[61] Welcome Dad

29 8 0
                                    

Pada suatu hari Megalodon terbawa mimpi ke negeri elf. Ia berjalan mengelilingi negeri tersebut, air sungai yang berasal dari gunung mengalir dengan deras, kumbang-kumbang beterbangan, tanaman yang terlihat aneh beserta perumahan penduduk menyerupai jamur.

Setengah perjalanan. Megalodon melihat ayahnya yang sedang bekerja di ladang menanam umbi-umbian. Kemudian ia berjalan menghampiri ayahnya.

"Ayah?" panggil Megalodon. Ayahnya pun kaget tiba-tiba ada orang yang memanggilnya, lalu ia membalikkan wajahnya.

"Megalodon. Anakku kau telah kembali," balas ayahnya

Kemudian Megalodon bergegas menghampiri ayahnya, sambil melebarkan tangan karena ingin memeluknya.

"Hupff ... ayah, Megalodon sangat rindu. Ayah ke mana saja, mengapa ayah tidak pernah menemui-ku," ucap Megalodon dengan menangis berseri-seri.

"Nak, maafkan ayah. Ayah tidak bisa menemuimu karena dunia kita berbeda. Kamu, tidak usah khawatir, ayah 'kan selalu ada di sampingmu. Jadilah anak yang baik dan banggakan orang yang telah menyayangimu," balas Ayah Megalodon memberikan pesan terakhir kepadanya.

"Ayah. Aku tidak mengerti apa yang ayah katakan?" heran Megalodon.

Kini Ayahnya Megalodon hanya diam  dan tersenyum saja. Megalodon kebingungan lalu ia memanggil ayahnya lagi. "Ayah!"

Kriinggg! Suara alarm pukul enam tepat berdering keras. Megalodon yang terbawa alam mimpi kini ia mendadak bangun. Kemudian, mematikan alarm itu.

***
Sky, Helena dan Reynold telah menyiapkan kue ulang tahun, karena hari ini adalah hari ulang tahun Megalodon yang ke empat belas. Selepas itu, Sky mengetuk pintu kamar Megalodon.

Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu terdengar tiga kali. Megalodon yang baru saja terbangun, kini ia merasa kaget lalu berjalan ke depan pintu dan membukanya.

"Suprise ... selamat ulang tahun Megalodon," ucap ketiga temannya mengagetkan Megalodon sambil membawa kue ulang tahun rasa kacang hijau dengan toping cream. Di tengahnya terdapat angka empat belas beserta enam lilin yang menyala.

"Astaga. Teman-teman bikin kaget saja, kirain apa. Wah ... terimakasih banyak teman-teman," balas Megalodon karena kaget.

"Megalodon. Buruan tiup lilinnya, perutku lapar tau. Pengen ngerasain juga," suruh Reynold.

"Apa sih? Yang ulang tahun Megalodon, tapi kamu yang sibuk," balas Helena.

"Sudah, sudah. Di hari tambahnya umur Megalodon, nggak usah berdebat mulu. Hari ini adalah hari spesialnya buat Megalodon. Ngomong-ngomong, di sekolah kita kedatangan murid baru, aku tidak sabar mau ajak adikku ke sini. Ya sudah aku pulang dulu yah mau jemput Aini," balas Sky yang berusaha memberhentikan perdebatan antara Reynold dan Helena. Kemudian Sky meminta izin untuk pulang ke Kerajaan Sky menjemput adiknya.

"Lah ... ya sudah aku tiup yah, terimakasih sudah bikinin kuenya. Iya Reynold, aku tahu. Heh ... kalian, aku tidak spesial yang apa kalian harapkan. Justru kalian yang lebih spesial, punya sihir luar biasa. Aahhhh ... astaga, aku sampai lupa kalau adikku juga mau datang ke sini. Aku juga harus bersiap menunggu di depan goa seperti pertama kali aku datang ke sini, takutnya dia sesat lagi," ucap Megalodon. Kemudian Megalodon meniup keenam lilin itu, setelah meniup ia langsung memotong kue menjadi empat bagian dan menikmati bersama-sama.

"Megalodon. Bolehkah aku ikut, soalnya aku mau lihat adik kamu itu seperti apa. Siapa tahu aku bisa akrab dengannya," pinta Reynold.

"Hmmm ... boleh Reynold, lagi pun kalau adikku kenal denganmu mungkin dia suka," balas Megalodon yang menerima permintaan Reynold.

Usai menyelesaikan perayaan ulang tahun Megalodon. Mereka berempat mulai membubarkan diri karena ada kepentingan.

Sky pun mulai berjalan menaiki kapal awan lalu pulang ke Kerajaan Sky. Megalodon dan Reynold juga bersedia untuk pergi ke tempat yang pertama mereka bertemu.

Sedangkan Helena, ia malah pulang kembali ke kamarnya.

***
Satu jam berlalu ... kini Madrik telah sampai di pulau kosong yang mengarah ke goa ditemani oleh Pak Nahkoda dan tuan raja. "Ayah. Pak Nahkoda terimakasih karena sudah temanin Madrik. Aku mau berjalan sendiri saja, Madrik percaya kalau Kakak Megalodon bakalan menjemput-ku," tebak Madrik.

"Ta-tapi nak, misal Megalodon tidak datang ke sini yang ada kamu takut kenapa-kenapa. Soalnya baru pertama kali ini, ayah melepaskan-mu di negeri asing," balas tuan raja.

"Ayah. Ayah tidak usah khawatir, Kak Megalodon saja bisa pergi sendirian. Malah kita tidak bertemunya selama dua tahun ini. Kak Megalodon masih aman-aman saja."

Saat perbincangan berlangsung. Tiba-tiba Megalodon dan Reynold berjalan ke pinggiran pulau mencari Madrik.

"Madrik. Papa?" panggil Megalodon sambil menggerakkan tangan. Madrik, tuan raja dan Pak Nakhoda menoleh bersamaan ke arah panggilan itu.

Ternyata yang memanggil tersebut adalah Megalodon bersama temannya. Megalodon dan Reynold berlari bersamaan menghampiri mereka bertiga.

"Megalodon. Nak, ini kamu. Anak papa sudah semakin dewasa saja," ucap tuan raja.

Selepas itu Megalodon melebarkan tangannya lalu ia memeluk langsung tuan raja. "Papa, Megalodon rindu. Bagaimana kabar papa? Apakah papa baik-baik saja. Bagaimana kabarmu Madrik, Kak Rey sama Kak Roland?" tanya Megalodon.

"Papa, juga sama nak. Kamu sudah semakin dewasa saja, bagaimana kabarmu di sekolah. Papa baik-baik saja nak," balas tuan raja.

"Aahhhh ... aku baik kak. Kalau kabar kakak bagaimana. Hum ... Kak Rey dan Kak Roland  sama seperti biasa," balas Madrik.

"Hum, kabarku baik pa. Hehehe ... iya pa, atas berkat doanya Megalodon bisa seperti ini. Baik, pa. Aku malah senang bisa bertemu orang-orang baru di sini, ini teman pertama yang aku temuin di sekolah sihir namanya Reynold. Dia orangnya baik dan bisa memberikan saran yang super keren. Oh syukurlah kalau begitu, semoga papa tetap baik-baik saja yah," jelas Megalodon yang memperkenalkan temannya Reynold.

"Aku baik Madrik. Huh ... adik kakak sudah semakin dewasa saja nih. Oh semoga Kak Rey dan Kak Roland diberikan kesadaran," balas Megalodon.

"Syukurlah kalau begitu. Wah, papa sangat senang dengarnya. Nak Reynold tolong jagain Megalodon yah. Semoga kalian menjadi sahabat yang baik," sapa tuan raja kepada Reynold.

"Hum ... ba-baiklah om, aku berjanji akan berteman dengan Megalodon selalu. Karena dia, diriku yang malas berubah jadi semangat. Ketika mendengarkan kata-kata semangatnya, anak om itu peka banget bukan aku saja orang lain juga sama. Om, maaf kalau aku lancang. Kenapa anak om suka tersenyum walau keadaan masih murung, padahal kami berduka dia masih sempatnya tersenyum," balas Reynold yang menjelaskan semua tentang Megalodon, sehingga ia berhasil mendapatkan pertanyaan.

"Wah ... om sangat senang mendengarnya. Baguslah kalau begitu memang Megalodon ini adalah anak yang bisa mengubah keadaan. Siapa dulu dong papanya. Heh ... Megalodon memang begitu nak, tapi kalau dia nangis. Nangisnya dalam keadaan diam, jadi feel-nya dapat banget," jelas tuan raja.

Reynold hanya menyimak dan mendengarkan apa yang tuan raja katakan.

"Pa. Sepertinya kami mau izin melanjutkan perjalanan ke sekolah sihir. Soalnya pukul sepuluh bel sekolah akan masuk," ucap Megalodon yang meminta izin kepada tuan raja.

"Nak. Sebelum kalian pergi, bolehkah papa memeluk sekali saja," pinta tuan terakhir kali. Karena ia tahu bahwa dirinya tidak ingin berpisah dengan Megalodon dan Madrik.

Namun, semua ia tidak bisa untuk menolak keinginan anak-anaknya. "Hum ... baiklah ayah," balas Megalodon. Kemudian mereka bertiga berpelukan bersama. Reynold yang hanya bisa tersenyum ketika melihat momen mengharukan antara bapak dan anak.

Usai berpelukan, mereka bertiga melanjutkan perjalanan ke sekolah sihir. Tuan raja dan Pak Nahkoda kini hanya bisa tersenyum sambil melambaikan tangan.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang