[14] Acquaintanceship

33 9 0
                                    

Siang berakhir dan senja mulai berganti. Hari itu semua anak-anak telah mengakhiri perkumpulan, visi dan misi yang disampaikan Guru Aokai.

Dengan seperti biasa Megalodon selalu berjalan berdua dengan Reynold, karena Reynold adalah teman pertamakali yang ia temukan.

Megalodon kini berjalan menuju ke kapal awan besar itu, ia ingin tahu siapa pemilik kapal itu. Langkahan kesepuluh, tiba-tiba Megalodon mendengar perdebatan dari sebelah kanan.

Megalodon dan Reynold melirik bersamaan ke arah kanan. Ternyata ada drama hangat antara Sky dan anak laki-laki yang beralis tebal yang sedang bertengkar, anak perempuan itu pun juga berusaha untuk memelang pertengkaran mereka.

"Sky?" panggil Megalodon. Reynold melebarkan kedua matanya ketika temannya memanggil Sky.

Reynold merasa takut ketika Megalodon bertemu dengan teman baru maka dirinya pasti tidak dipedulikan lagi, dia tidak mau kalau kejadian ini terulang lagi. Dulu Reynold punya teman yang sangat baik bisa disamakan dengan tingkah Megalodon, namun pertemanan Reynold dengan teman yang ia temukan berakhir kandas sampai Reynold dibully dan teman lamanya tidak menganggap Reynold sahabat lagi gara-gara teman lamanya berteman dengan teman baru yang mempunyai segala hal sedangkan dirinya hanya sebatang kara.

Megalodon dan Reynold datang menghampiri keributan mereka di sana. "Sudah Sky, Bahtera berhentilah bertengkar. Kalau begini terus lama-lama ketahuan sama Guru Aokai bisa gawat," ucap anak perempuan itu berusaha memelang pertengkaran temannya.

"Diam, kamu nggak usah ikut campur, Helena. Kamu enggak usah pakai pelang-pelang segala, ini masalah hanya antara aku dengan laki-laki yang sombong ber-debah," balas Bahtera dengan kasar.

Helena takut ketika mendapat balasan kasar dari Bahtera, perlahan air mata Helena ingin keluar. "Hei, jangan berani kamu bentak-bentak dia. Apakah kamu tidak tau kalau derajat wanita itu lebih berharga dari kamu, sebaiknya kamu jaga mulutmu. Daripada kamu beradu mulut sama Helena mending beradu mulut sama-ku saja, akan kupenyek-penyekan muka kamu!" kesal Sky yang berusaha membela Helena.

Helena kaget ketika Sky membelanya, perlahan air matanya berhenti. "Nyenye ... pandailah kamu kalau ngomong depan cewe, biar dipanggil laki-laki tegas 'kan. Tampang kamu itu tidak cocok di bawa ke sekolah sihir yang elit ini," balas Bahtera mencaci maki kepada Sky.

Mendengar balasan Bahtera membuat Sky merasa kesal, kemudian Sky menggunakan sihir angin dengan membuka grimoire miliknya, selepas itu Bahtera kaget dan terhempas oleh angin tersebut.

Burgh ....

Setelah itu, Sky pergi meninggalkan Helena yang berdiri di sana. Sampai di depan Megalodon dan Reynold kaget tiba-tiba ada angin yang melemparkan Bahtera hingga mengenai pohon.

Kemudian Sky berjalan santai pergi meninggalkan tempat itu. "Hei, apakah kamu baik-baik saja," ucap Megalodon menegur Helena.

Helena pun kaget lalu ia menengok ke arah Megalodon yang sedang tersenyum manis, saat menatap senyumnya Megalodon tiba-tiba hidung Helena mimisan.

"Kya ... a-anu a-aku baik-baik saja. Hum, namamu siapa bolehkan aku untuk mengenalmu?" tanya Helena.

"Oh syukurlah kalau begitu. Perkenalkan namaku Megalodon Diamond, dan ini temanku Reynold Zelvus," balas Megalodon sambil mengenalkan temannya kepada Helena.

Helena langsung menatap Reynold. "Cih, wajahnya sangat membosankan. Oh, salam kenal Megalodon," ucap Helena.

"Oh iya salam kenal Helena. Anu, tadi kalian lagi berdebat apa, kenapa orang tadi tiba-tiba terpental bolehkah kamu jelaskan?" pinta Megalodon.

"Hmm, sebenarnya mereka lagi berantem Megalodon. Gara-gara masalah kemarin, tapi aku gak tahu asal-usulnya. Kalian berdua murid baru yah," balas Helena.

"Oh, iya kami baru datang siang tadi. Ngomong-ngomong kabar anak yang kepental tadi bagaimana kabarnya," Megalodon yang menanyakan tentang Bahtera.

"Astaga, Bahtera!" panik Helena. Megalodon dan Reynold juga merasakan khawatir. Kemudian mereka bertiga berlarian menemui Bahtera yang terpental di pohon.

Sampai di depan pohon. Megalodon, Reynold, dan Helena melihat Bahtera terkapar di tengah pohon benturan itu sampai membekas dan dahinya berkerut darah.

Karena Helena terlalu khawatir, Megalodon pun turun tangan ia langsung mengaktifkan sihir healingnya kepada Bahtera.

Kalung hijau yang ada di lehernya perlahan terang sambil membuka grimoire miliknya. Dalam hitungan detik Bahtera pun mulai sadar, luka yang bekerut pada keningnya juga menghilang.

Bahtera membuka matanya dengan perlahan, pikirannya tidak stabil karena benturan yang ia dapat sangat kuat. Kemudian, Helena menoleh sambil menatap wajah Bahtera.

"Bahtera apakah kamu sudah sadar? Apakah kamu baik-baik saja?" Dua pertanyaan sekaligus yang disampaikan oleh Helena.

Bahtera berdiri sambil memegangi kepala bagian belakangnya. "A-a--aku ada di mana, mengapa kalian menatapku. Kejadian apa yang kurasakan saat tadi, mengapa kepala belakangku sangat sakit," balas Bahtera.

Setelah itu, Megalodon membuka  grimoirenya lagi dan melakukan penyembuhan teknik kedua, kalung hijau miliknya bersinar lebih gelap. Seluruh mana Megalodon menguras lebih banyak.

Kedua tangan Megalodon menyentuh kepala Bahtera. Aura-aura hijau bergerak dan menyebar ke seluruh tubuh Bahtera, dan akhirnya Bahtera sembuh total tetapi mana sihir sikronisasikan oleh Megalodon.

Membuat mananya semakin melemah dan Megalodon pun pingsan seketika. Melihat tingkah Megalodon. Helena, Reynold, dan Bahtera membawa Megalodon ke tempat peristirahatan.

Dua jam kemudian ... kini Megalodon masih terbaring, sedangkan Guru Aokai berdiri di samping Megalodon dengan membaca mantra menstabilkan mana pada Megalodon.

Sihir putih itu memijat tubuh Megalodon sekalian untuk memulihkan mana yang telah ia serap selama ini. Lalu, Reynold masuk ke dalam melihat keadaan Megalodon sekarang.

"Guru Aokai, bagaimana kabar teman-ku apakah dia bakalan sadar secepat mungkin?" tanya Reynold.

Guru Aokai masih bersusah payah untuk memulihkan keadaan Megalodon dengan air keringatnya, tetapi saat Reynold masuk ke dalam ruangan itu membuat Guru Aokai sedikit terganggu. Tak lama kemudian sihir itu telah dilakukan dengan sempurna.

"Huh ... kamu yah, jangan ajak guru berbicara dulu. Orang lagi pada serius ini banyak tanya lagi, mau apa kamu masuk ke sini. Kalau nanyain Megalodon kemungkinan beberapa menit lagi dia bakalan sadar, sudah pergi sana jangan ganggu temanmu dulu," jelas Guru Aokai, lalu Guru Aokai menyuruh Reynold pergi keluar.

Reynold dan Guru Aokai pergi meninggalkan Megalodon yang masih tertidur baring di ruang peristirahatan. Beberapa menit kemudian, Megalodon mulai sadar dari pingsannya. Megalodon kaget saat ia berpindah tempat, ia menatap langit-langit persegi cokelat yang tersusun rapi.

Setelah itu, Megalodon melebarkan tangannya untuk menyentuh kain seprai yang ia gulingkan. Kemudian, Megalodon bangkit dari tidurnya, lalu ia melirik ke kanan ternyata grimoirenya masih tertutup rapi.

"Aku ada di mana?" heran Megalodon. Tidak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar dari luar, ternyata ada Helena sama Bahtera yang sedang menjenguk Megalodon.

"Helena, kamu. Oh iya kabar kamu bagaimana sekarang, apakah kepalamu baik-baik saja?" tanya Megalodon kepada Bahtera.

"Hm, iya bro aku baik-baik saja. Terimakasih yah sudah pedulikan aku, nama kamu Megalodon 'kan?" tanya balik Bahtera.

"Oh syukurlah kalau begitu. I--iya, kalau kamu siapa?"

"Namaku Bahtera Loropehnic," balasnya dengan spontan.

"Oh Bahtera, baiklah aku akan selalu mengingat namamu. Salam kenal yah," balas Megalodon dengan melontarkan senyum manisnya.

"Cih, dasar bocah pakai senyum segala. Kupikir kau orang normal biasa ternyata sifatnya sama Reynold yang menyebalkan," batin Bahtera. Sedangkan Helena tidak tahan untuk melihat wajah Megalodon, seakan Helena ingin mencubitnya tapi ia tidak bisa untuk melakukannya.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang