[96] Pembagian Kelompok Baru

5 4 0
                                    

"Megalodon. Anakku, bangun nak ayah sedang menunggumu. Ayo tolong bantu ayah mengalahkan para iblis."

Ayah Megalodon yang sedang berusaha untuk membangunkan anaknya --Megalodon. Kemudian Megalodon kaget seraya terbangun dari tidurnya, karena ia mendengarkan kembali suara seseorang yang selalu dekat dengannya pertama kali.

Setelah itu, Megalodon terbangun dan tatap langsung melihat ayahnya sedang beperang lagi. Naas ayahnya malah mati diinjak para iblis.

"Ayah!!" teriak Megalodon karena melihat ayah mati mengenaskan.

Usai mendengarkan suara Megalodon. Kini Madrik dan Thron juga ikut kaget karena melihat kakaknya---Megalodon, akhir-akhir ini suka mengigau yang di masih rentang umur dua puluh empat tahun.

Kemudian Madrik mendapati kakaknya. Lalu, Madrik menempuk bahu Megalodon berkali-kali.

"Kakak, bangun kak. Apakah kakak baik-baik saja. Bangun, kak. Jangan bikin Madrik khawatir!"

Kini perlahan bahu Megalodon merasa sakit. Karena terlalu lama menahan sakit, Megalodon pun langsung terbangun.

Wajahnya memucat, air keringat bercucuran sehingga kejadian yang ia lihat saat itu seperti ada kenyataan. Selepas itu, Madrik datang menghampiri Megalodon.

"Kakak. Kenapa kakak tidur suka berteriak-teriak akhir ini. Coba kakak ceritakan semua kepada Madrik, biar  Madrik bisa menyelesaikan semua masalah kakak," Madrik yang berusaha menenangkan kakaknya.

Megalodon juga bingung mau membalas apa pada adiknya. Karena orang tua aslinya berbeda dengan tuan raja. Kemudian Megalodon berbohong lagi kepada adiknya dengan mengalihkan balasan yang berbeda.

"Itu, tadi kakak. Hampir nambrak dinding karena terjatuh, entah kenapa mimpi ini sering terjadi. Kemungkinan prediksi tersebut bakalan terjadi kepadaku," balas Megalodon.

"Oh, begitu yah kak. Ya sudah kakak tidak usah percaya dengan prediksi itu, mimpi hanya khayalan kak. Nggak semua akan menjadi kenyataan."

Usai mendengarkan pembicaraan kakak-adik itu, kini Thron hanya memperhatikan pembicaraan mereka. Tetapi, Thron tidak percaya apa yang dikatakan oleh Megalodon. Karena apa yang dibicarakan oleh Megalodon seraya menggaruk-garuk hidung. Kebiasaan menggaruk hidung adalah tanda-tanda berbohong.

"Ya sudah buruan mandi sana. Nanti jam tujuh kita disuruh berkumpul sama Guru Aokai. Yang cepat yah mandinya, soalnya kakak juga mau buru-buru ada info terbaru dengan Guru Aokai," suruh Megalodon.

Madrik dan Thron pun menggangguk bersamaan. Kemudian mereka berebutan pergi ke kamar mandi. Megalodon hanya sempat menggeleng kepala melihat mereka seperti anak kecil yang berumur enam tahun, padahal umur mereka telah berumur delapan belas tahun.

"Mandinya bergantian yah. Kamar mandi cuman satu, kalau pintunya rusak nanti kalian bakalan tidur di luar."

Mereka berdua mengangguk bersamaan.   Kemudian yang masuk kamar mandi pertama kali adalah Madrik, selanjutnya Thron---Megalodon pula.

Setelah mandi, mereka melanjutkan makan favorit--mie udon. Usai menyantap kini mereka bergegas pergi ke lapangan sekolah. Megalodon, Madrik dan Thron berpisah dari barisan. Megalodon masuk barisan di antara teman yang berumur 24 tahun sedangkan Madrik dan Thron masuk barisan di antara teman yang berumur 18 tahun.

***
Sampai di barisan, Megalodon malah di hampiri oleh Helena dan Reynold. Megalodon yang sedang berdiri di barisan depan, malah diisengin oleh Reynold dengan mencolek telinga Megalodon dari belakang.

Megalodon pun kaget, lalu ia reflek cepat menoleh ke belakang. Ternyata yang melakukan keisengan tersebut adalah Reynold.

"Eh, Reynold, Helena kirain siapa? Oh, iya. Sky ada di mana biasanya kalian selalu berkumpul?" kaget Megalodon, lalu ia keheranan karena tidak melihat Sky.

"Oh, Sky. Biasa selalu telat karena kebanyakan kesibukan oleh adik-adik yang sekamar dengannya."

"Ohallo teman-teman sekarang kalian lagi pada ngapain? Maaf datangnya telat biasa ngurusi beban-beban di kamar. Eh Helena dadamu tambah berisi yah, sama
dengan Raya makin suka," sapa Sky.

"Astaga, kirain siapa? Lah, bukannya itu sudah tanggung jawab kamu. Ih, apa sih Sky. Wajar aja sih, kalau wanita sudah berumur puluhan tahun punya dada berisi. Heh, tapi punya adikmu--Aini punya dada lebih berisi lagi lho ditambah bawahnya aduhai karena terlalu sering berlatih menggunakan pedang. Sampai om-om yang melatih Aini pada kalah gara-gara tubuh adikmu yang bikin memuaskan---berakhir sampai banyak nyawa pelatih yang telah habis perlakuan adikmu, " jelas Helena.

Saat mendengar kata-kata Helena. Kini hidung Megalodon keluar darah saat Helena menceritakan dada berisi Aini dan pinggul yang aduhai.

"Megalodon, kenapa hidungmu berdarah? Apakah kamu baik-baik saja?!" panik Helena dan Reynold melihat Megalodon yang hidungnya berdarah.

"Heh. Adikku itu bukan physcopat tapi orang baik. Dada dan pinggulnya karena sudah terbiasa melakukan aktivitas olahraga," balas Sky.

"A--aku baik-baik saja kok, Helena, Sky. Sebenarnya aku tuh alergi matahari---sekarang suka mimisan terus," balas Megalodon berbohong kepada Helena dan Reynold.

Teng!

Teng!

Teng!

Suara bel terdengar sangat kencang, kemudian semua anak-anak berumur dua puluh empat tahun berseteru menghampiri Guru Aokai, yang telah berdiri di lapangan sekolah.

Guru Aokai itu pun tersenyum melihat anak-anak yang berusia dua belas tahun kini telah bertumbuh besar seperti orang dewasa. Kemungkinan di umur mereka 24 tahun sudah rentang untuk menikah, tetapi larangan di sekolah sihir masih berlaku. Mereka akan menikah setelah berumur 30 tahun.

"Selamat datang anak-anakku, terimakasih karena telah berkenan hadir. Hari ini, di hari semester ke-tiga. Guru Aokai akan memberi kabar baik buat kalian. Semester ini sangat luar biasa dan banyak anak-anak lain yang berbondong-bondong untuk merebutkan batu sihir. Tapi sebelum itu ada beberapa persyaratan harus kalian lalui," ucap Guru Aokai memberikan kabar menarik.

"Apa tuh Guru, sepertinya ini sangat menarik?!" serentak dua puluhan anak berteriak karena penasaran dengan Guru Aokai.

"Diam!! Belum kelar guru jelasin. Baiklah karena kalian sudah diam, guru bakalan lanjut penjelasan ini. Untuk syarat yang harus kalian lakuin adalah, pertama di mana setiap anak akan mendapatkan sepuluh kelompok, satu kelompok terdiri dua orang. Kedua hal yang harus kalian lakukan adalah mencari baru sihir di sekitar Pulau Helegram. Ketiga tidak adanya kecurangan, di sini semua anak wajib memakai sapu sihir, tidak keributan dan juga mengganggu kehidupan rakyat di sekitar pulau ini. Bila kalian telah mendapatkan baru sihir, maka kalian harus pulang kembali ke sekolah sihir. Nantinya guru Aokai akan mengupgrade sihir kalian biar terlihat sempurna," jelas Guru Aokai.

"Guru. Maaf mau tanya soal per kelompokkan.  Nantinya siapa yang berhak untuk menentukan kelompok, apa kami harus mencari kelompok masing-masing guru?" tanya Megalodon.

"Ahh. Guru sampai lupa, terimakasih Megalodon karena sudah mengingatkan guru. Nanti soal per kelompokkan semua anak-anak akan berpatisipasi seperti kalian datang berkumpul sekolah sihir pertama kali. Kemudian satu anak berhak mendapatkan kertas, dalam kertas terdapat 10 angka, lalu barang siapa mendapatkan nomor yang sama makan mereka akan tetap satu kelompok. Bapak harap kalian rukun dan saling menghargai satu sama lain."

Semua anak-anak menggangguk dan bertempuk tangan mengikuti perintah Guru Aokai yang diinginkan.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang