[24] Volcano Island

27 9 0
                                    

Dengan seperti biasa Sky kembali lagi ke Kerajaan Sky dengan menggunakan kapal awannya. Sepuluh menit berlalu, Sky melihat kerajaannya sangat sepi dan ia tidak melihat adiknya--Aini.

Kemudian, kapal itu berhenti dan mendarat langsung di atas rindang pohon. Setelah itu, Sky turun dan berjalan menuju ke kerajaan.

Tok! Tok! Ketukan pintu dua kali terdengar keras, kini Sky masih menunggu. Tidak lama ada suara orang yang berjalan dari dalam, kemudian pintu itu langsung terbuka, yang membuka pintu itu adalah Aini. Aini langsung kaget, selepas itu ia berlari dan memeluk Sky karena rindu.

"Kakak, kakak ke mana saja sih? Sudah lama lho Aini nungguin kehadiran kakak, katanya kakak bakalan pulang pergi sampai sekarang kakak nggak kabarin Aini. Aini khawatir lho sama kakak," tanya adiknya berkali-kali, saking rindunya membuat Aini membasahi wajahnya.

"Heh ... maafkan kakak yah dek, kakak lagi menyelesaikan tugas sekolah. Kakak tidak tau kalau  hari bakalan cepat berganti. Lah ... kenapa kamu menangis," balas Sky, kemudian Sky menghapuskan air mata di wajah adiknya.

"Hmm ... kakak, tadi aku sama ibu masak mie udon  dan roti awan barusan, kakak boleh kok mau nyicipi. Ehm ... kenapa tubuh kakak bau banget, kakak dah mandi belum?" ucap Aini lalu ia menawarkan makanan kepada Sky. Sebelum masuk Aini menghirup bau badan Sky.

"Wah ... kebetulan nih kakak belum makan sama sekali. Heh ... indra penciuman kamu luar biasa juga yah, makin dewasa saja adik kakak," balas Sky sambil mencubit pipi Aini.

"Argh ... ih kakak kebiasaan banget, kalau disuruh suka nyubit, di senggol balik nanti marah!" kesal Aini.

"Maaf, maaf, ya sudah kakak berjanji tidak mengulangi lagi. Baiklah kakak mau ambil handuk dulu yah, dah empat hari kakak belum mandi."

"Heh ... empat hari, pantes baunya menyengat banget," heran Aini.

Selepas mengobrol Sky berjalan menuju ke kamarnya di lantai dua mengambil handuk, setelah itu Sky turun ke bawah menuju kamar mandi.

Usai mandi dan berganti pakaian. Sky berjalan ke dapur menuju meja makan, di meja makan telah disediakan mie udon dan roti awan.

Sky duduk di kursi meja makan sambil memandangi makanan. Kemudian, Sky menoleh ke arah kanan dan ke arah kiri, mengecek jumlah keluarganya di sana.

"Ibu, ayah ada di mana? Kenapa ayah tidak makan di sini?" tanya Sky.

"Ahh ... Sky kamu baru pulang yah, oh ayah lagi ada pekerjaan tadi pagi. Katanya malam nanti ayah bakalan pulang, ya sudah buruan makan tuh mie udonnya mumpung masih panas kalau dah dingin nggak enak lagi," balas ibunya setelah itu ia menyuruh Sky dan Aini menikmati mie udon.

"Oh baik, ibu. Selamat makan!" seru mereka bersamaan.

"Auh ... slurp, slurp. Wah, enak sekali. Aini masakan-mu enak juga yah," ucap Sky dengan memuji masakan Aini.

"Heh ... bukan aku saja kak yang masak, ibu juga masak. Hum.. kangen masakan rumah nih yah," tebak Aini.

"Oh, iya masakan ibu juga enak. Hm ... adik kakak serba tahu ternyata," balas Sky sambil ingin mencubit pipi Aini. Kemudian Aini langsung menampar tangan Sky.

"Ibu ... kakak mau cubit aku, kebiasaan kalau bercanda suka nyubit!" teriak Aini mengadu pada ibunya.

"Sky ...! Sudah nak berhentilah," tegur ibunya.

"Tapi Bu ... pipinya gemesin," bantah Sky.

"Sudah, nak nanti ibu pukul kalau kamu keras kepala. Kasihan Aini nanti pipinya sakit gimana."

"Baik, Bu. Sky minta maaf, Aini kakak minta maaf yah. Yah sudah aku izin tidur yah, capek sudah empat hari belum tidur. Kalau ayah dah pulang bilangin  Bu, Sky sudah pulang," pinta Sky.

"Iya, nak. Buruan tidur sana," balas ibunya. Setelah itu, Sky bergegas menaiki kamarnya dan ia langsung tidur dengan menarik selimut.

***
Keesokan pagi ... Megalodon, Helena, dan Reynold telah berkumpul di lapangan menunggu kedatangan Sky. Tidak lama kemudian, tiba-tiba kapal awan terbang dan mendarat di rindang pohon seperti biasa.

Setelah itu, awan besar di naikin Sky tiba-tiba turun ke dasar lapangan. Wush ....

"Sky, selamat pagi," sapa Megalodon.

"Oh, selamat pagi semua, maaf yah kalau datangnya terlambat. Biasa lagi sibuk sama keluarga. Oh iya, kalian berkumpul sudah berapa lama menunggu?" tanya Sky.

"Hmm ... baru sepuluh menit kok. Sky kita lanjut bertugas lagi yuk, sekalian bertualang dan mencari bintang, aku daritadi bosan banget menghadap dinding terus. Mana Helena dan Reynold berantem terus," balas Megalodon.

"Heh ... sepuluh menit yah. Hahaha.. jangan sampai dindingnya diajak bicara nanti stress, haduh parah emang bertengkar gara-gara apa? Ya sudah ayo kita  ke meading check tugas kita selanjutnya," ajak Sky.

"Hahaha ... kagaklah, oh biasa bahas nikah mereka dah kebelet. Hmm ... ayo!"

"Ish ... Megalodon apaan sih, enggak Sky biasa nih anak ngajak gelud terus," balas Helena.

"Oh, ok-ok. Aku mengerti kok, ya sudah kita pergi bareng yuk ke meading, periksa tugas kita selanjutnya," ajak Sky.

Helena hanya kaget dan ia langsung mengangguk. Usai mengobrol Sky dan ketiga temannya pergi menuju meading. Sampai di depan mereka  melirik bersamaan pada kelompok tiga, tugas mereka selanjutnya adalah mencari setangkai bunga emas di Pulau Volcano.

"Heh ... mencari setangkai bunga emas di Pulau Volcano. Sky, apakah kamu tahu di mana keberadaan Pulau Volcano?" tanya Megalodon.

"Pulau Volcano. Oh, pulau gunung berapi, tempatnya sangat luas dan suhunya itu sangat panas, untuk yang punya shield mana aku yakin kalian bakalan baik-baik saja," balas Sky dengan menjelaskan keberadaan tempat itu.

"Ha ... emang tempatnya panas banget. Eh, shield mana. Kalau grimoire bunga dua bisa dapat nggak?" tanya Reynold.

"Iya, bisa kok yang penting kamu punya sihir. Kalau nggak punya dijamin hidupnya bakalan berubah menjadi abu, itu untuk manusia biasa, yah sudah tanpa basa-basi kita berangkat yuk. Sepertinya setangkai bunga emas kayaknya nggak terlalu banyak," ajak Sky.

"Hei ... tunggu sebentar emang kamu tahu di mana keberadaan bunga emas itu, misal kita tidak ketemu harus bagaimana," tanya Megalodon.

"Aku yakin, disekitar Pulau Volcano kita bakalan gampang mendapatkannya. Aku 'kan punya sihir awan jadi kamu nggak usah khawatir," balas  Sky dengan menyombongkan diri.

"Owh ... baiklah aku ikut kamu saja, selagi ada kamu, aku yakin-yakin saja."

Sky langsung tersenyum dan mengangkat jempol tangan kanannya ke arah Megalodon. Usai mengobrol Sky dan ketiga temannya bergegas menuju kapal awan.

"Semoga saja, untuk tugas ketiga ini berjalan lancar. Ya Dewi berikanlah kami perlindungan, aku mohon padamu," batin Megalodon yang sedang berdoa.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Notice author : Hai para pembaca, bagaimana kabarnya. Semoga baik-baik saja yah, di sini aku mau bertanya. Dari semua cerita ini, bagian mana yang bikin kalian terkesan? Jangan lupa komen dan bintang limanya yah terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang