[03] Admit Mistake

73 17 16
                                    

Usai menyelamatkan para rakyat. Tuan raja, Megalodon, dan kedua anaknya beserta para kawal berjalan dengan tujuan ke Kerajaan Diamond.

Sepanjang jalan tuan raja, selalu berpikir kenapa tiba-tiba di tengah pasar ada tanah besar. Lalu siapa pelaku yang melakukan sihir tanah itu bukannya batu sihir-ku aku sisipkan ke tempat yang aman. Tempat itu saja sudah aku buat sendiri visi dan misi, untuk siapa saja yang berhak masuk dan bukan siapa saja aku larang masuk ke tempatnya tersebut.

Tapi, kalau dia bisa mengambil batuku. Terus, dia dapat mantra sihir dari mana. Bukannya mantra sihir itu sudah aku sembunyikan ke tempat yang sangat aman. Apa jangan-jangan di sekitar kerajaan ada orang lain memata-mataiku.

Namun semua itu aku tidak percaya kalau ada orang lain berniat memataiku. Karena aku sudah berumur 40 tahun hidup  bersama istri dan anakku. Belum pernah terjadinya pencurian ataupun kehilangan bahkan para kawalku saja jujur-jujur semua.

Tidak lama kemudian, seorang kawal yang membokongin kedua anaknya. Datang menghampiri tuan raja. Dia berlari dan berhenti di hadapan tuan raja yang sedang mengendong Megalodon.

"Tuan?" panggil kawal-nya. Lalu tuan raja berhenti karena ada kawal menghalang nya.

"Iya, ada apa kamu memanggilku?" tanya tuan raja. Kawal itu mulai merasa gugup, ia sangat sulit untuk berucap kata, kaki yang bergetar seolah ada seseorang mengerakkan kedua kakinya.

Tuan raja menatap lama melihat kawal-nya yang diam saja. "Kenapa kamu berdiam saja, ada apa coba kamu tarik napas sebentar untuk menghilangkan rasa gugup-mu," ucap tuan raja.

Kawal itu pun menghela napasnya. Kemudian kawal itu mengeluarkan sebuah kalung beserta lembaran kertas yang berisi coretan, lalu ia memberikan kepada tuan raja dengan menjelaskan maksud kedua barang tersebut.

Tuan raja melebarkan kedua matanya. "Mana mungkin?" heran tuan raja, selama ini kawal itu aku selalu percaya padanya kenapa dia ingin mencuri. "Tuan, maafkan saya karena kelengahan saya dengan kedua anak tuan. Kini masalah besar yang terjadi, oleh kedua anak tuan. Saya sudah berusaha untuk memperhatikan anak tuan, tapi saya tidak sadar tuan, kalau kekacauan itu merusak hari liburnya tuan. Tolong tuan ampunin saya," jelas kawal-nya.

Tuan raja pun kaget ketika kawalnya meminta maaf. Tapi, setiap penjelasannya seperti menyangkut kepada kedua anak kandungnya.
Tuan raja menoleh dan memperhatikan kedua anaknya, ternyata anaknya hanya bermata malas dan agak sedikit ketakutan.

Kedua kakak adik itu juga merinding saat ditatap oleh ayahnya sendiri. Setelah itu, tuan raja memanggil kedua anaknya.

"Rey, Roland?" panggil tuan raja. Kedua kakak adik itu pun bergemetar ketika ayahnya memanggil. Rey pun menoleh dengan pelan. Ternyata wajah tuan raja masih normal seperti biasa tetapi pandangan matanya sayu.

Kedua kakak adik itupun datang menghampiri ayahnya yang sedang mengendong Megalodon. "Nak, pagi tadi kalian sedang melakukan apa?" tanya tuan raja.

Rey dan Roland kini masih diam saja, sehingga sulit untuk mencari kata dengan membalas perkataan ayahnya.

Pandangan tuan raja kini semakin lama. Kemudian, Megalodon melirik Rey dan Roland. "Ha.. hi.. ka-kak, kakak," ucap Megalodon dengan gelak tawa seperti bayi.

Rey dan Roland pun kaget. Ketika bayi tersebut tiba-tiba berbicara dengan tertawa. Pikiran mereka melihat Megalodon seperti mengejek.

"Rey, Roland, nak kenapa kalian diam saja?" tanya tuan raja lagi.

"A--ayah, anu. Sebenarnya Roland minta maaf sebesar-besarnya. Dari kemarin Roland mencuri batu dan mengambil mantra sihir dengan menyalin kertas yang ditulis sama ayah. Tapi sejak pagi tadi. Roland tidak sengaja untuk menyebutkan mantra tersebut. Roland pikir kalau mempunyai sihir bakalan bahagia ternyata menyulitkan orang lain. Ayah tolong maafkan Roland," jelasnya dengan memelas.

"Ehm, baiklah ayah bakalan maafkan kalian. Tapi hukuman tetap berlangsung. Kalian tahu kan surat  yang ayah buat depan pintu, disitu sudah ada visi dan misi. Karena kalian melanggar mulai saat ini, kalian tidak akan keluar dari kerajaan selama satu minggu, bila kalian ada yang keluar dari kerajaan maka ayah tidak segan memasukkan kalian ke dalam penjara. Kaki dan tangan kalian bakalan ayah ikat dengan kayu-kayu yang keras. Apakah kalian sudah mengerti!" Tuan raja yang sedang memberikan ancaman.

Rey dan Roland menatap dengan melebarkan kedua mata, mereka serentak menelan air liur. "Ayah, serius bakalan akan mengurung kami, tapi kami ingin bebas ayah," Rey yang berusaha memohon.

"Tidak, tidak ada lagi pertanyaan. Ayah tidak mau berdebat lagi, karena hal fakta sudah ayah lihat secara langsung, apakah kalian tidak melihat sudah berapa banyak warga mengalami luka serta kerugian oleh kalian, ayah bukan benci tapi perlakuan kalian sudah kelewatan," jelas tuan raja kepada anaknya.

Kemudian, Megalodon melirik lagi. Menatap Rey dan Reynold. Lalu Megalodon menyeringai dengan tersenyum. "Ha ... hi ... Ka-kak, Ka-kak," ucap Megalodon dengan gelak tawa seperti bayi. Megalodon bermaksud bukan untuk menertawakan atau menghina, melainkan ia menyampaikan sesuatu hal yang baik kepada kedua kakak angkatnya.

Terkadang usianya masih balita tiga bulan.  Ia tidak bisa berbicara seperti manusia umumnya. Tapi dalam perasaan Megalodon sudah sampai pemikiran orang dewasa dan mengerti arti jalan kehidupan mereka.

***
Tuan raja, Megalodon, Rey, dan Reynold beserta para kawal-nya sudah tiba di kerajaan. Kemudian tuan raja dan kedua para pengawal membawa Rey dan Reynold ke kamar lantai atas.

Nyonya ratu juga tidak akan diam saja ketika suaminya membawa anak-anaknya ke atas dengan mengendong bayi di bawa oleh tuan raja.

"Mas?" panggil nyonya ratu yang melirik dari bawah. Kini tuan raja tidak mendengarkan, nyonya ratu seakan merasa dilema.

Lima menit berlalu. Tuan raja dan dua para kawal belum turun dari lantai atas. Nyonya ratu mulai kebingungan, dan akhirnya nyonya berusaha untuk naik ke atas. Saat naik menginjakkan anak tangga pertama.

Tuan raja dan dua para kawal turun secara bersamaan. Megalodon yang selalu digendong oleh tuan raja membuat nyonya ratu sedikit kebingungan. "Anak siapa yang suamiku bawa, apakah itu adalah anak selingkuhannya, astaga kenapa aku bercemburuan begini. Rileks, rileks aku harus berpikir positif," batin nyonya ratu.

Kini tuan raja masih bercumbuan melihat Megalodon yang tertidur nyenyak, lontaran senyum yang manis membuat tuan raja selalu saja menatap Megalodon. Padahal dari bawah nyonya ratu sudah berdiri lama di bawah tangga.

"Mas, dia anak siapa? Kenapa mas mengendong anak itu, tolong mas jawab jujur. Mas punya selingkuhan yah," ucap nyonya ratu karena cemburuan.

"Sayang, mas nggak punya selingkuhan kok. Cinta mas hanya kamu. Oh anak ini, mas dapat dari hutan, anak ini terlantar di bawah akar pohon, jadi terpaksa mas membawanya. Sayang kamu mau menerima anak ini  jadi anak kita. Soalnya mas suka banget sama anak ini, sepertinya dia tidak punya orang tua lagi, kasihan kalau dia meninggal mending sama saya saja untuk mengasuhnya. Kalau ditinggalkan sama saja seperti berdosa pada anak ini," jelas tuan raja dengan memelas penuh kepada nyonya ratu, agar nyonya ratu mau menerima Megalodon.

Pandangan mata tuan raja yang begitu lebar. Dengan terpaksa akhirnya nyonya ratu menerima Megalodon jadi anak angkat mereka. Keberuntungan, kebahagiaan, kini nasib Megalodon selalu saja beruntung atas berkatnya Dewi dan keluarganya para elf.

Bersambung ....
jangan lupa sertakan komen dan votenya juga, terima kasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang