[05] Remorse

57 15 2
                                    

Tuan raja dan rakyatnya berada di perladangan sayur-sayuran. Ternyata para hama datang menyerbu hasil tanam para rakyat yang baru saja siap untuk di panen.

Kemudian tuan raja berusaha untuk mengusir para hama dengan menggunakan sihir elemen tanahnya. Setelah itu, ia mengucapkan mantra sihir secara rahasia.

Tuan raja memegang batunya, lalu jari telunjuknya diputar dan langsung menunjuk pada irigasi. Tidak lama kemudian, pada irigasi bergetar kencang. Tanah-tanah tersebut naik ke atas.

Para hama itu pun berhenti. Ketika tempat tersebut tiba-tiba bergetar, semakin lama tanah tersebut semakin merunduk seperti ombak yang akan siap menerjang  para hama itu.

Para hama sangat ketakutan. Setelah itu, para hama berbondong-bondong meninggalkan perladangan tersebut.

"Huh, akhirnya terimakasih tuan. Maaf karena telah menganggu hari kesibukan tuan," ucap rakyatnya.

"Iya sama-sama. Tidak apa-apa, aku tidak terganggu, aku seorang tuan raja juga harus peka pada rakyatnya. Bukan sekedar rakyat saja, anak dan istri-ku juga," balas tuan raja.

"Tuan, bolehkan aku bertanya lagi tentang anak yang digendong tuan. Anak itu anak siapa tuan?" tanya rakyatnya.

Tuan raja gugup untuk membalas pertanyaan rakyatnya. Kemudian, tiba-tiba dari belakang ada suara teriakan, teriakan itu adalah nyonya ratu.

"Sayang, Megalodon berdarah! Sayang, tolong Megalodon berdarah cepat sayang aku tidak tau mau membantunya. Tolong sayang!" teriak nyonya ratu.

"Hah, apa Megalodon berdarah mana mungkin?!" panik tuan raja. Setelah itu tuan raja dan nyonya ratu bergegas pergi ke kerajaan, sedangkan pertanyaan tuan raja dan rakyatnya seperti digantung.

***
Di kerajaan pada ruang utama. Kini Megalodon Beregenerasi kulit-kulit rusak yang telah ditusuk oleh kakak angkatnya sendiri. Perlahan ketiga pisau terlepas sendiri, darah pada tubuhnya telah terbentuk kembali seperti biasa.

Tetapi, darah pada pisau itu masih ada darah dan darah yang lembab pada kursi itu masih membekas. Sampai di kerajaan, tuan raja dan nyonya ratu bergegas masuk ke  dalam ruang utama.

"Megalodon!" teriak tuan raja bergema satu ruang. Kemudian tuan raja dan nyonya ratu datang menghampiri Megalodon.

Sampai di kursi. Tuan raja kaget ketika melihat tiga pisau yang tergeletak di bawah tubuh Megalodon. Tuan raja pun langsung menggendong Megalodon dan memindahkan ke tempat yang aman.

Selepas itu, tuan raja membuka kain dan memeriksa keadaan Megalodon. Dari kepala---kaki tidak ada darah yang membekas. Kalau tidak ada darah, 'terus pisau yang berbekas itu darah siapa?' batin tuan raja.

Setelah itu, tuan raja kembali ke kursi untuk memeriksa bekas darah tersebut. Tuan raja mencolek darah itu dan mengendus, sepertinya darah tersebut bukanlah darah manusia biasa melainkan darah hewan serangga.

Mendengar darah tersebut, membuat tuan raja sedikit kebingungan. Padahal di kerajaannya tidak ada sekali mengenai hewan serangga bahkan ia tidak pernah memelihara hewan kecuali kuda yang berada di luar kerajaan.

Kemudian tuan raja duduk. Sambil memeriksa asal usul darah itu, tuan raja duduk di samping kursi bekas berdarah. Tidak lama tuan raja menatap karpet-karpet merah, namun tak disadari tuan raja melihat bercak tetesan warna merah hati di setiap karpet tersebut.

Saking penasaran tuan raja. Tuan raja mulai menelusuri karpet tersebut, ia mulai berjalan mengikuti bercak tetesan warna merah hati, sepuluh langkahan kaki.

Tuan raja melihat bercak warna itu ke lantai dua. Mungkin saja ada seseorang yang berniat menusuk Megalodon. Sebelum tuan raja naik tangan, tuan raja menyuruh nyonya ratu untuk menjaga Megalodon di bawah. Lalu nyonya ratu menerimanya.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang