Bearly memakan martabak mini pemberian Agam dengan melamun. Beralih tempat istirahat, sekarang dia duduk di bawah pohon bersama Julian, Garrel, Andra, Dicky, dan Bimo karena di trotoar sekarang panas.
Mereka saat ini sedang makan jajanan yang sempat mereka beli sebelum memutuskan untuk meneduh di bawah pohon.
Seline dan teman-temannya masih mengantri karena mereka membeli banyak makanan. Garrel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat pacarnya. Baru olahraga sebentar Seline sudah jajan banyak.
“Kenapa lo?” tanya Julian saat tahu Bearly melamun walau sebenarnya dia tahu penyebab dari sikap Bearly.
Sejak bertemu Agam beberapa saat lalu Bearly memang sudah seperti ini. Dia lebih banyak diam. Pandangannya tampak kosong sampai Julian harus menyenggolnya jika ingin mengajaknya bicara.
Pertanyaan Julian membuat semua orang menoleh, ikut menatap Bearly dengan raut penasaran. Mereka seolah menunggu jawaban Bearly atas pertanyaan Julian.
Bearly menoleh pada kakaknya. “Nggak kenapa-kenapa. Aku cuma lapar aja,” jawabnya beralasan.
“Nih, ambil punya gue. Gue udah kenyang.” Julian mengulurkan fu yung hai miliknya pada Bearly.
Di saat seperti ini rasa sayangnya sebagai kakak tampak jelas. Berbanding jauh dengan Julian yang biasanya, yang gengsi menunjukkan perhatiannya pada Bearly.
Bearly menerimanya karena martabak mini pemberian Agam memang tidak membuatnya kenyang.
Dia jujur saat mengatakan jika dirinya masih lapar. Apalagi fu yung hai yang kakaknya beli terlihat sangat menggoda sampai membuatnya menelan ludah.
Bearly tadi tidak membeli fu yung hai juga karena berpikir dia akan kenyang dengan martabak mini dari Agam, tapi ternyata tidak. Efek galau membuatnya ingin terus makan.
“Mau sosis juga nggak, Ber? Belum gue makan, nih,” tawar Andra sambil mengulurkan sosis sapi berukuran jumbo dengan saus dan juga mayones di atasnya.
Tanpa sungkan Bearly menerimanya. “Makasih, Kak Andra,” ucapnya lalu kembali memakan fu yung hai pemberian kakaknya.
“Nih, biar kerongkongan lo nggak seret.” Kali ini Garrel yang memberikan sebuah minuman.
Bearly tidak langsung menerimanya. Dahinya berkerut dengan tatapan penuh tanya. Dia tidak tahu minuman apa yang Garrel berikan itu.
“Itu minuman apa?” tanya Bearly dengan mata memicing.
“Susu murni nasional,” jawab Garrel sambil mendekatkan minumannya pada Bearly.
Tahu jika itu minuman aman dan halal, Bearly pun menerimanya. “Makasih, Kak Garrel.”
Garrel mengangguk lalu kembali mengobrol dengan Dicky dan yang lainnya.
Bearly tadi tidak langsung menerima minuman pemberian Garrel karena yang dia tahu kakaknya dan teman-temannya itu suka minum minuman yang aneh-aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...