah mamanya.
“Kakak pergi aja. Aku yang jaga rumah,” suruh Bearly enteng.
Jika saja tidak sedang patah hati pasti cewek itu akan melarang Julian pergi karena dia pasti kesepian di rumah, tapi di saat seperti ini Bearly hanya ingin sendiri, dan membiarkan kakaknya pergi liburan adalah hal yang paling tepat.
“Rumah nggak akan kabur kalaupun nggak lo jaga,” balas Julian semakin kesal.
Bibir Bearly sontak manyun. Mau bagaimana lagi, dia tidak ingin ke mana-mana. Suasana hatinya sedang tidak baik. Kalaupun dia ikut kakaknya liburan pasti dia tidak akan menikmati liburannya. Jadi, percuma saja lebih baik di rumah.
“Lo nggak pengin ke mana-mana gitu?” tanya Julian belum menyerah.
Bearly menggeleng lemah. Melihat itu membuat Julian menghela nafas panjang. Jika seperti ini, dia juga tidak bisa liburan. Akan dicap sebagai kakak durhaka jika dia liburan di saat adiknya tengah patah hati.
Sepanjang jalan hanya tercipta keheningan. Untuk mengatasinya, Julian memutar musik agar suasana tidak terlalu hening karena Bearly sama sekali enggan mengajaknya mengobrol padahal biasanya sepanjang jalan dia akan berceloteh.
Apalagi sebelum mendapat kado mobil ini mereka ke supermarket naik motor. Sepanjang jalan Bearly akan mengajak Julian mengghibahi orang-orang di sekitarnya walau Julian hanya menjawab iya-iya saja karena dia tidak mendengar apa yang Bearly ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...