[62] Reunion

24 8 0
                                    

Sepuluh menit berlalu ... sepanjang perjalanan Madrik selalu bertanya kepada Megalodon. "Kakak. Madrik hari ini kecewa banget. Kok aku malah dapat grimoire bunga tiga sedangkan kakak grimoire bunga empat, kesal ah aku malah jadi iri sama kakak," kesalnya.

"Lah ... kenapa kamu malah kesal begini, harusnya kamu bersyukur dek. Orang yang mempunyai sihir berarti beruntung," ucap Megalodon menenangkan adiknya---Madrik.

"Tapi, kak. Aku mau punya sihir seperti kakak," bantah Madrik.

"Madrik. Kamu nggak usah takut, aku saja punya grimoire bunga dua. Jadi kamu tidak usah khawatir, jalanin saja dan gunakan sihir-mu untuk berguna bagi orang lain," ucap Reynold menyarankan hal baik pada Madrik.

"Aahhhh ... oh ... baiklah, kak. Terimakasih sudah menyarankan hal baik padaku, aku berjanji akan menggunakan sihir sebaik mungkin," balas Madrik.

Megalodon dan Reynold hanya mengangguk sambil tersenyum, melihat semangatnya Madrik. Setelah mengobrol mereka memasuki goa, lalu menebus ke tempat berbeda. Selepas itu turun dari bukit, setelah turun dari bukit dan melewati persawahan. Kini mereka berhenti dan berbalik ke kiri menaiki tanjakan bersama-sama.

Lima belas menit kemudian ... mereka bertiga telah sampai di lapangan sekolah sihir. Sebelum tiba di sekolah, kapal awan yang dikendalikan oleh Sky baru saja sampai mendarat

Selepas itu, Sky menurunkan tangga awan ke bawah. Sepasang sepatu putih turun menginjakkan tangga awan sehingga perlahan sampai ke bawah. Megalodon, Madrik dan Reynold kini masih berdiri memperhatikan orang yang turun dari kapal tersebut.

Orang yang memakai sepasang sepatu putih itu tidak terlihat oleh mereka bertiga dari belakang. Megalodon, Madrik dan Reynold hanya terlihat dua poni rambut seperti ala putri bangsawan yang bersifat tsundere. Sedangkan dia  dengan kakaknya---Sky mempunyai sifat yandere.

Tsundere biasa kita kenal dengan malu-malu tapi mau atau juga gengsian. Yandere karakternya memiliki obsesi yang berlebihan pada orang yang disayanginya.

"Hupffttt ... kakak, apakah kita sudah benar-benar sampai. Kenapa tempat ini sepi sekali, di mana semua orang," ucap Aini.

Setelah adiknya turun ke bawah, Sky pun juga mulai turun menggunakan tangga yang telah ia sediakan. "Haduh, Aini. Belnya juga belum masuk, ini saja masih pukul setengah sepuluh. Kurang setengah jam lagi mau masuk," balas Sky dengan memperhatikan jam tangannya.

Usai mereka turun dari kapal awan. Megalodon, Reynold dan Madrik datang menyapa mereka berdua. "Sky?" panggil Reynold.

Sky dan Aini membalikkan ke belakang dengan bersamaan. Aini pun kaget, tiba-tiba ia bertemu lagi dengan seseorang yang pernah ditemuin.

Megalodon juga merasakan hal yang sama, apa yang Aini bayangkan. Madrik pun sampai heran melihat pandangan antara Megalodon dengan wanita yang berdekatan kakaknya.

"Iya. Reynold ada apa? Heh ... ini siapa?" balas Sky, lalu ia menanyakan seseorang yang berada di samping Megalodon.

"Sky. Itu anak siapa yang kamu bawa cantik banget? Oh, ini Madrik adiknya Megalodon tadi baru barusan ketemu bapaknya mereka berdua," ucap Reynold dengan bercanda. Lalu, ia memberitahu bahwa di samping Megalodon itu adalah adik temannya.

"Heh ... ini adikku--Aini, memang orangnya sedikit pemalu sih. Oh, begitu salam kenal Madrik," balas Sky memperkenalkan adiknya. Adiknya yang menatap lama memperhatikan Megalodon kini ia merasa kaget, tiba-tiba kakaknya menyebut namanya. Lalu Sky menyapa Adiknya Megalodon.

"Wah, nama yang bagus. Salam kenal Aini, perkenalkan namaku Reynold Zelvus panggil saja Reynold," sapanya.

"Ah ... ehm ... salam kenal Kak Reynold," balas Aini sambil membalikkan wajahnya ke sebelah kanan dengan mata tertutup.

"Heh ... iya salam kenal kak. Ngomong-ngomong nama kakak siapa?" tanya Madrik karena kaget.

Megalodon yang menatap Aini, kini ia juga merasakan kaget.

"Oh, perkenalkan namaku Sky Dormanition. Panggil saja Sky. Ngomong-ngomong, kamu punya sihir apa Madrik?" balasnya memperkenalkan diri. Kemudian ia bertanya kembali.

"Hum ... sihir-ku pengendali ruang, Kak Sky," balas Madrik.

"Wah, keren juga sihir kamu Madrik. Bisa membawa ke mana saja tuh kalau pakai sihir ruang."

"Hehehe ... iya kak, tapi sebelum itu harus nandai tempat dulu yang pernah aku kunjungi. Baru bebas mau pergi ke mana saja," jelas Madrik, memperkenalkan sihirnya.

Sky sangat senang melihat Adik Megalodon, yang tertawa seperti kakaknya. "Andai saja Madrik bisa satu team dengan adikku. Aahhhh ... kenapa aku harus memikirkan ini," batin Sky.

Kriinggg!

Suara bel keras yang terdengar di depan koridor. Menandakan bahwa akan ada perkumpulan, sama juga di mana Megalodon dan teman-teman lainnya berkumpul saat pertama kali datang ke sekolah sihir.

Madrik, Aini dan anak-anak baru berkumpul bersama di lapangan. Megalodon dan ketiga temannya memperhatikan mereka dari belakang.

"Selamat pagi menjelang siang anak-anak, terimakasih karena telah berkumpul pada hari ini. Perkenalkan nama saya Aokai Fedric bisa dipanggil Guru Aokai, saya harap kalian bisa panggil saya dengan Guru Aokai. Baik, pertama atasnya kedatangan kalian, di sekolah ini telah tersedianya visi dan misi. Persoalan visi ada tiga; ada rasa hormat dan berbuat baik pada teman maupun rakyat di sekitar sekolah sini, kedua tidak adanya pertengkaran mau untung atau rugi karena kalian realisasi 'kan sama, ketiga tidak ada hubungan kasta, miskin, rendah, atau sebagainya karena kalian datang ke sini hanya berlatih sihir. Baik untuk persoalan misi ada 5 yang harus diwajibkan; pertama tidak ada keterlambatan soal waktu, karena waktu telah ditentukan bila ada keterlambatan maka dikasih waktu sekitar sepuluh menit, kedua tidak adanya pacaran, pertengkaran, maupun perebutan. Ketiga kegiatan pelajaran harus wajib punya grimore bukan jalur sementara, keempat harus bisa menggunakan sapu sihir karena kendaraan sehari-hari yang kita pakai adalah sapu sihir, kelima tidak adanya kebencian, iri, dengki, atau keras kepala bila ada yang melanggar maka bapak hukum sesuai perilaku yang kalian lakukan. Kalau ada hukum lebih dari tiga kali, dengan terpaksa bapak akan mengeluarkan kalian dari sekolah sini. Mengerti!" jelas Guru Aokai.

Madrik, Aini dan anak lainnya hanya mengangguk saja apa yang di jelaskan oleh Guru Aokai.

"Pak. Apakah kami datang ke sini bakalan dapat fasilitas? Misal tempat tidur, makan atau sebagainya. Soalnya tempat tinggalku sangat jauh," tanya anak yang memakai kemeja hijau.

Madrik, Aini, dan anak lainnya menoleh kepada anak yang bertanya tersebut.

"Hum ... ada nak, kalian tidak usah khawatir soal fasilitas telah bapak siapkan. kalian bisa tidur dengan kakak-kakak senior di asrama sana. Sudah tersedia lima puluh kamar dan terdapat tiga ranjang," balas Guru Aokai.

"Wah, terimakasih banyak pak," balas anak yang kemeja hijau itu lagi.

"Nak. Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" tanya Guru Aokai.

"Hum ... namaku Thron Voltra. Panggil saja Thron, pak," balasnya.

Guru Aokai hanya mengangguk dan tersenyum apa yang Thron katakan. Madrik sangat senang akhirnya  bisa mengenalin Thron, ia berharap ingin bisa mengenalnya lebih dalam.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang