[110] Kepiting Raksasa

10 4 0
                                    

Di terik matahari yang panas, burung camar berkicau terbang membentuk formasi ke arah selatan. Alex, Clarita, sih adik kecil, Megalodon dan ketiga temannya masih berjalan ke utara untuk mencari batu sihir milik Helena dan Reynold.

Tidak lama, salah satu mereka melihat pelikan yang begitu berkilau.

"Hei, teman-teman di ujung sana aku melihat pelikan berkilau," ucap Reynold.

"Di mana Reynold, buruan beri tahu aku! " seru Helena.

Mereka berlima pun kaget ketika mendengarkan keseruan Helena. Kemudian mereka menoleh bersamaan memperhatikan obrolan Helena dan Reynold.

"Itu, lihat di sebelah sana. Ada cahaya biru," balas Reynold dengan menunjuk ke depan.

Mereka berenam melihat dan mengikuti arahan Reynold. Karena tidak sabar, Helena pun mulai bergegas untuk merebutkan batu pelikan berwarna biru itu.

Saat Helena berlari, Alex yang berdiri sejenak seraya memperhatikan batu sihir biru itu. Ia melihat kejanggalan kalau akan terjadi suatu keburukan, dan ia tidak menyangka kalau batu itu sangat mudah untuk didapat.

Kemudian Helena telah berdiri di depan batu sihir itu. Tidak lama, tempat yang berdiri di sana perlahan bergetar dengan badas.

Ternyata ada seekor kepiting raksasa yang sedang terbangun, kepiting itu bukanlah kepiting biasa melainkan ia adalah sang penjaga batu be-pelikan berwarna biru.

Selepas itu, Helena berusaha untuk mengambil batu sihir tersebut. Namun kesialan itu malah menimpa dirinya, sebuah capit raksasa datang menghantam Helena. Lalu Helena membuka grimoire dan mengaktifkan sihir shield es miliknya.

Melihat kejadian itu, Alex, Megalodon dan kedua temannya pun beraksi demi menyelamatkan Helena dari serangan kepiting raksasa.

Alex pun membuka busur panahnya, lalu disambut Sky mengaktifkan sihir tornado nya nan Reynold  mengaktifkan sihir puluhan tulang.

Penyerangan mereka bertiga bersatu---mengenai kepiting raksasa tersebut. Kemudian kepiting raksasa itu pun kaget dan ia langsung menggerakkan kedua capitnya untuk berlindung.

Tap!

Tap!

Sebuah anak panah dan tumpukkan tulang yang bersatu itu, tidak ada satu pun mengenai kedua capit raksasa tersebut.

Sedangkan Helena yang terlalu dekat dengan kepiting tidak bisa melakukan apa pun dan masih terjebak untuk menyelamatkan diri.

Perlahan kepiting raksasa itu sangat marah---ia berkali-kali memecahkan shield tersebut. Helena yang berdiri dalam shield sudah berusaha mungkin menahannya. Karena tidak tahan, Helena pun membuka grimoire-nya dengan pertengahan halaman, lalu ia mengaktifkan sihir penjeratan dengan menggunakan jari-jari es---terbeku.

Kaki dan kedua capit itu pun tidak bergerak lagi. Kemudian, ia memecahkan shield batu es dan berusaha untuk membebaskan diri.

Suara shield es begemertak, lalu Helena berhasil mengeluarkan senjata esnya. Ia berlari membawa pedang seraya menaiki capit kepiting raksasa itu, Helena bersemangat---ia mempunyai peluang untuk menghabiskan kepiting raksasa tersebut.

Namun, kesialan malah menimpanya lagi. Tiba-tiba kepiting raksasa terbebas dari jebakan es, kemudian Helena pun kaget---terpental jauh.

"Helena!" teriak mereka berenam, setelah itu Clarita bergegas menyelamatkan Helena yang terpental jauh.

Usai Helena terpental, Alex, Megalodon, Sky dan Reynold menyerang kepiting raksasa dengan bekerja sama. Alex yang berada di depan, Reynold ada di samping sedangkan Sky dan Megalodon mereka pergi menaiki awan untuk menyerang kepiting dari belakang.

Kini kepiting sedang terkepung, kemudian sih kepiting mundur selangkah untuk berjaga-jaga agar mereka tidak mengambil batu sihir tersebut. Selepas itu, mereka bertiga membuka grimoire bersamaan, lalu lengan garis spiral milik Alex aktif seketika.

Penyerangan pun mulai beraksi, Megalodon dan Sky juga ikut menyerang. Pertarungan yang badas itu sangat cepat, kepiting tersebut sakit men-gelintir. Selanjutnya sentuhan akhir anak panah milik Alex berhasil mengenai titik lemahnya.

Hiyaa!

Arghh!

Cresh!

Usai pertarungan sengit, sih adik kecil mengambil batu sihir itu lalu ia memberikan kepada Reynold. Selama pertarungan tadi berlangsung, kini Helena masih belum menyadarkan diri.

Perlahan Clarita membuka grimoire-nya, ia berusaha membangunkan Helena agar siuman. Tidak lama, Alex, adik kecil, Megalodon dan kedua temannya datang menemui Clarita yang sedang berusaha menyembuhkan Helena.

Selepas itu Megalodon membuka grimoire-nya dan membantu Clarita untuk menyembuhkan Helena, biar cepat sembuh nan siuman.

Beberapa menit kemudian, kini Helena mulai sadar dari pingsannya. Tapi, rasa sakitnya masih terasa.

"Aahhh  ... aku ada di mana? Mengapa kalian menatapku? Hah.. di mana batu sihir ku tadi, apakah kepiting tadi sudah mati?" tanya Helena berkali-kali.

"Helena, kau sudah siuman syukurlah kalau begitu. Kami datang ke sini karena mengkhawatirkan kamu. Kau tidak usah takut batu sihir itu ada pada Reynold. Kepiting raksasa sudah mati oleh Kak Alex," balas Megalodon.

"Hah. Serius, mana Reynold sini berikan aku batu sihir itu. Wah, Kak Alex terimakasih banyak yah sudah kalahkan kepiting raksasa. Maafkan aku ya teman-teman, gara-gara aku kalian pada khawatir. Aku selalu bertekad untuk mendapatkan batu sihir itu, soalnya sudah sekian lama aku memimpikan batu sihir tersebut."

Setelah itu, Reynold berjalan menghampiri Helena dengan menyodorkan batu sihir berwarna biru kepada pemiliknya. Usai memberikan batu sihir, Reynold berjalan mendekati kepiting raksasa yang telah mati itu.

Helena pun langsung mengambil batu sihir itu, kemudian ia memeluknya se-erat mungkin seraya tersenyum manis.

"Teman-teman kita nggak ada niatan untuk menyantap kepiting raksasa ini, daripada dia mati jadi bangkai mending kita santap saja buat kenyang-kan perut, biar nambah energi rasanya kita sudah banyak menghabiskan energi nan mana untuk mengalahkan kepiting raksasa ini," ajak Reynold.

"Ahh. Boleh juga tuh, lagi pun dari pagi sampai sekarang kita belum makan sama sekali," balas Sky.

"Hum, ngomong-ngomong kalau kita makan kepiting raksasa ini. Apakah bakalan baik-baik saja, soalnya anak panah milik Kak Alex beracun, takutnya kita makan nanti bisa keracunan," ucap
Megalodon karena takut menikmati kepiting raksasa itu.

"Hahaha  ... Megalodon, kau tidak usah takut. Anak panah beracun itu bakalan baik-baik saja, kita 'kan ada Clarita ahli obat-obatan,"  balas Alex.

Megalodon pun kaget dan ia tidak kepikiran. Kemudian, mereka berlima menoleh bersamaan ke arah Clarita dan Helena.

"Ah, kenapa kalian menatapku? Kalian tadi lagi berbicara apa, maaf aku tadi lagi mengobati Helena jadi nggak bisa dengar apa-apa," heran Clarita, lalu Clarita meminta mengulangi berbicara lagi karena tidak mendengarkan obrolan mereka berlima.

"Begini kak. Kata Kak Reynold, dia mau ngajak kita makan kepiting raksasa yang dibunuh tadi. Tapi, Kak Megalodon dia takut kalau makan kepitingnya beracun oleh anak panah Kak Alex. Lalu kata Kak Alex kan ada Kak Clarita bila ada yang keracunan, bisa diobati," balas sih adik kecil dengan mengulangi pembicaraan mereka bertiga kepada Kak Clarita.

"Oalah boleh saja kok. Tapi, ada syaratnya kalian harus bayar 2 emas masing-masing. Karena obat penawar racun ini susah nyarinya," ucap Clarita dengan memainkan mereka bertiga.

"Heh. Harus bayar kah, kirain gratis? Ya sudah deh kalau begitu. Megalodon tolong bayarin aku yah, sekalian ngutang nanti abaku yang tanggung bayarnya," balas Kak Alex.

"Hahaha  ... Alex kau lucu sekali, mana mungkin aku lakukan seperti itu. Baiklah, kalian tunggu sebentar yah, aku bakalan hilangin racun yang ada pada tubuh kepiting raksasa itu," Clarita dengan terkekeh melihat tingkah Alex.

Setelah menyuntikkan obat penawar racun kepada kepiting raksasa itu. Kini mereka bertujuh mulai menikmati kepiting raksasa bakar lalu memakannya dengan secara nikmat.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang