“Juara tiga Lomba Baris-Berbaris tingkat provinsi diraih oleh paskibra SMA Bima Sakti, ... , dan untuk juara utama lomba baris-berbaris tingkat provinsi diraih oleh paskibra... SMA Tunas Bangsa!!!”
Pendukung paskibra SMA Tunas Bangsa sontak bersorak gembira. Mereka melompat-lompat di barisan penonton sambil menyuarakan yel-yel. Spanduk yang mereka bawa, mereka angkat tinggi-tinggi sebagai lambang kemenangan.
Putra sebagai danton paskibra SMA Tunas Bangsa maju ke depan untuk menerima piala.
Setelah memberikan ucapan terima kasih dia turun dari panggung dan menghampiri teman-temannya yang sudah menyambut kedatangannya dengan senyuman dan rangkulan hangat. Mereka mengangkat piala itu tinggi-tinggi lalu berfoto bersama.
🐓🐓🐓
Selama ini Bearly menganggap mimpi hanya bunga tidur saja. Dia bukan termasuk orang yang suka memaknai mimpi dan bukan juga orang yang percaya pada ramalan.
Hidupnya mungkin bisa dibilang biasa-biasa saja. Bahkan dia tidak percaya pada zodiak di saat teman-temannya suka menyangkutpautkan zodiaknya pada apa yang terjadi padanya, baik yang sudah ataupun yang belum.
Namun, sekarang Bearly cukup yakin jika mimpi yang dia dapat kemarin malam menjadi salah satu pertanda akan kepergian papanya.
Kemarin malam Bearly bermimpi papanya mengunjunginya dan memberikan pelukan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Dia sangat merasa kehilangan setelah papanya melepas pelukan itu seolah setelah ini dia tidak akan merasakan pelukan itu lagi.
Mimpi itu terasa sangat nyata dan masih terekam jelas di ingatan Bearly. Padahal biasanya dia suka lupa dengan apa yang dia mimpikan kemarin malam.
Mungkin kemunculan papanya di mimpinya kemarin malam untuk mengucapkan perpisahan yang tidak bisa dia lakukan di dunia nyata.
Jika tahu Bearly akan kehilangannya setelah itu, pasti dia akan memeluknya lebih lama lagi.
Kini Bearly hanya bisa tertunduk di samping makam almarhum papanya. Tatapannya kosong. Sesekali mata itu meneteskan air yang langsung dihapus olehnya sebelum air mata itu jatuh ke tanah.
Tangis Bearly sudah tidak sekencang sebelumnya setelah tahu kalau tangisannya bisa menghambat proses papanya untuk menuju ke tempat selanjutnya.
Dia tidak ingin menjadi orang yang egois, yang hanya memikirkan rasa sedihnya tanpa memikirkan nasib dari almarhum papanya di atas sana.
Di sampingnya, mamanya terus merangkulnya dan mengusap lengannya. Berulang kali mamanya memintanya mengikhlaskan kepergian papanya yang sebenarnya sudah dia lakukan walau rasanya masih berat. Dia sudah ikhlas demi ketenangan papanya di alam sana.
Mama tampak tegar padahal dibalik kaca mata hitam itu matanya sembab. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak menangis berlebihan karena saat ini dia juga sudah punya suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Date Tomorrow!
Teen Fiction"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia tidak tulus berpacaran dengannya. Semua yang Bearly lakukan selama ini hanya karena permintaan kakakny...