[137] Sky Keceplosan

7 4 0
                                    

Sampai pertigaan kini Clarita berpamitan dengan Alex, Megalodon dan ketiga temannya.

"Alex, teman lainnya terimakasih sudah mengajak aku makan mie ramen dan teh matcha di Desa Jamur yah. Buat Reynold dan Helena selamat yah karena telah berhasil mendapatkan baru sihir, semoga kalian berdua menjadi penyihir yang baik dan berguna bagi semua orang," ucap Clarita untuk berpisah lagi.

Alex, Megalodon dan ketiga temannya pun mengangguk seraya tersenyum saat mendengarkan ucapan Clarita.

"Iya, kak. Sama-sama dan terimakasih telah memberi selamat padaku. Aku berjanji akan menjadi penyihir yang baik dan berguna bagi semua orang, lagi pun aku sangat senang nan telah banyak petualangan yang ku lewatkan," balas Helena.

"Iya, kak terimakasih karena telah memberi semangat kepadaku. Aku berjanji akan menjadi penyihir yang baik nan berguna pada semua orang, meskipun aku punya grimoire bunga dua dan mendapatkan batu sihir ini, aku berjanji akan menjadi lebih baik lagi," balas Reynold.

Clarita hanya mengangguk melihat mereka berdua yang punya semangat nan percaya diri, dengan memanfaatkan bermain sihir demi masa depan.

Ia juga berharap mereka berdua agar menjadi penyihir baik dan tidak jatuh seperti Alex yang terperangkap oleh iblis, kalau terjatuh resikonya berat nan bakal Dunia Invalible akan hancur.

Usai bercakap-cakap kini mereka berlima melambaikan tangan untuk berpisah dengan Clarita, meskipun perpisahan bukanlah perpisahan selamanya, Alex juga akan terus berusaha mengejar Clarita sampai kapanpun.

Umur tiga enam tahun dan masih berstatus perjaka, lelaki mana sih yang tidak mau menikah. Sama hal dengan Clarita berumur dan masih berstatus perawan, perempuan mana sih yang tidak mau menikah. Ditambah mereka berdua sama suka dan tidak tahu siapa yang pertama mencurahkan cintanya.

Tiga puluh menit berlalu, Alex, Megalodon dan ketiga temannya telah sampai di sekolah sihir. Semua teman-teman yang seumuran mereka juga sudah pulang, karena mereka sudah berhasil mendapatkan batu sihir.

Setelah itu, Reynold dan Helena bergegas kembali ke kamar masing-masing, sedangkan Sky, Alex dan Megalodon duduk di lapangan yang berdekatan pohon beringin---mereka berteduh dari panasnya matahari.

"Enak yah mereka cepat pulang, dah punya batu sihir dan tidak perlu membaca grimoire lagi, tinggal digerakkan batu sihirnya terus keluar deh. Kapan yah aku bisa punya batu sihir?" keluh Sky.

Megalodon diam sejenak lalu menghela napasnya, melihat Sky yang selalu berkeluh kesah.

"Sky, kau harus tetap sabar dan dengar apa yang dikatakan oleh Guru Aokai. Nanti kita bakalan dapat kok, 'kan Guru Aokai sudah bilang bakalan upgrade batu sihir buat kita berdua ditambah batu pelikan berwarna merah yang kita bawa berdua," balas Megalodon yang berusaha menenangkan Sky agar tetap sabar.

Sedangkan Alex yang duduk di samping Megalodon sudah sangat muak melihat Sky selalu berkeluh kesah---akhirnya Alex hanya diam saja.

"Iya, Megalodon. Tapi harus sampai kapan, aku mau pulang, aku rindu rumah nan aku ingin menikah dengan Raya dan butuh keturunan untuk masa depanku," bantah Sky dan ia keceplosan karena membicarakan tentang wanita idamannya di hadapan Megalodon dan Alex.

"Raya? Tunggu, kau suka dengan Raya," heran Megalodon seraya tersenyum menatap Sky.

"Astaga! Kagak itu tadi aku salah ngomong," panik Sky.

"Hum, beneran nih. Jujur aja deh kalau kamu suka sama Raya, lagi pun kamu cocok dengannya. Oh iya sejak kapan kamu suka sama Raya?" tanya Megalodon. Alex pun kaget dan penasaran kalau Sky suka dengan Raya.

Kini Sky hanya diam saja, pikirannya pun kacau nan malu untuk membalas pertanyaan Megalodon, ditambah Alex sangat dekat---menguping padanya.

Ia sangat kesal, seandainya waktu bisa diulang kembali, mungkin keceplosan ini tidak terjadi pada mereka berdua.

Sebenarnya Sky ingin mengungkapkan langsung, tapi ia tidak berani. Takutnya kejadian ini bakalan tersebar untung semua teman sudah pulang, tetapi Reynold dan Helena pun belum pulang dikarenakan mereka masih sibuk berkemas.

Hal ini membuat Sky lebih tegas lagi di hadapan Megalodon dan Alex agar mereka tidak menyebarkan ucapan ini, kalau dirinya suka sama Raya.

"Sky, kok kamu diam saja sih? Kamu malu yah," ucap Megalodon.

Sky pun hanya diam saja dan membuang muka, karena ia tidak mau membuat Megalodon semakin penasaran dengan perlakuan dirinya.

Tidak lama kemudian, Helena dan Reynold telah keluar dari asrama seraya membawa tas besar nan koper, lalu mereka datang menghampiri Megalodon, Sky dan Alex untuk berpisah selamanya.

"Yoo, Hai Megalodon, Sky dan Kak Alex. Reynold izin pulang yah, Megalodon terimakasih sudah nemenin aku dari pertama masuk sekolah sihir hingga sampai sekarang. Sky terimakasih karena kau telah mempercayai aku nan traktir aku jajan. Kak Alex terimakasih sudah bawa aku untuk mendapatkan batu sihir," sapa Reynold.

"Hai Megalodon, Sky dan Kak Alex. Megalodon terimakasih sudah jadi teman baik aku, semoga kita bisa bertemu kembali ingat hatimu jangan terlalu dingin yah. Sky terimakasih tumpangan kapal awan dan misinya. Kak Alex terimakasih juga sudah bawa aku untuk mendapatkan batu sihir jangan lupa salam untuk Guru Aokai," sapa Helena.

Megalodon, Sky dan Kak Alex hanya mengangguk seraya tersenyum.

"Oh iya Reynold, Helena. Semoga di lain waktu kita bisa bertemu kembali, terimakasih yah traktirnya," balas Megalodon.

"Kalian berdua selamat yah, semoga menjadi penyihir baik dan berguna bagi semua orang. Jangan lupa kalau ada sempat waktu kalian datang lagi yah ke sekolah sihir," balas Alex.

Helena dan Reynold hanya mengangguk seraya membalas senyum mereka bertiga, sedangkan Sky hanya diam saja karena ia ngambek kan kepada Megalodon dan Alex yang selalu penasaran tentang dirinya.

"Sky, kenapa kamu pada diam saja? Apakah kamu nggak mau ngucapin gitu padaku," panggil Helena.

"Helena, sebaiknya kamu nggak usah ganggu Sky. Soalnya Sky suka ngambek kan gara-gara nggak dapat batu sihir, terus dia bilang kalau dirinya suka sama Ra--" ucap Megalodon terpotong oleh Sky.

"Ih, apaan sih ah! Bikin kesel aja. Megalodon tolong jangan dibicarakan soal itu, kalau kamu masih ngelakuin nya maka kita tidak akan temenan lagi?!" kesal Sky.

Megalodon pun diam sejenak, sedangkan Reynold dan Helena mengernyitkan keningnya melihat obrolan Megalodon yang terpotong oleh Sky.

"Megalodon, kau bilang suka sama Ra? Ra siapa yah, Raya kah? Kalau soal Raya sih aku sudah tahu dari dua belas tahun kemarin, Sky sempat melamar Raya dihadapan kami bertiga. Terus Raya tolak karena katanya mau belajar dulu, selanjutnya Sky diusir sama adiknya sendiri--sih Aini," balas Helena karena sudah menebaknya dari dulu.

"Hah, Sky suka sama Raya yah. Angin dan Air bersatu bakalan dingin dong, hahaha ... tapi jujur kalau Sky cocok banget sama Raya ditambah nama lucu dan elemennya juga sama dingin, anaknya pasti ganteng dan cantik," balas Reynold.

"Oh jadi kalian berdua sudah tau yah, syukurlah kalau begitu. Aku sama Kak Alex juga baru tahu, ya sudah sebentar lagi hari mau sore tuh. Sebaiknya kalian pulang saja kalau dah malam jatuhnya besok kalian pulang," suruh Megalodon.

"Baiklah Megalodon, terimakasih kami berdua izin pamit yah. Bye bye," ucap Helena seraya melambaikan tangan.

Kini Reynold dan Helena pergi meninggalkan sekolah sembari membawa tas besar nan koper. Megalodon, Sky dan Alex hanya melambaikan tangan berkali-kali.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang