LV - 59. Perfect Ex-Boyfriend

11.6K 2.1K 187
                                    

Gerbang rumah Bearly masih tertutup rapat saat motor Agam akhirnya sampai setelah menembus hujan disertai petir yang mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerbang rumah Bearly masih tertutup rapat saat motor Agam akhirnya sampai setelah menembus hujan disertai petir yang mengerikan.

Sepanjang jalan tadi Bearly terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa padanya dan Agam sampai mereka tiba di rumah masing-masing.

Tidak sesuai harapan, hujan yang awalnya sudah lumayan reda tiba-tiba kembali deras disertai petir saat Agam dan Bearly sudah setengah perjalanan. Namun, Agam tidak berniat mengajak Bearly meneduh karena nanggung.

Selain itu, hari juga mulai petang. Jadi, Agam memutuskan tetap melajukan motornya dengan sesekali menggesek tangan Bearly yang sedang berpegangan di pinggangnya guna menyalurkan rasa hangat.

“Terima kasih, Kak.”

Bearly tersenyum tulus lalu melepas helmnya. Rambutnya terasa lepek. Mungkin setelah ini dia akan langsung keramas untuk menghilangkan jejak air hujan di tubuhnya.

Agam mengangguk. “Aku pulang dulu, ya?” pamitnya.

Refleks Bearly menahan tangannya yang sedang memegang setir. Melihat itu, Agam menatapnya bertanya dengan alis terangkat sebelah. Sedangkan, Bearly tampak ragu mengungkapkan maksudnya.

“Mmm... Kakak mending neduh dulu di sini sampai hujannya lumayan reda,” saran Bearly.

Dia masih punya hati untuk tidak membiarkan Agam pulang di saat hujan masih turun deras dan petir terus menyambar seperti ini. Lebih tepatnya, sih, dia khawatir.

Tidak langsung mengiyakan, Agam tampak berpikir beberapa detik.

Sebenarnya tidak masalah jika dia harus pulang sekarang, tapi menyadari jika Julian belum pulang membuat dirinya akhirnya mengangguk, setuju dengan saran Bearly.

Agam mau berteduh di rumah Bearly bukan karena takut semakin basah jika pulang sekarang, tapi karena dia ingin menemani Bearly yang kemungkinan akan sendirian di rumah itu.

Apalagi sekarang sedang hujan deras ditambah dengan adanya petir yang semakin membuat Agam khawatir jika Bearly sendirian.

“Oke.”

Bearly tersenyum lega mendengar keputusan Agam. Dengan cepat dia mengeluarkan kunci dari dalam tasnya lalu membuka gerbang agar Agam bisa memasukkan motornya.

Suasana rumah tampak sangat sepi dan gelap. Bisa dipastikan Julian memang belum pulang. Mungkin dia masih kecantol di rumah Steffi. Membayangkannya membuat kekesalan Bearly kembali lagi.

Agam memarkirkan motornya tepat di depan rumah Bearly. Dia memilih tempat yang terlindungi oleh atap walau hanya sedikit. Setidaknya atap itu bisa melindungi motornya dari guyuran air hujan agar joknya tidak basah saat dia memakai motor itu lagi untuk pulang nanti.

“Masuk, Kak.” Bearly mempersilahkan Agam masuk setelah membuka pintu utama.

Agam mengangguk lalu mengikuti langkah Bearly memasuki rumah.

Let's Date Tomorrow!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang