[122] Jamur Halusinasi

11 4 0
                                    

"Ki-kita ada di mana? Mengapa kita tidak kembali pada restoran biasa. Apa jangan-jangan kita salah dipindahkan oleh Lemord?" heran Reynold.

"Reynold, berhentilah seperti anak kecil. Kau sudah dewasa dan harus bersikap kayak orang dewasa. Lemord tidak akan memindahkan kita sembarangan, mungkin ada maksud ia membawa kita ke sini," balas Alex.

Kemudian Megalodon dan Sky maju selangkah nan melihat tempat tersebut. Megalodon melihat sekumpulan jamur raksasa seolah mereka sedang di sihir menjadi kecil.

"Megalodon, apakah kau tahu sekarang kita ada di mana? Sampai saat ini kita tidak melihat Lemord, apa jangan-jangan ia memindahkan kita dengan sengaja?" tanya Sky berpikir jahat kepada Lemord.

"Aku tidak tahu, Sky. Heh, kau kenapa malah bertingkah seperti Reynold. Aku percaya kok Lemord membawa kita ke sini karena ada tujuan, kau jangan berpikir jahat kepadanya, lagi pun teman kita Helena dan Kak Clarita masih ada di restoran yang membantu para warga Desa Jamur," balas Megalodon.

Saat mereka mengobrol Alex mulai berjalan melihat keliling tempat yang ia injak, sampai langkahan kedua puluh Alex melihat rumah kecil yang jendelanya masih terbuka.

"Megalodon, Sky, Reynold aku melihat rumah seseorang di sekitar sini. Buruan ke sini, mendekat lah?!" suruh Alex.

"Hah?!" balas mereka bertiga karena kaget. Selepas itu, mereka mendekati Alex.

"Iya, kak. Ada apa?" tanya Megalodon.

Praang!

Mereka berempat mendengarkan suara pecahan kaca dari rumah kecil yang terbuka itu, kemudian mereka bergegas menghampiri rumah kecil itu.

Sampai di rumah kecil, mereka berempat tidak melihat apa pun, hanya ada satu ruang nan sepi.

Tap!

Tap!

Tiba-tiba mereka mendengarkan suara langkahan kaki dari belakang, seolah mereka sedang ikuti. Mereka berempat membalik bersamaan.

"Astaga! Lemord kirain siapa? Bikin deg-degan saja," panik Reynold.

"Hahaha ... kalian pada kenapa sih? Tuan Alex, Tuan Reynold, Tuan Megalodon dan Tuan Sky lagi memperhatikan siapa sih? Bikin penasaran aja," heran Lemord.

"Begini Lemord kami tadi lagi lihat rumah orang dari sebelah sana. Kata Kak Alex, ada seseorang yang tinggal di sana, ditambah kami mendengarkan suara pecahan," balas Megalodon.

"Hah rumah? Suara pecahan? Kalian pada kenapa sih di belakang sana hanya ada jamur besar doang, sepertinya kalian berempat sedang terkena efek berhalusinasi," ucap Lemord seraya memperhatikan ke belakang, yang telah ditunjuk oleh Megalodon.

"Hah, jamur besar lihat di sebelah san---" balas Alex karena kesal, kemudian ia menoleh ke belakang. Ternyata apa yang dikatakan Lemord itu ada benarnya.

"Kok, rumah kecil itu tidak ada?" heran Alex dengan serius.

"Hahaha ... sudah ku bilang, tapi kalian masih saja tidak percaya. Semua tanaman ini masih terlihat misteri, kukira kalian penyihir yang kuat nyatanya masih terkena terhipnotis," balas Lemord.

"Lemord, aku tidak berbohong kok. Tanya saja sama Megalodon, Sky dan Reynold mereka juga lihat di belakang sana ada rumah kecil," bantah Alex.

"Iya, Lemord. Apa yang dikatakan oleh Kak Alex ada benarnya, kami lihat dengan mata sendiri, tapi mengapa sekarang tidak ada yah," balas mereka bertiga dengan serentak.

Lemord pun hanya menggelengkan kepala, kalau lama-lama berdebat dengan mereka yang ada dirinya nggak akan menang, dengan seperti biasa Lemord membentang jubah besarnya dan membawa mereka ke tempat biasa sebuah restoran besar nan sepi.

Usai memindahkan mereka berempat, Lemord pun memakai hoodie nan pulang kembali ke restoran, tempat tinggalnya seraya membawa jubah besar yang belum terlipat.

***
Di saat mereka berempat lagi mengobrol, kini dialihkan kembali ke ruangan restoran. Pada meja besar Helena dan Clarita sedang bercakap-cakap mengenai sekolah sihir selama tiga semester.

"Lah, kita ada di mana? Mengapa bisa kembali ke restoran?" heran Alex.

Helena dan Clarita pun kaget, tiba-tiba mendengarkan suara Alex lagi, kemudian mereka berdua berdiri ke belakang.

"Alex, Megalodon, Sky, Reynold. Kenapa kalian bisa tiba-tiba ada di sini? Di mana Lemord, kalian ke sini sejak kapan? Bukannya tadi lagi pergi ke luar, memberantas nyamuk raksasa?" tanya Clarita berkali-kali.

Setiap Clarita memberi pertanyaan, membuat hati Alex semakin bergejolak, perlahan ia mulai memahami Clarita yang dingin dan punya tubuh cantik ternyata cerewet juga.

"Kami tiba di sini karena jubah besar milik Lemord yang bisa membawa kami ke dimensi berbeda. Lemord sebentar lagi akan tiba, kak. Iya kami sudah mengalahkan puluhan nyamuk raksasa, tapi kami sebagai penonton sedangkan Kak Alex yang sebagai pemusnah nyamuk raksasa dengan menggunakan hoodie. Kalau kami ikut perang yang ada bakalan kalah duluan, gas beracun itulah kelemahan kami," balas Reynold.

"Wah, nampaknya aku penasaran dengan jubah raksasa itu. Oh, emang Lemord sampai kapan tiba di sini. Hum, baiklah kalau begitu semangat yah berperang nya."

Kring!

Kring!

Kreek!

Suara bel berbunyi ditambah suara pintu juga terdengar---keras. Mereka berenam pun kaget, lalu menoleh bersamaan.

"Teman-teman bagaimana keadaan kalian sekarang? Apakah kalian tidak halusinasi lagi?" panggil Lemord.

"Hah, halusinasi. Kami sekarang baik-baik saja Lemord, kenapa kamu pada khawatir begini," balas Megalodon.

"Huh, syukurlah kalau begitu. Aku khawatir sama kalian takutnya masih tersesat dengan dunia halu. Nyonya Clarita, Nyonya Helena apakah ada obat menghilangkan rasa halu mereka berempat?" tanya Lemord.

"Hah, obat menghilangkan rasa halu. Emang ada yah? Maksud kamu apa Lemord, aku tidak mengerti apa yang kau katakan?" heran Helena.

Lemord juga kebingungan dan tidak tahu harus berbicara apa, kemudian Lemord mengalihkan dialog agar mereka tidak serius memikirkan penyakit halusinasi.

"Teman-teman, kalian pada haus nggak? Mau nggak aku bikinin teh matcha hangat, biar kalian tetap tenang," ucap Lemord menawarkan minuman buat mereka berenam.

Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya pun kaget seraya mengernyitkan keningnya. Melihat Lemord yang bertingkah aneh, padahal pertanyaan Clarita disampaikan malah tidak terbalaskan.

Karena Lemord terlalu baik, dengan terpaksa Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya menerima tawaran Lemord. Mereka mengangguk seraya mengukir senyumnya.

Di saat Lemord sibuk menyeduh air hangat untuk membuat teh matcha. Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya duduk di meja besar dengan berbicara pelan-pelan tanpa pengetahuan oleh Lemord.

"Kalian berempat pada kenapa sih? Sampai Lemord khawatir begitu, kalian lagi terserang penyakit halu yah?" tanya Clarita dengan pelan.

"Hum, kami tadi di bawa ke tempat berbeda kak. Sebelum kami sampai di sini, kami melihat jamur raksasa terus melihat rumah kecil, saat kami mengintip tidak ada satupun orang yang tinggal pada rumah kecil itu. Selanjutnya kami malah bertemu Lemord, katanya rumah kecil yang bilang itu tidak ada. Saat kami menoleh ke belakang ternyata apa yang diucapkan Lemord benar," jelas Megalodon.

Clarita dan Helena kini masih serius memperhatikan penjelasan Megalodon. Tidak lama keenam gelas teh matcha telah siap di suguhkan oleh Lemord dengan tampah.

"Hum, kalian lagi bahas apa sih? Serius banget," ucap Lemord menyodorkan keenam gelas satu-persatu.

Mereka berenam kaget, kemudian mereka diam sejenak seraya tersenyum. Usai bercakap-cakap mereka menikmati teh matcha, lalu Lemord kembali berdiri di meja dapur.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang