[33] Sand Sword Power

25 9 0
                                    

Empat jam kemudian ... Reynold telah bangun dari tidurnya, Reynold tidak sadar sekarang ia ada di mana. Setelah itu Reynold bangkit dari tidurnya, dari sekeliling penglihatan Reynold sangat gelap. Ia berjalan sambil meraba mencari tombol untuk menghidupkan lampu.

Ceklek! Akhirnya Reynold berhasil menemukannya, dari pencahayaan lampu berwarna kuning emas terlihat  dengan jelas. Kemudian Reynold memperhatikan sekeliling ruang itu tersusun rapi dan sangat elegan. Dari pojokan sebelah kanan tersusun banyak rak buku besar dan dari kiri dipenuhi barang-barang antik.

Reynold pun berjalan menghampiri barang-barang antik itu, setengah perjalanan tiba-tiba suara pintu terdengar dari belakang. Kraak! Ternyata yang di balik pintu itu adalah Paman Nuth.

"Reynold kamu sudah bangun?" panggil Paman Nuth.

"Astaga, iya paman. Oh iya paman siapa yang telah membawaku ke ruangan ini? Ngomong-ngomong barang di pojok kiri buat diapain paman?" tanya Reynold.

"Owh, syukurlah kalau begitu. Hmm ... paman yang bawa kamu sampai di sini, kalau kamu tidur di ruang tamu takutnya orang lain menganggu. Oh, itu semua barang-barang antik milik paman, emang terlihat risih sih tapi harganya itu selangit. Paman mendapatkan semua barang-barang itu hasil dari mengekplorasi di Pulau ini, sudah dua tahun paman kumpulkan. Jadi dengan barang itu paman bisa tukar dengan uang dan kehidupan lainnya," jelas Paman Nuth.

"Waah. Maafkan aku ya paman karena ngerepotin sampai bawa aku ke ruangan ini. Maafkan aku juga karena selalu bertanya dengan barang-barang paman, tapi aku salut paman bisa mengumpulkan barang itu selama dua tahun," balas Reynold sambil menundukkan kepala.

"Ee ... heh ... paman nggak ngerepotin sih justru paman sangat senang bisa mengendong anak seperti kamu, sudah empat puluh tahun paman berstatus perjaka jadi paman tidak merasakan apa itu arti cinta, tapi paman kepengen saja punya keturunan sendiri. Banyak wanita yang paman dekati tetapi semua itu malah banyak yang menghindar. Entah mengapa mereka selalu menghindar, apa karena terpojok sama penampilan kah atau fisik kah. Tapi paman selalu merawat diri meskipun gagal. Andai saja ada satu wanita yang mau menerima paman mungkin paman 'kan selalu mencintai dan menyayangi-nya hanya untuk keturunan," Paman Nuth yang menceritakan semua kisah hidupnya.

Reynold merasa kaget ketika Paman Nuth yang telah berusia empat puluh tahun tidak mempunyai pasangan hidup, Reynold pun mulai kepikiran kalau dirinya tidak sangat menyukai wanita apalagi bahas cinta-cintaan di masa hidupnya sekarang. Tapi kalau aku sudah dewasa apakah diriku bakalan kepikiran soal cinta, lihat wajah kakakku dan Helena saja sudah muak aku melihatnya, apalagi wanita lain.

"Reynold kita ke bawah yuk, sambung mencari Batu Onix. Teman-temanmu sudah lama menunggu, tadi Sky mau bangunin kamu terus paman larang sampai paman gendong kamu ke sini," ajak Paman Nuth.

"Hah ... sudah berapa lama aku tertidur paman? Astaga, kalau aku bangun pasti bakalan diomelin Sky, ya sudah ayo paman," tanya Reynold, kemudian Reynold menerima ajakan Paman Nuth.

"Ah, sudah empat jam kamu tertidur Reynold, sekarang sudah pukul dua siang. Heh ... santai kamu nggak usah khawatir nanti paman yang nyelamatin. Yook!" balas Paman Nuth, lalu ia melihat jam tangan berwarna cokelat--emas. Seru Paman Nuth dengan tersenyum.

Usai mengobrol mereka pun bersamaan turun ke bawah menuju ruang utama. Di ruang utama Sky, Megalodon, dan Helena sedang duduk sambil menikmati kacang-kacangan dan buat kurma yang telah lama disediakan oleh Paman Nuth, biar mereka bertiga tidak merasa bosan.

Tidak lama kemudian. Megalodon langsung kaget ketika ada kedatangan Reynold. "Reynold, kamu sudah bangun yah. Yeah akhirnya kita bisa melanjutkan tugas lagi," ucap Megalodon.

Setelah itu Reynold membalas senyumnya sambil menggaruk kepala. Sky pun juga kaget tiba-tiba Megalodon menyebut nama Reynold, kemudian Sky membalikkan wajahnya.

"Mulai yah, mulai. Baru bangun sekarang, mana tidur di rumah orang, lama lagi sampai empat jam kami menunggu, awas saja kalau air liur-mu itu nempel di kasur Paman Nuth. Lama-lama aku tonjok muka kamu, capek tau seharian ngerepotin Paman Nuth jadi aku nggak enak dengannya," omel Sky.

"Eh ... maafkan aku Sky, aku tidak sengaja. Gara-gara nih kepala maunya tidur saja. Anu ... sepertinya aku tadi nggak berliur," balas Reynold sambil mengangkat tangan kanan dengan dua jari berbentuk v.

"Heh ... syutt! Kalian kenapa pada berdebat. Paman nggak merasa merepotin kok. Sky, kamu nggak usah khawatir, kan kamu sudah anggap paman sebagai ponakan. Yah, meskipun Reynold tidurnya berliur kan itu sudah termasuk lumrah, karena umur kalian juga dua belas tahun masih kecil, masih mudah bisa di-atasi," balas Paman Nuth berusaha berhentikan perdebatan Sky dan Reynold.

"Tapi paman, meskipun kami berumur dua belas tahun. Kami juga ingin merasakan menjadi dewasa justru itulah aku ingin mengajarkan Reynold untuk bersikap dewasa jangan bawa kebiasaan di rumah sampai bawa ke tempat orang lain. Yah aku tahu kalau paman sudah lama menganggap ku sebagai ponakan, karena aku sering dapat curhatan dari ayah," bantah Sky.

"Anak paman semakin hari bertambah umur semakin banyak ngomelnya. Dulu sekitar tujuh tahun kamu pendiam banget  sampai sekarang sudah seperti ibu-ibu yang ngomelin sama penjual karena harganya naik," balas Paman Nuth sambil menceritakan seorang ibu yang pernah ia temuin selama belanja tadi dengan mengaitkan bantahan Sky.

Reynold, Megalodon, dan Helena hanya bisa ikut tertawa sambil mendengarkan balasan Paman Nuth. Sky menutup mulut dan malu ketika Paman Nuth mengaitkan pembicaraannya dengan ibu-ibu di pasar.

"Paman, apaan sih! Ah, nggak asik. Kalian bisa diam enggak di sini tidak ada yang lucu," kesal Sky.

***
Tiga puluh menit kemudian. Paman Nuth, Sky dan ketiga temannya melanjutkan perjalanan mencari Batu Onix. Mereka telah banyak menyiapkan bekal dan alat-alat lainnya untuk sebagai keperluan.

Usai melewati perdesaan dan pemukiman warga lain, kini mereka telah sampai di perbukitan. Di perbukitan mereka berlima di sambut kedatangan para cheetah yang sedang kelaparan, tanpa berlama-lama Sky langsung membuka grimoirenya dan mengucapkan mantra sihir angin tornado untuk mengusir para cheetah, tapi sebelum itu Paman Nuth langsung memberhentikan Sky untuk tidak mengeluarkan angin tornado takutnya angin dan pasir itu tercampur sampai mengenai rumah penduduk dan pemukiman warga lain tinggal di sana.

"Sky. Jangan coba kau serang dulu menggunakan sihir angin-mu, sebaiknya kita secara fisik saja. Kamu punya pedang 'kan?" ucap Paman Nuth, lalu ia menanyakan kepada Sky.

"Tidak paman, aku tidak punya pedang. Tapi, mengapa paman melarang-ku kalau aku serang pakai sihir angin mungkin cheetah itu sudah melayang jauh," balas Sky.

"Yaah, kirain kamu punya pedang. Bukan gitu Sky paman tau kalau sihir angin-mu itu kuat, tapi kamu harus tau juga dengan strategi kalau kamu menyerang langsung takutnya angin tornado kamu bercampur dengan pasir lalu anginmu itu mengenai penduduk tinggal di sana, yang ada kita malah mempersulit keadaan. Megalodon, Helena, Reynold apakah kalian punya pedang?" jelas Paman Nuth kepada Sky, kemudian Paman Nuth bertanya kepada tiga temannya Sky.

Sky hanya diam saja, apa yang dikatakan oleh Paman Nuth ada benarnya. "Ahh ... kami bertiga tidak punya pedang paman, kami hanya penyihir  pasif," balas Reynold dengan berbohong. Padahal dari dua mereka ada yang bisa mengeluarkan pedang.

"Haduh. Kalian belum diajarkan yah sama Guru Aokai, soal sihir aktif. Baiklah, biar paman saja yang menghapuskan para cheetah menyebalkan ini," balas Paman Nuth dengan menghela napas yang panjang. Kemudian Paman Nuth membuka grimoire mataharinya lalu ia mengucapkan mantra untuk mengeluarkan pedang.

Para pasir pun bersatu dengan pedangnya. Setelah itu, Paman Nuth mengambil pedangnya dengan sembari sambil berlari menyerang para cheetah. "Arghh!" teriak Paman Nuth dengan bersemangat.

Shuth ... Sling! Sling! Semua para cheetah terserang hingga berhasil menimbunkan pasir dari pedangnya Paman Nuth, dan akhirnya semua cheetah tewas seketika karena desakan tumpukan pasir.

Sky dan ketiga temannya hanya tergangga ketika Paman Nuth menyerang para cheetah dengan menggunakan pedang pasirnya.

'Pasir, adalah kekuatan dan sahabatku. Sudah lima tahun aku belum pernah mengeluarkan pedang dengan kekuatanku, akhirnya demi mereka aku rela mengeluarkannya,' batin Paman Nuth.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang