Julian memasuki rumah dengan riang gembira. Bibirnya bersiul, sedangkan telunjuknya bergerak memutar kunci motor. Wajahnya tampak semringah karena malam ini dia sangat bahagia.
Dia baru saja malam mingguan dengan Steffi. Namun, ada yang istimewa dari malam ini. Karena malam ini Julian menembak Steffi.
Melihat raut bahagia yang tergambar jelas di wajah Julian tentu siapapun bisa menebak jika hasil dari usahanya mendekati Steffi belakangan ini berbuah manis. Ya, Julian berhasil menjadikan Steffi pacarnya.
Tanpa berpikir panjang Steffi tadi menerimanya saat Julian meminta cewek itu untuk menjadi pacarnya. Terhitung mulai hari ini mereka pacaran.
Memasuki ruang tengah, Julian mendapati Bearly sedang menonton televisi. Entah apa yang membuat adiknya itu lebih memilih berdiam di dalam rumah sambil menonton talkshow daripada malam mingguan seperti dirinya.
Padahal jika Bearly ingin malam mingguan dengan Agam, Julian juga tidak melarang asal pulangnya tidak terlalu malam. Namun, jika mengingat bagaimana sosok Agam Arfansyah, rasanya pulang besok pun bukan sesuatu yang membahayakan.
Sejujurnya Julian juga lebih tenang Bearly dengan Agam daripada dengan Andra, tapi dia juga tidak bisa memaksa Bearly untuk tetap bersama Agam karena kelihatannya adiknya itu juga tidak menyukai Agam.
Berniat mengageti Bearly, Julian melangkah pelan menghampiri adiknya yang sedang fokus menonton itu lalu berdiri di belakangnya. Tangannya terulur menuju bahu Bearly bersiap mengagetinya, tapi—
“Kak, dia yang pernah jadi vampir kan?” tunjuk Bearly pada salah satu host talkshow itu.
Gagal. Tangan Julian yang masih menggantung perlahan turun. Dia menetralkan ekspresinya agar Bearly tidak tahu jika dia kecewa karena gagal mengagetinya.
“Mana gue tahu. Gue nggak pernah nonton sinetron,” jawab Julian sambil melangkah memutari sofa lalu duduk di samping Bearly.
“Lo nggak malam mingguan sama Agam?” tanya Julian pada Bearly yang kini kembali fokus pada acara yang dia tonton.
Bearly menggeleng tanpa menoleh.
“Kenapa? Agam nggak ngajakin?” Julian seolah belum puas dengan jawaban Bearly hingga membuatnya kembali bertanya.
“Nggak. Kak Agam lagi bawa Bebek ke dokter. Si Bebek sakit,” jawab Bearly dengan menoleh sekilas.
“Bebek?” gumam Julian heran.
Bearly kembali mengangguk.
“Emang ada dokter bebek?”
“Ada.”
“Gue baru tahu.” Julian menggaruk kepalanya bingung.
Mengabaikan kakaknya yang masih terheran-heran setelah mendengar si Bebek di bawa ke dokter, Bearly kembali fokus pada layar televisi karena acara yang dia tonton sedang seru-serunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...