[138] Kita Bertemu Kembali

7 4 0
                                    

Sudah satu minggu berlalu, kini Megalodon berolahraga nan masih menunggu kabar soal batu sihir belum pernah terdengar, keadaan sekolah mulai sepi---seperti terbengkalai.

Usai setiap olahraga Megalodon dan Sky selalu di lapangan, berteduh di bawah pohon beringin.

Tap!

Tap!

Suara langkahan kaki datang menghampiri nya dari belakang, kemudian Megalodon menoleh ke belakang ternyata yang berjalan itu adalah Sky, ia berjalan dengan ekspresi wajah bibir tertekuk.

Karena tujuh hari ini Sky tidak pernah dapat kabar yang baik dari Guru Aokai, Guru Aokai masih sibuk mengupgrade batu sihir milik mereka berdua, mungkin pemakai grimoire bunga empat lebih susah mendapatkan batu sihir.

"Sky, bagaimana kabar batu sihir kita?" tanya Megalodon.

"Huh, belum ada Megalodon. Nampaknya Guru Aokai sangat sibuk hari ini, kata Kak Alex. Kapan yah semua ini akan selesai, aku ingin sekali memakainya," balas Sky.

Megalodon mengangguk seraya menghela napas yang panjang, ditambah ia melihat Sky juga selalu mengeluh.

Rasanya membuat ia sangat kasihan kepada Sky, walau keadaan tidak beruntung apa yang dibayangkan.

"Ya sudah nanti siang, kita temui lagi Guru Aokai. Aku mau kembali ke asrama yah, soalnya bajuku sudah keringetan mana bau lagi, kasihan nanti pacarku kalau aku bau," ucap Megalodon.

"Tunggu, kau bilang punya pacar? Terus pacarmu siapa, lihat aja kagak pernah?" heran Sky seraya mengernyitkan kening.

"Pacarku akan aku tunjukkan, setelah aku melamarnya. Main cara pacaran ku beda bro, buat apa pamer kalau belum logo sah," balas Megalodon.

"Iya terserah mu dah. Ya sudah buruan sana ganti baju bentar lagi hari mau siang. Aku juga sudah lapar nih dari pagi belum sarapan hanya nemuin Guru Aokai, eh malah nggak dapat apa-apa," suruh Sky.

Megalodon mengangguk seraya tersenyum, kemudian mereka berdua kembali pergi ke asrama masing-masing.

Megalodon berjalan melewati koridor, keadaan sekolah kini sangat sepi seakan terjebak di dunia kosong, sampai pertengahan koridor kini Megalodon mendengarkan suara langkahan kaki.

Tap!

Tap!

Suara langkahan kaki kini semakin dekat, hal ini membuat nya sedikit ketakutan, di saat Megalodon menoleh ke belakang ternyata yang berlari itu adalah Aini adiknya Sky.

Megalodon pun kaget nan tertegun. Tiba-tiba ia tidak mendengar kabar angin, bahwa ada pujaan yang mendekatinya.

"Kak Megalodon, anu. Bolehkah aku menyatakan sesuatu kepadamu, sebenarnya aku sudah lama menyukaimu, apakah Kak Megalodon mau menyukaiku?" tanya Aini.

Tubuh Megalodon sangat kaku, ia takut kalau hal ini hanyalah mimpi. Kemudian Megalodon melebarkan tangan dan menampar pipinya berkali-kali, ia takut kalau semua ini hanyalah mimpi.

Plak!

Plak!

Tamparan itu sangat keras---pipi Megalodon membekas oleh tamparan nya sendiri. Aini pun kaget nan panik melihat Megalodon menampar dirinya sendiri, Aini merasa takut apakah ini adalah traumanya sama hal ia pikirkan dengan Raya.

"Cukup, kak. Sudah, kakak tidak usah bertingkah seperti ini. Aku datang ke sini hanya ingin menyatakan saja, maaf kalau aku selalu menghantui kakak. Apakah kakak pernah ditembak perempuan lain?" tanya Aini seraya memegang tangan Megalodon.

Megalodon kaget saat ia merasakan tangan yang lembut itu, getaran hatinya berdenyut kencang.

"Aini apakah ini engkau atau ini hanyalah mimpi?" tanya Megalodon.

Aini kaget seraya mengernyitkan kening melihat Megalodon bertingkah aneh.

"Ini aku Aini adiknya dari Sky. Apakah kakak baik-baik saja?"

Megalodon diam sejenak di saat Aini berbicara kepadanya. Ia tidak menyangka setelah delapan belas tahun berlalu, kini Aini datang menghampirinya sendiri.

"Hum, kalau aku baik saja. Baiklah aku mau nanya alasan kamu datang menemui ku ada urusan apa?" tanya Megalodon.

"Aku datang ke sini, mau menyatakan sesuatu kak. Maaf kalau aku lancang. Sebenarnya aku sangat menyukai kakak dari enam tahun kemarin, ngomong-ngomong di hati kakak sudah ada seorang kah. Kalau sudah ada mending aku mundur saja, aku tahu kalau soal penembakan bukan dilakukan seorang perempuan. Melainkan seorang lelaki yang melakukan penembakan itu duluan," balas Aini yang menjelaskan alasannya datang menghampiri dia.

Megalodon diam sejenak seraya mengernyitkan keningnya, tetapi setelah mendengar kata penembakan membuatnya sedikit kaget, hatinya bergejolak nan jantung berdenyut kencang kalau seorang yang ia dambakan suka padanya.

"Aini, aku mengerti perasaanmu. Sebenarnya aku sudah lama menyukaimu di saat aku berumur dua belas tahun, apakah kamu ingat aku di perpustakaan sihir? Dari sana aku merasakan getaran hangat saat menatapmu. Tapi saat aku mengobrol lagi denganmu kau malah menghilang nan pergi mengejar kakakmu. Aku masih lajang dan tidak seorang yang aku kejar, tetapi ada satu seorang tersimpan di dalam hatiku, namanya selalu menghantuiku setiap malam hingga selalu kepikiran. Dia adalah Aini Sky," jelas Megalodon dengan menyakinkan.

Aini yang masih berdiam diri sembari mendengarkan penjelasan Megalodon dengan serius, awalnya Aini takut kalau dirinya telah didahului sama orang lain tapi lama-kelamaan hal ini membuatnya semakin bersemangat---Megalodon mengatakan bahwa nama yang dihantui nya itu adalah dirinya sendiri.

Hal ini Aini sangat senang, ia melebarkan tangan nan merangkul Megalodon dengan erat.

Deg!

Megalodon pun kaget, saat Aini memeluknya denyut jantung yang berdebar kencang perlahan berhenti nan ia merasakan getaran hangat, Megalodon tersenyum manis lalu ia merangkul kembali dan mengelus kan kepala, pundak nan tubuh Aini.

Setelah saling merangkul, Megalodon langsung memegang kedua bahu Aini. Ia memberi tahu informasi kepadanya.

"Aini, aku boleh menanyakan sesuatu kepadamu?"

"Iya, kak. Mau nanya apa?"

"Aku mohon kita berdua tetap jaga jarak yah, meskipun kita sama-sama menyukai. Tolong jangan sampai ketahuan oleh kakakmu, karena aku telah berjanji kepada Sky bahwa aku bakalan dapat pacar setelah melamarnya," pinta Megalodon.

"Lah, kenapa kak? Heh, ya sudah kakak kapan mau melamar ku?"

"Heh. Apakah kau sudah serius ingin berumah tangga denganku, ingat berumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah, pernikahan juga bukan hanya cinta dan nafsu tapi kebutuhan beserta masa depan anak nan keluarga. Nantilah nunggu kamu berumur dua puluh lima tahun, baru aku siap melamar mu," jelas Megalodon.

"Baiklah, kak. Dua bulan lagi Aini bakalan ulang tahun ke dua puluh lima tahun, Aini bakalan tunggu janji kakak," balasnya.

Megalodon hanya mengangguk seraya tersenyum. Kemudian ia membalikkan badan nan pergi meninggalkan Aini, ia tidak percaya bahwa hari ini keajaiban menimpanya. Entah semua itu datang dari mana semoga saja aku bisa melamarnya, menikahi, berkeluarga---ke hari tua selalu.

Selepas itu Megalodon berjalan menuju asramanya untuk mengganti pakaian, karena siang tadi ia sudah berjanji kepada Sky untuk menemui Guru Aokai, dengan alasan menanyakan batu sihir milik mereka berdua.

"Aini, kau pada pergi ke mana saja sih? Ayo kita cari batu sihir sekarang. Mentang-mentang sudah dapat duluan malah ninggalin aku," keluh Raya.

Kini Aini hanya diam saja seraya tersenyum manis, karena dia sudah sangat dekat dengan Megalodon hingga menanti lamaran dari pujaannya.

Selepas itu Aini dan Raya meninggalkan sekolah sihir, lalu melanjutkan mencari batu pelikan milik Raya.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang