“Selamat siang dan sampai jumpa di pertemuan selanjutnya.” Guru pengajar mengakhiri pembelajaran setelah bel istirahat berbunyi.
“Selamat siang, Bu,” balas semua siswa kelas 10 IPA 1 dengan kompak.
Guru pengajar mulai melangkah meninggalkan kelas setelah membereskan barang bawaannya yang tercecer di meja.
Setelah guru pengajar keluar, siswa-siswi kelas 10 IPA 1 juga ikut keluar untuk menghabiskan jam istirahat di luar kelas. Namun, ada juga yang memilih tetap di dalam kelas dan memakan bekal mereka.
Sissy menghampiri bangkunya setelah keluyuran ke bangku deret belakang untuk rumpi dengan yang lain. Bearly tadi tidak ikut karena dia lebih memilih menonton drama di ponselnya dengan menggunakan earphone.
Kebebasan itu selalu mereka dapatkan di setiap jam pelajaran bahasa Indonesia. Itu karena guru pengajar bahasa Indonesia bisa dibilang sangat santai.
Setelah memberi materi sebentar, dia langsung memberikan soal yang boleh dikumpulkan minggu depan jika saat itu banyak yang belum selesai mengerjakannya.
Sembari mengerjakan, guru pengajar juga memperbolehkan para siswa bermain ponsel atau keluar dari bangkunya untuk mengunjungi bangku tetangga seperti yang tadi Sissy lakukan. Mungkin itu juga yang menjadi alasan utama para siswa menjadikannya guru favorit.
Dan, menonton drama di tengah jam pelajaran bahasa Indonesia juga bukan pertama kalinya untuk Bearly karena dia sudah melakukannya sejak semester pertama. Namun, dia hanya melakukannya saat bosan saja atau saat tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan.
Seperti ini tadi, Bearly memilih menonton drama alih-alih mengerjakan tugasnya karena tidak ada buku referensi yang bisa membantunya mengerjakan tugas itu. Rencananya, Bearly akan meminjam buku itu di perpustakaan dan mengerjakannya saat jam istirahat.
“Bear, maaf aku nggak jadi ikut kamu ke perpus. Aku mau nganterin Desy ke ruang guru buat ketemu Bu Sita,” ucap Sissy pada Bearly.
“Oh, ya udah. Gue ke perpus sendiri aja kalau gitu,” balas Bearly sambil membereskan buku tulis dan tempat pensilnya untuk dibawa ke perpustakaan.
Bearly berjalan sendirian menuju perpustakaan yang letaknya cukup jauh dari kelasnya. Sepanjang jalan dia berdoa agar tidak bertemu dengan teman-teman kakaknya.
Sering kali mereka menggoda Bearly habis-habisan saat tidak sengaja bertemu di jalan hingga membuat Bearly salah tingkah. Dan, seperti biasa, kakaknya tidak membantunya, tapi malah ikut menggodanya.
Dengan tangan membawa buku tulis dan tempat pensil, Bearly mencoba berjalan dengan percaya diri di depan gerombolan kakak kelas yang sedang nongkrong. Tatapannya terus mengarah ke depan walau sekelilingnya mulai terdengar rusuh.
Bearly bisa mendengar pembicaraan para cowok itu. Mereka membicarakan Bearly yang berstatus sebagai adik Julian.
Di saat seperti ini, Bearly mengakui kepopuleran kakaknya itu walau terkadang kepopuleran Julian berimbas padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...