[109] Pantai Homura

12 4 0
                                    

Sepanjang malam bukit yang mereka tiduri perlahan berkelana mengelilingi lautan. Sebenarnya bukit itu bukanlah sembarang bukit melainkan kura-kura yang berukuran raksasa, rasanya tidur seharian membuat tempurungnya ikut terganggu akibat kelakuan mereka bertujuh.

Seiring lama bukit mereka tiduri telah di bawa ke sebuah pantai---mereka bertujuh tidak sadar bahwa telah terdampar di tempat berbeda.

Cring!

Cring!

Suara alarm jam tangan milik Clarita berbunyi---menunjukkan pukul enam pagi. Kemudian, Clarita dan keenam temannya masih tidur berada di dalam goa.

Saat menoleh ke arah Alex yang sedang tertidur, membuat Clarita salah tingkah dan ia menyadari kalau wajahnya Alex yang dulu masih terlihat ketampanannya meski sedikit.

Beberapa menit berlalu, Sky mulai terbangun dari tidurnya. Kemudian disambut Megalodon, Alex dan Helena juga terbangun. Tinggal Reynold dan adik kecil yang masih tertidur nyenyak, mereka berdua seraya be-dekapan---mereka berlima melihat bahwa Reynold seperti bapak dan anak.

Bila dipikir oleh Megalodon, Reynold itu sangat cocok sebagai ayah sambung buat adik kecil tersebut. Biasanya Reynold tidur suka brutal--menerjang semua orang, tapi saat didekatkan sama adik kecil kini malah be-dekapan.

Tidak lama Reynold pun mulai terbangun disambut lagi si adik kecil juga ikut terbangun. Saat ke luar goa, Reynold melihat Clarita, Alex, Megalodon dan kedua temannya sedang berdiri memperhatikan sesuatu.

"Hoaah, selamat pagi teman-teman. Tumben kalian bangunnya pagi banget," sapa Reynold.

Saat Reynold menyapa, mereka berlima tidak ada satu pun membalas sapaannya. Karena mereka terlalu sibuk menatap ke depan, Reynold perlahan menghadap ke depan ternyata tempat yang ia lihat bukanlah hutan belantara melainkan pantai.

Reynold sontak kaget, tiba-tiba yang mereka lihat sudah ada di pantai. Selepas itu sih adik kecil pergi ke luar goa menemui mereka berenam dengan mengajak melanjutkan perjalanan ke rumah ibunya.

Adik kecil itu menghampiri Megalodon. "Kakak, ayo kita lanjutkan pergi lagi. Untuk menyembuhkan penyakit ibuku," ajaknya.

Megalodon yang berdiam memperhatikan pantai, kini ia kaget dan terganggu oleh pegangan sih adik kecil tersebut. Kemudian, Megalodon menoleh lalu ia berlutut seraya berbicara kepada sih adik kecil itu.

"Dek, kakak tau kalau kau ingin membawa kami ke rumahmu untuk menyembuhkan ibumu. Tapi, coba kau lihat di depan dulu, sebenarnya kita ini sedang di pindahkan tempat yang berbeda," ucap Megalodon.

Sih adik kecil itu pun kaget, lalu ia mengangguk sembari menghadap ke depan. Apa pun diucapkan oleh Megalodon ada benarnya.

"Ke-kenapa kita bisa sampai di sini. Bukannya kemarin kita berada di hutan belantara, apakah ini hanyalah semacam teleportasi?" heran sih adik kecil.

"Entah, kakak juga tidak tahu. Kenapa kita bisa ada di sini, sepertinya di bukit ini terdapat misteri yang belum terpecahkan," balas Megalodon.

Selepas melihat-lihat, kini mereka bertujuh dari bukit turun berjalan langsung menuju pantai itu seraya mencari informasi.

Dua ratus meter perjalanan, Alex berhenti sejenak kemudian. Ia melihat sebuah papan lokasi berjudul Pantai Homura. Kembali dengan Pantai Homura, membuat Reynold tidak asing mendengarkan perkataan itu.

Lalu Reynold membuka lembaran peta yang telah dikasih oleh Guru Aokai.

Srek!

Suara lembaran kertas terdengar amat nyaring---mereka berenam, semua berbalik dan menoleh ke suara tersebut.

"Helena, sepertinya lokasi batu sihir milik kita ada di sekitar sini. Soalnya dalam peta sesuai dengan tempat kita injak Pantai Homura," ucap Reynold yang memberi tahu kepada Helena.

"Hah, yang benar mana sini lihat kan kepadaku," balas Helena.

Kemudian Reynold menyodorkan lembaran kertas yang berisi peta kepada Helena. Helena pun menarik kertas dengan paksa.

Srek!

Saat Helena membuka kertas hingga memperhatikan isi kertas peta tersebut. Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Reynold.

"Megalodon?" panggil Helena seraya mengukir senyum manisnya.

"Iya, Helena ada apa?" balas Megalodon, karena tidak tahan melihat senyum Helena, perlahan hidungnya mimisan.

"Anu. Megalodon, bolehkah kamu mau temani kami untuk mencari batu sihir punyaku dan Reynold. Soalnya keberadaan batu sihir kami ada di sekitar Pantai Homura," pinta Helena.

"Hah, yah benar ya sudah boleh saja kok. Kita kan team meskipun beda kelompok, kita juga harus kerjasama selalu. Kan kata Kak Alex, ia akan membawa kita untuk mendapatkan semua batu sihir. Bila sudah dapat semua, baru kita pulang bersama-sama," balas Megalodon.

Helena pun kaget dan ia tidak menyangka kalau Megalodon mau membantu mereka berdua.

"Kak Alex, Kak Clarita, adik kecil yang tidak tahu namanya. Aku mau berdiskusi sebentar ada satu hal yang ingin ku katakan," panggil Megalodon.

Alex, Clarita dan sih adik kecil menoleh bersamaan, lalu datang menghampiri Megalodon.

"Iya Megalodon ada apa engkau memanggilku?" heran Alex. Clarita dan sih adik juga datang mengikuti apa yang Alex katakan.

"Begini, kak. Tadi Helena memberi tahu kepadaku. Katanya batu sihir mereka berada di sekitaran Pantai Homura, apakah kakak mau membantu mereka berdua?" balas Megalodon yang memberi tahu kepada Alex, Clarita dan sih adik kecil.

"Hum, kalau aku sih ikut-ikut saja, karena aku juga sudah pernah berjanji untuk menemani kalian sampai mendapatkan batu sihir. Tapi, nggak tahu tanggapan Clarita dan sih adik kecil itu" ucap Alex mendukung permintaan Megalodon.

"Kalau aku sih, ikut-ikut saja tapi aku nggak tau sama sih adik kecil yang imut ini dan juga aku tidak tau di mana kita sekarang. Kasihan ibunya sih adik kecil ini, nanti sakitnya tambah parah," tanggap Clarita.

Mendengarkan balasan Alex dan Clarita membuat Megalodon sangat senang mendengarnya. Tapi, ada satu yang masih belum terjawab---Megalodon, Sky, Helena dan Reynold juga masih merasa kasihan dengan sih adik kecil itu.

Saat mereka memperhatikan sih adik kecil, kini ia malah ragu untuk menjawab. Tapi, ia tidak bisa mengambil keinginan sendiri.

"Kak Megalodon, Kak Clarita, Kak Alex dan semua maafkan aku karena selalu merepotkan kalian. Sebenarnya sih aku ikut-ikut saja, mungkin batu sihir itu berguna buat Kak Helena dan Kak Reynold. Kalian tidak usah mengkhawatirkan aku, lagi pun ibuku bakalan baik-baik saja. Karena di sana juga sudah ada adikku yang ngurus," jelas sih adik kecil.

Mereka berenam kini hanya diam saja, perlahan air mata mereka mengalir hingga membendung di tengah dagu. Kemudian mereka datang menghampiri sih adik kecil dengan mendekap satu-persatu---menjatuhkan air mata seraya membasahi rambut adik itu.

Usai bercakap-cakap, Alex, Clarita, adik kecil, Megalodon dan kedua temannya berkelana Pantai Homura untuk mencari batu sihir milik Helena dan Reynold dengan mengikuti peta yang telah diberikan oleh Guru Aokai---mulai berjalan ke utara.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang