[100] Satu Malam di Gubuk Tua

6 4 0
                                    

Beberapa menit kemudian, sihir penetralisir mana yang dilakukan Kak Clarita merangsang memasuki tubuh Megalodon. Cahaya putih suci itu membuat tubuh Megalodon semakin membaik, tak lama ia membuka mata dengan perlahan.

"A--ah, aku ada di mana?" tanya Megalodon.

"Megalodon, kau sudah bangun? Syukurlah kalau begitu, Kak Clarita terimakasih banyak yah," balas Sky, lalu ia lega bahwa Megalodon telah sembuh kembali.

"I-iya Sky. Hah, Kak Clarita dia siapa?" Megalodon menoleh ke Sky seraya mengukir senyumnya, tapi ia heran tiba-tiba Sky memanggil nama orang lain.

Selepas itu, Reynold dan Helena pun ikut kaget lalu mereka datang langsung mendekati Megalodon.

"Megalodon, kau sudah bangun yah. Sekali lagi maafkan aku yah, karena aku kau malah pingsan begini. Sebenarnya aku tidak mau menderita oleh katak beracun tersebut," ucap Reynold.

"Megalodon, lain kali kalau kau tidak bisa menyelamatkan Reynold. Mending nggak usah dipaksain, karena aku sangat khawatir lho sama kamu. Orang yang ceroboh sepertinya mending tidak usah dipedulikan, jadi kau tidak usah terlalu baik buat orang-orang yang melakukan kesalahan bodoh itu," sindir Helena.

"Iya Reynold. Nggak pa-pa yang penting kau selamat, jadi bagaimana luka kamu sekarang? Apakah kamu baik-baik saja? Heh. Iya Helena, lah Reynold kan sahabat kita, jadi mana mungkin aku mau lihat ia menderita. Hum, terimakasih Helena karena telah mempedulikan aku. Kalau aku tidak bisa membuat baik padanya, justru aku harus bagaimana. Soalnya aku di sini hanya penyihir penyembuhan buat kalian dan aku juga tidak mahir dalam main sihir penyerangan," balas Megalodon kepada kedua temannya langsung.

Setelah mendengarkan obrolan mereka bertiga. Kini Kak Clarita datang menghampiri Megalodon.

"Dek. Bagaimana keadaan kamu sekarang, apakah kamu sudah merasa enakan? Kalau boleh tahu, apakah benar kalau kau adalah penyihir healing?" tanyanya.

"I-iya, kak. Aku baik-baik saja dan sudah enakan juga, manaku telah terisi kembali. Iya kak, kok kakak tahu kalau aku punya sihir healing. Ngomong-ngomong, nama kakak siapa?"

"Syukurlah kalau begitu. Aku tahu dari temanmu--Sky. Karena kamu punya sihir healing, kakak senang mendengarnya selain menggunakan sihir healing kau bisa apa saja dek? Oh, perkenalkan namaku Clarita."

"Hum. Selain menggunakan sihir healing, aku bisa mentransfer mana dan menjerat musuh dengan menggunakan akar-akar berduri kak. Oalah, salam kenal Clarita, perkenalkan namaku Megalodon. Oh, iya kakak terimakasih sudah menyelamatkan aku," balas Megalodon, kemudian ia memperkenalkan diri.

"Wah, aku suka dengan sihirmu dek. Sepertinya kita punya referensi yang sama. Kakak juga punya sihir healing dan suka mengumpul barang rempah buat obat-obatan. Sudah banyak manusia atau hewan yang telah kakak selamatkan. Oh salam kenal Dek Megalodon, semoga kita bisa saling akrab yah," Clarita sangat senang bisa kenal langsung dengan Megalodon.

Saat mendengarkan obrolan mereka berdua. Helena yang berdiam sejenak membuat hatinya terbakar, Helena merasa tidak suka bila ada wanita lain yang mendekati Megalodon.

Jangankan wanita lain, Helena juga tidak pernah berbicara seasik itu bersama Megalodon. Tapi, apa yang dibicarakan oleh Helena itu salah. Megalodon juga tidak pernah membeda-bedakan siapa pun, karena orang yang temuin di buat sama baik sahabat, keluarga dan jodoh impiannya--Aini.

"Kak, mau nanya nih kata kakak 'kan. Suka ngumpulin barang-barang rempah sebagai obat dan pernah juga menyelamatkan orang banyak. Ngomong-ngomong, kakak bisa ngobatin orang yang terkena kutukan iblis nggak kak?" tanya Megalodon.

"Boleh. Ngobatin orang yang terkena kutukan iblis. Hum, itu kutukan iblisnya seperti apa kalau boleh tau? Dan siapa yang terkena kutukan iblis tersebut?"

"Kalau soal bentuknya aku kurang tahu kak. Tapi, yang terkena kutukan iblis itu adalah anaknya Guru Ao--" balasan Megalodon pun terpotong.

"Megalodon, tolong kau jangan berbicara seperti itu. Apakah kau masih ingat janji dua belas tahun kemarin," ucap Reynold.

Kini Sky, Helena dan Clarita melotot bersamaan, karena kaget melihat tingkah Reynold berusaha untuk memberhentikan obrolan Megalodon.

Selepas itu, Reynold datang menghampiri Megalodon lalu membawanya ke luar.

"Hei, kalian mau pergi ke mana. Di luar sana hujan deras lho?" panggil Kak Clarita.

Reynold pun hanya diam saja dan tidak mendengarkan perkataan Kak Clarita. Kemudian Reynold tetap memaksa Megalodon untuk pergi ke luar.

Sampai di luar, Reynold membawa Megalodon ke tempat yang jauh biar tidak di dengar oleh Kak Clarita.

"Megalodon. Kenapa kamu ingin mengungkapkan ucapan itu kepada Kak Clarita. Apakah kamu tidak lupa dengan janji Guru Aokai. Aku tahu kalau kamu itu ingin membantu Kak Alex 'kan, agar sembuh dari kutukan iblis. Tapi, kita belum tahu semestinya Kak Clarita itu orang baik atau tidak. Kalau janji harus kita jaga bukan mengikarinya," oceh Reynold kepada Megalodon. Kini Megalodon hanya bisa diam seraya air matanya sedikit keluar.

"Reynold, maafkan aku yah. Aku bahkan sampai lupa mendengarkan perkataan Guru Aokai. Aku memang benar-benar bodoh kalau dalam berbicara, kau benar kita belum mempercayai orang yang baru kita kenal," balas Megalodon air mata mengalir tulus---membasahi dagunya.

Tidak lama, suara pintu dari belakang mendadak terbuka. Ternyata yang membuka pintu adalah Helena.

"Megalodon, Reynold. Kalian berdua pada ngapain di luar, buruan masuk Kak Clarita telah nyuguhi teh hangat sama roti jahe," ajak Helena.

"Hah. Teh hangat, roti jahe. Wah, kenapa nggak bilang dari tadi," ucap Reynold yang mengalihkan dialog baru, untuk menutupi percakapan mereka tentang Kak Alex dari anaknya Guru Aokai.

Selepas itu, Megalodon menghapus air matanya langsung dan menutup mulutnya untuk tidak berbicara.

"Iya, 'kan barusan tadi aku bilang. Buruan masuk dah, kalau keseringan main di luar nantinya masuk angin."

Helena kembali masuk ke dalam ruangan, Reynold dan Megalodon bersiap untuk masuk. Tapi, sebelum itu Reynold masih mengobrol lagi dengan Megalodon.

"Megalodon, sudah kau tidak usah menyalahkan diri sendiri. Kuberharap kau selalu menjaga amanah ini dari Guru Aokai," ucap Reynold lagi.

Kini Megalodon hanya mengangguk dan mengikuti perkataan Reynold. Sampai masuk di ruangan, Sky, Helena dan Kak Clarita sedang mengobrol santai sambil menikmati makanan tersebut.

Ceklek!

"Wah. Megalodon, Reynold sini duduk nanti teh hangat sama roti jahenya keburu dingin," ajak Kak Clarita.

Dengan semangat mereka berdua langsung menghampiri dan duduk menikmati teh beserta kue jahe.

Setelah lama mereka menikmati kue jahe, kini Reynold pun perlahan terlelap, ikut juga Sky dan Helena. Tinggal Megalodon yang masih belum selesai menikmati kue jahe karena terlalu lambat makan.

"Megalodon. Bolehkah aku bertanya siapa sebenarnya yang terkena kutukan iblis tadi? Kau tidak usah takut, kakak orang baik lho, kakak tau mengapa temanmu menyuruh untuk tidak memberi tahu. Karena aku dan kamu masih bertemu hari ini, kalau kau tidak berniat memberi tahu juga enggak apa-apa. Aku juga tidak memaksa, tapi kalau kamu nggak keberatan coba berikan ramuan ini kepada orang yang terkena kutukan iblis itu. Kalau reaksinya tidak berubah, kau boleh datang ke sini kembali," ucap Kak Clarita untuk meminta tolong memberikan sebotol ramuan kepada orang yang terkena kutukan iblis.

"Iya, kak. Maafkan aku apa pun yang kakak katakan itu ada benarnya. Aku juga tidak bisa memberi tahu karena rahasia ini tidak bisa diingkari. Baiklah, kak. Nanti besok pagi aku dan ketiga temanku bakalan menemuinya untuk memberikan ramuan kepada orang yang menderita kutukan iblis," balas Megalodon.

Kini Kak Clarita hanya mengangguk seraya mengukir senyum kecilnya. Kemudian Megalodon pun membalas senyumnya. Malam juga mulai larut, mereka melanjutkan tidur---menunggu besok pagi.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang