“Kakak.”
Panggilan dari suara cempreng itu membuat Julian yang sedang makan sereal sontak mengangkat kepalanya. Dia menatap Bearly bertanya.
“Kakak nggak mau minta maaf sama Kak Agam?” tanya Bearly setelah Julian menatapnya.
“Ngapain gue harus minta maaf sama si Permen Karet?” Julian memasang wajah tanpa dosa seolah dia memang tidak punya salah pada Agam.
“Kakak kan udah nyuruh aku buat pacaran sama Kak Agam. Aku jadi permainin hati Kak Agam karena Kakak. Emang Kakak nggak ngerasa bersalah?”
Bearly sungguh tidak mengerti kenapa kakaknya masih terlihat kesal padahal sudah terbukti jika Agam dan Steffi hanya dekat sebatas sepupu sebelumnya.
Kalau kakaknya masih memusuhi Agam, bisa saja Agam tidak merestuinya berhubungan dengan Steffi walau kemungkinan itu sangat kecil mengingat Agam tidak begitu peduli dengan sepupunya yang satu itu.
Bearly hanya merasa tidak enak pada Agam karena sikap kakaknya. Apalagi sampai sekarang Julian enggan meminta maaf. Bearly yang hanya orang suruhan saja sudah minta maaf, tapi pelaku utama malah tidak merasa bersalah sama sekali.
“Yang penting kan sekarang Agam udah tahu yang sebenarnya. Kalian juga nggak putus kan? Ya udah,” balas Julian santai, membuat Bearly semakin geregetan melihat kakaknya itu.
Mengabaikan tatapan kesal Bearly, Julian kembali menyantap serealnya dengan lahap. Sejujurnya dia tidak berminat diajak membahas Agam sepagi ini.
“Tapi, Kakak harus minta maaf sama Kak Agam! Aku ngerasa nggak enak sama Kak Agam kalau Kakak nggak minta maaf.” Bearly kembali bersuara.
Julian menghela nafas lalu meletakkan sendoknya. Matanya kembali terfokus pada Bearly.
“Gue ngerestuin hubungan lo berdua itu sebagai tanda permintaan maaf gue ke Agam.”
“Mana bisa gitu?!” Bearly menatap kakaknya menentang. Dia tidak setuju dengan pemikiran kakaknya.
Mau tidak mau, Julian memang harus merestui karena dia yang membuat Bearly berpacaran dengan Agam. Dia tidak bisa menjadikan itu sebagai alasan agar tidak perlu minta maaf pada Agam.
Julian mengedikkan bahu lalu kembali fokus pada serealnya. Pagi ini dia dan Bearly memutuskan untuk sarapan walau hanya dengan sereal. Itu karena Bearly sudah kembali ke kelasnya semula yang berarti dia sudah tidak sebangku dengan Agam.
Kemungkinan Agam juga tidak membawa bekal karena selama class meeting, sekolah hanya berlangsung selama setengah hari.
Bearly yang berniat membalas ucapan kakaknya seketika urung saat melihat ponsel yang dia letakkan di atas meja makan layarnya menyala. Segera dia meraihnya dan membukanya untuk membaca pesan yang baru saja masuk.
Mf ga bs jmput km. Aku ada ursan sm Mario.
Bearly menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya pada kursi setelah membaca pesan yang ternyata dari Agam itu. Entah kenapa dia merasa pesan yang Agam kirimkan tidak seperti biasanya. Cowok itu terlihat lebih cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...